Mencermati perjalanan Kabinet Kerja jilid II 2019-2024, yang dipastikan jauh lebih berat mengingat target untuk mendekati visi dan misi pembangunan yang sudah dijanjikan oleh Jokowi dan Ma'aruf Amin ketika berkampanye dalam proses Pilpres yang lalu.
Dibutuhkan orang-orang yang termasuk gila untuk mewujudnyatakan mimpi Jokowi tersebut. Dan dalam kerangka inilah sesungguhnya seorang Ahok menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar untuk mendukung gerbong Jokowi selama 5 tahun kedepan.
Tentu saja gagasan gila ini, sejauh tidak bertrabrakan dengan ketentuan hukum yang berlaku, terutama terakait dengan Ahok yang sudah menjalani 2 tahun hukuman sebagai pesakitan karena pelecehan agama islam.
Terlepas dari Ahok dalam diri BTP, pesan penting dan utama adalah adanya banyak AHOK lainnya yang memiliki ide gila dalam membangun negeri ini, sejalan dan sebarisan dalam Kabinet Kerja II Jokowi-Amin. Gaya, style dan karakteristik gila seorang Ahoklah yang dibutuhkan dalam mengubah Indonesia lebih cepat.
Gagasan gila ini semakin signifikan, terutama ketika ada tantangan dari kelompok-kelompok garis keras yang tentu saja memiliki agenda politik yang serius di sepanjang perjalanan periode kepemimpinan Jokowi kedepan. Ini tidak boleh dianggap remeh temeh, kalau tidak akan menjadi faktor "pengganggu" bagi perwujudan mimpi besar Jokowi buat Indonesia memasuki 2030 dan 2045.
Merekrut orang-orang yang tegolong gila ide, gila perubahan, gila kemajuan menjadi tuntutan bagi target kemajuan yang harus ditorehkan buat Indonesia 5 tahun kedepan. Sebab, dengan segala rintangan dan hambatan, maka pada periode ini Jokowi dan Ma'aruf Amin membutuhkan lompatan besar, great escape, bagi kemajuan republik Indonesia kedepan.
Tanpa great escape, tanpa lompatan besar di segala bidang yang didukung dan dieksekusi oleh orang-orang gila dalam kabinet kerjanya, maka mimpi tentang visi Indonesia 2019-2024 hanyalah sebuah mimpi saja!
Mari membangun Indonesia dengan ide gilla, put on the table your crazy ideas for Indonesia !
YupG. 19 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H