Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Akankah Jokowi Menggaet Salah Satu dari 4 Pemimpin Perusahaan Unicorn Ini?

8 Juli 2019   19:13 Diperbarui: 9 Juli 2019   08:25 3398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meet the CEOs Behind Indonesia’s 4 Biggest Startups (foto: prospectsasean.com)

Bicara ke depan berarti bicara teknologi, dan itu artinya semua pengelolaan akan berbasis pada apa yang sering disebut Management based Cyber Technology. Tidak saja di bidang ekonomi dan bisnis, tetapi juga dalam bidang keamanan, sosial, pariwisata, dan sebagainya.

Keenam, dipastikan pada periode terakhir Jokowi sebagai penguasa tertinggi di negara ini, akan meminta semua menterinya untuk tidak lagi gagap teknologi dan aplikasi. Karena sesungguhnya, itu menjadi jawaban dari tuntutan masa depan yang dilihat oleh Jokowi agar Indonesia bisa segera berlari dan terus berlari bersma.

Dengan alasan-alasan di atas, menjadi penting bagi Jokowi untuk memilih salah satu dari 4 orang hebat ini menjadi salah seorang muda masuk kabinet kerjanya.

Menkominfo Rudiantara, CEO Go-jek Nadiem Makarim, CEO Traveloka Ferry Unardi, CEO Tokopedia William Tanuwidjaya, dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, saat swa-foto bersama dengan para start-up lokal di 1st NextICorn International Summit, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (09/05/2018). - (Foto: kominfo.go.id)
Menkominfo Rudiantara, CEO Go-jek Nadiem Makarim, CEO Traveloka Ferry Unardi, CEO Tokopedia William Tanuwidjaya, dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, saat swa-foto bersama dengan para start-up lokal di 1st NextICorn International Summit, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (09/05/2018). - (Foto: kominfo.go.id)
Ferry Unardy (Traveloka)
Pemuda yang baru berusia 30 tahun ini dengan kekayaan sekitar 145 juta US dollar memulai bisnis start up dengan platform pemesanan tiket pesawat. Dan kini usaha Traveloka berkembang luar biasa karena meluas ke tiket kereta api, hotel, dan atraksi-atraksi di tempat wisata.

Ferry merupakan lulusan Purdue University, Amerika Serikat dengan jurusan Computer Science and Engineering pada tahun 2004, yang ditempuh dalam 4 tahun, kemudian bekerja sebagai seorang software engineer di Microsoft selama tiga tahun setelah lulus kuliah. Namun karena tidak puas dengan kariernya di raksasa teknologi tersebut, Ferry memutuskan untuk kembali menimba ilmu di Harvard Business School, Amerika Serikat.

Karena lebih tertarik dengan bisnis Traveloka, pada Maret 2012 tidak melanjutkan studinya di Harvard dan fokus untuk mengembangkan Traveloka yang sekarang sudah menggurita.

William Tanuwidjaya (Tokopedia)
Pemuda 36 tahun ini benar-benar mulai dari bawah, dan hanya dengan pengalaman kerja sambilan di warnet di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Dengan bekal pengalaman kerja di perusahaan software engineering lah muncul gagasan bisnis untuk membangun "marketplace", dan gagasan itu menjadi raksasan ketika berjumpa dengan investor dari luar negeri.

Tokopedia begitu akrab bagi masyarakat karena memang terus bertumbuh bagaikan tanaman di musim hijau. William berhasil menarik perhatian investor dan mengantongi pendanaan hingga US$100 juta. Bahkan hingga kini Tokopedia memiliki kekayaan sebesar US$130 juta.

Nadiem Makarim (Go-Jek)
Tokoh muda yang unik dan nampak sangat energik ini, Nadiem Makarim, memiliki pengalaman dan petualangan yang sangat mumpuni. Karena dalam usia yang baru 34 tahun nyaris komplit pengalaman hidupnya baik di dunia pendidikan maupun bisnis.

Lahir di Singapura dari tokoh Indonesia Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri, Nadiem beruntung mengenyam pendidikan  di Brown University, Amerika Serikat dengan jurusan International Relations, dan melanjutkan hingga MBA degree pada Harvard Business School.

Sebagai anak muda yang sangat antusias memulai debut karier, Nadiem sempat bekerja sebagai seorang konsultan manajemen di perusahaan McKinsey & Company selama hampir tiga tahun, sebelum kembali menimba ilmu di program pascasarjana Harvard.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun