Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna "Ewuh Pakewuh" Prabowo Ketika Bertemu Jokowi di MRT

14 Juli 2019   02:14 Diperbarui: 14 Juli 2019   13:17 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah di nanti penuh penasaran, Prabowo dan Jokowi bertemu setelah hiruk pikuk sengketa hasil Pilpres 2019 yang sudah berjalan selama hampir setahun. Dan tempat bertemu kedua tokoh ini juga "heboh" karena diadakan di atas MRT dari Lebak Bulus ke Senayan. Ada banyak hal menarik untuk dimaknai, termasuk bahasa tubuh kedua tokoh ini.

Kata-kata di tengah ucapan Probowo ketika membalas sambutan Jokowi ketika pukul 10.15 wib tiba di stasiun MRT Senayan adalah bahwa ada "Ewuh Pakewuh" dari pihaknya untuk bertemu dengan Jokowi, disertai penjelasan lanjut "ada tata krama".

Kata-kata khas bahasa Jawa Inggil (bukan bahasa Jawa biasa yang dikenal sebagai bahasa "ngoko".

Kemudian Prabowo menyatakan bahwa perlu tatap muka. Inilah makna tata karma yang dimaksud oleh Prabowo.  Tatap muka merupakan komunikasi langsung, di mana komunikasi verbal dan non verbal dapat dilaksanakan yang merupakan komunikasi lengkap.

Makna "ewuh pakewuh" lebih menunjukkan perasaan beretika seorang Prabowo bahwa sesungguhnya "mau tidak mau - suka tidak suka -  perasaan sungkan, ada keinginan lebih, tidak cukup hanya melalui ucapan mulut."  

idntimes.com
idntimes.com
Di sini dapat dimengerti bagaimana "kuasa" media digital, komunikasi atau pembicaraan dari jarak jauh tetap ada kekurangannya.

Di sini dibuktikan bahwa komunikasi langsung tatap muka tetap diperlukan, karena itu dalam disrupsi era industri 4.0 sudah lama dipikirkan dan dijalankan bahwa untuk komunikasi jarak jauh dikerjakan melalui video conference; ada muka peserta konferensi atau perbincangan   dari kota lain yang sedang berkomunikasi dengan pihak lain di kota yang berjarak jauh dapat berkomunikasi.

Itu merupakan salah satu cara mengatasi disrupsi, namun tidak bisa dihindari paling baik adalah pertemuan tatap muka.

Dari gerak-gerik Jokowi maupun Prabowo dapat kita tarik juga makna komunikasi non verbal, yang sudah menjadi kebiasaan ke dua tokoh ini, dan tidak dapat diubah dengan berbagai pemaknaan tergantung budaya yang kita yakini.

Perhatikan gerak tangan Jokowi, ketika duduk berdampingan di dalam kereta  MRT, berkali-kali suka membuka tangannya kearah bawah badan.

rmolbanten.com
rmolbanten.com
Ada yang memaknai bahwa itu simbol Jokowi yang  orangnya sederhana, ingin menerima masukkan, memohon yang terbaik. Betul, sebuah kerendahan hati yang sesungguhnya merupakan kekuatan dari seorang Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia. Kekuasaan yang ada di tangannya, menjadi sangat powerful ketika memiliki kerendahan hati, bukan rendah diri apalagi merendahkan orang lain.

Namun jika Jokowi beberapa kali mengusap rambutnya, belum tentu itu dapat diartikan sebagai "nervous". Itu gaya lain dari bahasa tubuh yang selalu digunakan oleh Jokowi, termasuk kesukaannya untuk memegang bagian kancing ujung kemajanya di kiri atau di kanan, seakan-akan sedang merapakinnya.

detik.com
detik.com
Tetapi jika kita bandingkan ketika kedua tokoh yang sangat berpengaruh di Indonesia ini, duduk dekat berdampingan, sikap Jokowi di Restoran di Senayan, tidak pernah perlu mengusap rambutnya.

tirto.id
tirto.id
Secara Ilmu Komunikasi Non Verbal, ada betulnya bahwa Jokowi sudah sangat tenang daripada ketika bertemu Prabowo dan duduk berdampingan dalam kereta MRT.

Jelas, budaya militer Prabowo tidak bisa ditinggalkan, dimanapun jika berkomunikasi perlu mengacungkan telunjuknya, yang menyatakan keinginan instruksinya dituruti.

republika.co.id
republika.co.id
Jika Jokowi tidak pernah melambaikan tangannya kepada publik, ketika pertemuan tadi pagi dari stasiun MRT  berjalanan menuju mall FX Sudirman; Prabowo masih senang melambaikan tagannya ke publik.

Ada teman yang memberi arti bahwa Prabowo tetap  berhalusinasi dia dielu-elukan.

Nah arti halusinasi ini kami serahkan pada masing-masing Anda memaknai sendiri.

Note - Artikel hangat ini disiapkan dan dikirimkan oleh seorang sahabat baik Ludwig Suparmo, serong senio di area  Strategic Communication Specialist

YupG. 13 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun