Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membangun Hidup Bersyukur atau Memelihara Kekuatiran

6 Agustus 2019   19:11 Diperbarui: 7 Agustus 2019   10:34 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I Hidup itu Perjalanan 

Tidak ada hidup yang selalu berjalan mulus dan lancar tiada hambatan dan kesulitan. Bahkan sebaliknya, hidup selalu berjalan bersama dan dalam situasi penuh problem, kesulitan, hambatan, masalah tiada henti dan terus menerus hingga akhir hayat di dunia ini. Selesai satu persoalan maka akan muncul persoalan berikutnya, melewati sebuah hambatan akan diikuti hambatan lain berikutnya.

Setiap orang pasti mengalami berbagai kesulitan dalam menjalani hidup dari hari ke hari, tahun ke tahun. Setiap manusia menjadi dan dibentuk dengan dinamika hidup yang up and down, masalah dan sukacita, problem dan kemudahan, kesuksesan dan kegagalan bahkan putus harapan.

Di dalam dinamika perjalanan hidup itulah setiap orang terbentuk secara berbeda-beda. Karena sikap, cara dan strategi menghadapi dan mengelola dinamika hidup itu pasti berbeda.

II  Keluar dari Perbudakan

Pengalaman hidup seperti itu yang juga di alami oleh orang Israel selama 40 tahun berkeliaran di padang pasir. Sejak keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan bagi mereka.

Sungguh pengalaman yang sangat tidak "nyaman" di sepanjang perjalanan, walaupun Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka sedetikpun baik dalam suka dan terutama dalam kesulitan.

Mereka harus keluar dari tanah Mesir, dari jajahan dan kendali perbudakan oleh penguasa Mesir. Walaupun mereka berkecukupan dalam segala kebutuhan, bahkan melimpah apa yang dibutuhkan setiap hari, tetapi status mereka tetap budak dan penindasan penguasa Mesir pada waktu itu.

Itulah sebabnya Tuhan mengambil mereka keluar dari tanah perbudakan itu agar menjadi bangsa yang mandiri dan diberkati Tuhan dalam perjalanan hidup selanjutnya. Dan itu mereka harus melewati sebuah proses yang panjang, 4o tahun, dengan penuh "kekejaman" padang gurun pasir yang sangat berbahaya bagi keselamatan hidup mereka.

Namun, Tuhan memang sungguh-sungguh menguji bangsa pilihan ini untuk mewujudkan sebuah bangsa yang baru bagi mereka  di tanah perjanjian.

III  Manna dari Surga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun