Ini berkaitan dengan mentalitas. Kalau seseorang yang dicari adalah gaji tiap bulan ini namanya mentalitas karyawan. Anda bekerja, kemudian dibayar sesuai dengan kinerja Anda, serta sesuai dengan kondisi dan kebijakan yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagai karyawan, Anda tidak dalam posisi mengatur perusahaan sesuai keinginan sebagai karyawan, tetapi tunduk pada aturan perusahaan yang diatur oleh manajemen.
Sebagai seorang pegawai memang tidak mempunyai risiko yang berat. Bahkan ketika perusahaan tidak untung masih bisa menerima gaji dan bahkan lembur dan sebagainya.
Sebaliknya apabila opsi jalan hidup yang dipilih sebagai entrepreneur, penuh dengan risiko bahkan menjadi pemberi kerja bagi pegawai untuk aktifitas perusahaannya. Memiliki keberanian untuk semua risiko yang mungkin akan muncul, termasuk risiko yang paling ekstrim.
Kalau melihat lulusan sebuah universitas ternama yang menjadi viral di media sosial, dipastikan dia memiliki mentalitas pegawai dan sekedar mencari gaji saja. Dia bukan seorang entrepreneur.
Entrepreneur : Kunci Kemajuan Bangsa
Sejak 40an tahun silam, mata kuliah Entrepreneur wajib diajarkan kepada mahasiswa. Dan hingga kini sudah berkembang luar biasa. Bahkan ada sebuah universitas di Indonesia yang mengklaim dirinya sebagai Universitas Kewirausahaan. Bukan hanya itu, banyak fakultas yang menjadikan kewirausahaan sebagai center of excellent program studinya.
Mengapa begitu penting entrepreneur ini diajarkan bagi mahasiswa?
Hasil penelitian dan sudah dibuktikan bahwa kemajuan suatu bangsa dalam pembangunannya sangat ditentukan oleh jiwa wirausaha penduduknya. Bahkan, Jepang sebagai salah negara maju di dunia, sehingga dalam waktu singkat bisa keluar dari kehancurannya sebagai akibat dari Perang Dunia kedua waktu itu, memiliki syarat ini. Jumlah penduduk Jepang yang memiliki jiwa wirausaha lebih dari 2,5%.
Dalam prakteknya, diyakini bahwa suatu negara akan menjadi negara maju kalau penduduknya terdapat 2,5 persen hingga 10% yang termasuk entrepreneur. Semakin banyak prosentase populasi yang memiliki jiwa wirausaha maka akan semakin maju negara itu.
Dengan demikian, untuk bisa mengejar ketertinggalan pembangunannya, maka pemerintah berusaha untuk memperbanyak jumlah wirausaha. Itu sebabnya, kurikulum pendidikan tinggi maupun sekolah lanjutan diberikan bobot "bagaimana membangun jiwa wirausaha" bagi generasi muda.
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan sekarang sudah sangat berkembang dan menjadi ikon dalam pelatihan sumber daya manusia di semua bidang dan level.