Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Surya Paloh Membebaskan Anies dari "Penyanderaan"

25 Juli 2019   09:17 Diperbarui: 25 Juli 2019   13:28 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=OowLOpAOeIM

Prabowo dan Mega : Nasi Goreng

Pertemuan antara Prabowo dengan Megawati di kediaman Ketua Umum PDIP jalan Teuku Umar Jakarta, yang terjadi pada Rabu 24 Juli 2019, tidak kalah seru dengan pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo 10 hari yang lalu pada Sabtu 13 Juli 2019 di atas MRT.

Dinamika politik dilingkungan Parpol betul-betul seperti "kepanasan" tiada terkira. Dan menjadi acara utama di prime time sejumlah stasiun televisi dengan sejumlah nara sumber yang komplit.

Walaupun, Megawati dan Prabowo sudah menjelaskan bahwa perjumpaan mereka hanya sekedar makan nasi goreng bikinan Megawati tetapi publik tetap saja memaksakan "ingin tahu" lebih dalam lagi, ada apakah gerangan dibalik pertemuan itu.

Spekulasi politik-pun  tak bisa dihindarkan. Khususnya dua isu utama yang sangat seksi dan super hot, yaitu susunan kabinet kerja jilid II Jokowi  dan  Ma'aruf Amin, dan konstelasi "perebutan" dan "pembagian" kursi pada pimpinan legislatif baik DPR, MPR dan DPD dengan segala bagian-bagiannya.

Wajar saja pertemuan ini menjadi pintu kunci bagi publik menjawab dua isu utama tersebut yang dipastikan akan semakin panas hari demi hari. Sangat mungkin, ketegangan yang tinggi akan berujung pada konflik, dan konstelasi koalisi akan berubah sesuai dengan tawar menawar yang akan terjadi.

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/25/09270411/menerka-makna-nasi-goreng-racikan-megawati-untuk-prabowo
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/25/09270411/menerka-makna-nasi-goreng-racikan-megawati-untuk-prabowo
Megawati dan Prabowo menjadi pusat pengendalian arah dinamika pengelolaan isu utama tersebut. Karena Mega dengan PDIP-nya sebagai penguasa suara terbanyak di DPR bersama Presiden terpilih, tetapi juga Prabowo sebagai urutan kedua dan ketiga perolehan suara dan kursi di legislatif yang memiliki posisi tawar menentukan bagi koalisi yang mungkin bersamanya.

Anies dan Paloh : Capres 2024

Situasi menjadi tambah seru dan penuh tanda tanya ketika pada saat bersamaan Anies Baswedan, Sang Gubernur DKI Jakarta berjumpa dengan Surya Paloh, Sang Ketua Nasdem nan pengusung dan pendukung koalisi kabinet kerja Jokowi dalam sebuah acara khusus di kantor Nasdem.

Berjumpa Palo dan Anies saja tidak jadi soal dan berita. Tetapi statement Surya Paloh tentang kemungkinan Anies Baswedan menjadi Capres 2024 menjadi pemicu spekulasi politik di tanah air.

Di media sosial berbagai nada miring bahkan hujatan kepada kedua tokoh ini menjadi viral dimana-mana. Misalnya, publik mempertanyakan sikap Surya Paloh yang seakan-akan sudah pecah kongsi dengan koalisi Jokowi dan malah mulai mengurus Anies sebagai Capres 2024. Kendati ada penjelasan dari petinggi Nasdem bahwa itu hanya sebuah pertemuan biasa, dan Anies itu merupakan salah seorang yang termasuk deklarator Nasdem.

Tapi, yang namanya politik, siapa percaya begitu saja penjelasan bahwa Paloh tidak ada apa-apanya dengan Anies menuju ke 2024, dan siapa bilang bahwa hubungan dengan Jokowi dan koalisi kabinet kerja baik-baik saja. Publik melihat, bahwa politik itu bisa berubah dalam hitungan detik.

Paloh bebaskan Anies dari "penyanderaan"

Dalam politik memang banyak hal seperti kebetulan saja kejadiannya. Dan anehnya, justru yang kebetulan-kebetulan itulah yang menjadi kenyataan di kemudian hari.

Tidak tertutup kemungkinan kejadian kemarin antara Mega dan Prabowo, kemudian Paloh dengan Anies betul-betul menjadi kenyataan.

Kenyataan dan fakta yang ada adalah setelah Prabowo jumpa dengan Jokowi, maka simpul kunci terbukti bahwa selama ini Prabowo "tersandera" oleh kelompok PA 212 dan teman-temannya. Pimpinan teras PA 212 telah mengungkapkannya terang benderang di depan publik. Termasuk mereka menunggangi dan memperalat BPN, Prabowo dan Sandi demi tujuan politik besar mereka. Dan karena gagal mereka akan mencari tunggangan berikutnya.

Situasi ini mengantar pemahaman publik bahwa sasaran PA 212 berikut adalah Sang Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang juga publik sangat paham kedekatan mereka, terutama ketika proses pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang menelan "korban" si Ahok nan BTP.

Bila analisis ini benar bahwa tunggangan berikut serta alat perjuangan mereka adalah Anies Baswedan, maka publik menilai sesuatu yang mengkuatirkan. Sehingga ranah dinamika politik mencapai sensitifitas yang semakin memanas terhadap setiap gerak gerik dari seorang Anies Baswedan.

Nampaknya ini benar, ketika pertemuan Anies dengan Surya Paloh kemarin menjadi titik kunci menerjemahkan dinamika politiknya.

Bila benar Surya Paloh dengan Nasdem nya menjadi sekutu dan koalisi dengan Anies maka sesungguhnya ini menjadi pertanda baik adanya. Karena Anies akan terbebas dari "penyanderaan" oleh PA 212 yang hanya ingin sebuah tunggungan dan alat saja.

https://www.tribunnews.com/metropolitan/2018/11/19/anies-baswedan-menyetujui-pa-212-gelar-reuni-akbar-di-monas
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2018/11/19/anies-baswedan-menyetujui-pa-212-gelar-reuni-akbar-di-monas
Peristiwa kebetulan yang memiliki makna politik yang signifikan, dengan pelan-pelan Anies akan menjadi Gubernur yang benar-benar mengurus Jakarta untuk kepentingan rakyat dan bangsa ini, dan bukan demi kepentingan kelompok politik yang akan menjauhkannya dari cita-cita luhur negeri ini, yaitu NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika.

Tak bisa dipungkiri bahwa selama kepemimpinan Anies sebagai Gubernur DKI, publik menjadi sangat gemas dan was-was ketika seakan-akan kinerja yang dipertontonkan Anies semakin jauh dari harapan publik. Dan malah semakin banyak problem dan kontroversi yang selalu menuai sikap pro dan kontra.

Ini memang menjadi tidak sehat. Ya, kalau kelompok yang memang tidak menyukai seorang pemimpin, maka apapun yang dilakukan oleh si pemimpin itu, tidak ada benarnya. Demikian sebaliknya, kalau sikapnya sudah positif maka semuanya positif, walaupun sesungguhnya kinerjanya juga tidak baik-baik banget.

Surya Paloh memang menjadi tokoh penting dalam merangkul tokoh seperti Anies agar membebaskannya dari cengkeraman sikap negatif publik, dan terlebih agar tidak juga terus ditunggangi apalagi diperalat oleh kepentingan radikalisme dan terorisme maupun kelompok pemecah belah lainnya.

Dinamika politik : menuju Kabinet Kerja II dan Legislatif

Inilah dinamika politik negeri ini, semua orang harus bersabar melewatinya dan tidak perlu tergesa-gesa mendahului segala sesuatu yang belum terjadi.

https://www.realitarakyat.com/2019/04/26/beredar-susunan-kabinet-kerja-jilid-ii-jokowi-maruf-amin/
https://www.realitarakyat.com/2019/04/26/beredar-susunan-kabinet-kerja-jilid-ii-jokowi-maruf-amin/
Tetap mencermati dan memberikan input yang membangun peradaban politik yang bermoral dan beretika demi kemajuan bangsa dan negara ini menjadi lebih baik dan lebih maju.

YupG. 25 Juli 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun