Keempat, masuk dalam peringkat 100 dunia. Meyakini bahwa PTN menjadi salah satu perguruan tinggi peringkat 100 dunia menjadi representasi kualitas perguruan tinggi yang diterima pada level global. Menjadi standar kualitas output yang bisa berkompetisi pada level dunia internasional.
Mencermati 4 alasan yang dikemukakan oleh menteri di atas, harus diakui tidak mudah apalagi mau instan seperti membalik tangan saja, atau seperti menyeduk mie instan langsung di makan. Memahami Visi Indonesia yang di deklarasikan oleh Presiden terpilih 2019-2024 Jokowi, dan mengharapkan kualitas SDM Premium, bahkan kualitas ASN sekaliber world-class sungguh menjadi tantangan yang menuntut kerja keras dari seluruh stakeholders.
Kalau dikhawatirkan apakah bisa terwujud? Jawabannya tentu saja bisa direalisasikan dengan kerja keras yang terus menerus.
Ada 2 hal yang musti dicermati sebagai area yang menjadi sumber masalah kritis yang sangat menentukan keberhasilan mewujudkan mimpi dari Kemenristekdikti di atas, yaitu:
- Penguasaan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bicara peringkat 100 dunia, dan PTN dipimpin oleh Rektor Asing, maka penguasaan bahasa asing menjadi persyaratan mutlak. Seberapa mungkin ini bisa dipenuhi oleh kampus, apalagi dalam jangka waktu yang singkat.
Harus mulai darimana untuk memenuhi persyaratan penguasaan bahasa asing ini. Bukan saja mahasiswa yang harus berbahasa Inggris dalam proses pembelajaran, tetapi juga semua dosen dan staf perguruan tinggi itu. Dipastikan, kalau persyaratan ini tidak terpenuhi, akan menjadi hambatan mengoptimalkan kehadiran rektor asing tersebut.
- Perubahan budaya kampus yang global. Walaupun corporate organization bisa diubah, tetapi tidak bisa dalam waktu singkat. Membutuhkan waktu kalau tuntutannya adalah budaya dunia. Rektor asing harus menghadapi budaya lokal Indonesia yang masih sangat kental dan selama ini dianggap sebagai hambatan bagi PTN mengglobal. Perubahan budaya akademik yang bertaraf internasional, membutuhkan perubahan mindset, behavior dan kepemimpinan. Sangat mungkin, kalau ini tidak dikelola, akan menjadi hambatan yang signifikan.
Tentu saja masih banyak faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan dari wacana menghadirkan rektor asing untuk memimpin PTN di Indonesia. Kata kuncinya adalah kesiapan dari kampus yang akan dijadikan pilot proyek untuk wacana ini.
Ketidaksiapan dari perguruan tinggi negeri yang akan menjadi uji coba, hanya menjadi "bumerang" bagi pemerintah, PTN yang bersangkutan. Bahkan juga bagi rektor asing yang akan dihadirkan.
Selamat datang Rektor Asing, semoga selamat sampai ke tujuan!