Beberapa ahli percaya bahwa ungkapan Yesus, "Beri kami hari ini makanan kami yang secukupnya" dalam Doa Bapa Kami, adalah rujukan ke manna, yang berarti bahwa kita harus mempercayai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik kita sehari demi hari, seperti yang dilakukan orang Yahudi di padang pasir.
Kristus sering menyebut dirinya sebagai roti: "Roti yang benar dari surga" (Yohanes 6:32), "Roti Allah" (Yohanes 6:33), "Roti kehidupan" (Yohanes 6:35, 48), dan Yohanes 6:51 berkata : "Aku adalah roti hidup yang turun dari surga. Jika ada yang makan roti ini, dia akan hidup selamanya. Roti ini adalah dagingku, yang akan kuberikan untuk kehidupan dunia."
Saat ini, sebagian besar gereja Kristen merayakan kebaktian perjamuan kudus atau Perjamuan Kudus, di mana para peserta makan roti, seperti yang Yesus perintahkan kepada para pengikutnya untuk lakukan pada Perjamuan Terakhir (Matius 26:26).
Penyebutan manna terakhir terjadi dalam Wahyu 2:17, "Bagi dia yang mengalahkan aku akan memberikan beberapa manna yang tersembunyi ..." Salah satu interpretasi dari ayat ini adalah bahwa Kristus menyediakan makanan rohani (manna tersembunyi) ketika kita berjalan melalui padang belantara dari dunia ini.
V Merawat Hidup Bersyukur atau Memelihara Kekawatiran
 Padang Gurun Kehidupan
Padang gurun yang dihadapi merupakan arena perjalanan hidup manusia setiap hari yang didalamnya berhadapan dengan beragam persoalan, kesulitan dan pergumulan, yang kalau salah mengelola akan berakibat fatal bagi hidup manusia itu sendiri.
Lihat padang pasir itu seperti gambaran kesulitan hidup:
- Curah hujan sangat rendah, dibawah 250 mm/tahun.Â
- Keadaan tanah sangat tandus, tidak dapat menyimpan air
- Intensitas matahari sangat tinggi
- Evaporasi atau penguapan sangat tinggi
- Kelembapan udara sangat rendah
- Suhu lingkungan sangat ekstrim, siang mencapai 60 derajat celcius dan malam hari 0 derajat celcius.
- Tumbuhan yang hidup hanya xerofit (tanaman akar panjang, batang dan daun berlapis lilin untuk cegah penguapan)
- Air tanah asin
Gambaran padang gurun diatas menyimpulkan bahwa disana tidak ada dukungan kehidupan yang memadai dan cukup untuk bertahan lama. Makanya tidak ada orang yang tinggal dan hidup di padang pasir.
Situasi inilah yang diizinkan oleh Tuhan dialami oleh bangsa Israel selama 40 tahun untuk membuktikan kesetiaan dan penyertaan serta perlindungan janji dari Tuhan sendiri.
Bersyukur atau Kuatir: