Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendeta Berebut Mimbar Gereja, Memalukan dan Memprihatinkan

7 Juli 2019   12:23 Diperbarui: 7 Juli 2019   12:48 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Senin 1 Juli 2019 saya menerima kiriman video tentang kejadian perebutan mimbar gereja ketika sedang berlangsung kebaktian di sebuah gereja yang nampak di hadari banyak umat. Setelah menonton berkali-kali video ini, sambil bertanya-tanya ini hoaks atau benaran, dan merasa sangat "jijik" dan prihatin menyaksikan peristiwa itu. Dan ternyata peristiwa itu bukan hoaks tetapi terjadi dalam sebuah acara kebaktian minggu pagi 30 Juni 2019, dan video serta beritanya sudah menjadi viral di sejumlah media daring.

Walaupun singkat durasinya tetapi rekaman video ini sangat jelas memperlihatkan bagaimana dua orang naik dan sampai ke mimbar bersamaan, dan karena mimbar itu hanya cukup satu orang, jadilah mereka saling berebut. Saling senggol dengan sangat kasar untuk menjadi penguasa diatas mimbar suci gereja itu. Yang terjadi sesudahnya sudah bisa diduga, kegaduhan muncul karena umat yang hadir semua berdiri dan berusaha untuk ikut melerai dua orang di atas mimbar itu, satu orang Pendeta dan satunya lagi nampaknya bukan pendeta.

Peristiwa merebut mimbar gereja ini sungguh memprihatinkan dan sangat memalukan dan sungguh menjadi "tamparan" keras bagi umat gerejawi, yang seharusnya peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi. Apapun alasannya, seperti apapun berat masalah yang dihadapi di dalam gereja, peristiwa berebut mimbar gereja tidak bisa diterima dengan akal sehat dan memalukan

Mengapa kejadian ini sangat memalukan dan memprihatinkan? Ada beberapa catatan kritis yang musti dicermati, antara lain:

Satu, berdasarkan pemberitaan dari tribun-medan.com, kejadian ini terjadi saat kebaktian di minggu pagi 30 Juni 2019 ketika kebaktian berlangsung, dihadiri oleh umat yang nampak hampir penuh ruangan ibadah. Ratusan orang datang untuk menyembah Tuhan dan berdoa bersama, tetapi dinodai oleh sikap tidak mengalah dari kedua orang yang berebut itu.

Apapun persoalan yang memicu kejadian itu, harusnya semua orang harus menahan diri karena umat yang datang tidak semua berurusan dengan masalah itu. Bahkan sangat mungkin ada jemaat yang datang dan bukan warga gereja disini, tetapi harus menyaksikan kejadian yang sangat "menjijikan" itu.

Pesan penting adalah siapapun tidak boleh memanfaatkan kesempatan kebaktian itu untuk penyelesaian masalah yang ada.

Kedua, memperebutkan mimbar gereja sungguh menyayat hati. Karena sesungguhnya, mimbar gereja itu merupakan tempat pemberitaan Sabda Tuhan, serta tempat seorang "Pendeta" akan menyampaikan berkat dan anugerah Ilahi.

Kejadian perebutan mimbar ini sangat mencederai kesucian mimbar gereja, dan dengan demikian juga menodai kesucian Tuhan sebagai sumber dan sentral kehidupan umat, yang disimbolkan dalam acara ibadah yang berlangsung.

Ketiga, Ibadah yang sedang berlangsung harusnya tidak boleh di intrupsi oleh siapapun. Apapun persoalan yang dihadapi, tetap harus dijaga agar prosesi itu dapat diselesaikan secara tuntas. Harusnya para petugas, Majelis Gereja, khususnya yang bertugas menjaga agar bisa berlangsung dengan tuntas.

Melihat kejadian ini, kedua orang yang berebut mimbar itu, nampak tidak ada yang mengalah. Sebuah cerminan sikap yang sangat tidak diharapkan oleh Tuhan Yesus ditengah-tengah umatnya yang sedang rindu mendengar sabdaNYa dan menunggu curahan berkatNYA mengalir.

Peristiwa ini, sungguh menjadi cerminan "kuasa" iblis yang berusaha merebut taburan Firman Tuhan agar tidak mengalir.

Keempat, kejadian memperebutkan mimbar gereja menjadi preseden sangat jelek dalam organisasi gereja. Tidak saja bagi tubuh organisasi gereja itu sendiri, tetapi terutama didepan mata warga gereja yang melihat langsung peristiwa perebutan itu.

Apa kata anak-anak, generasi mudah gereja tentang gereja itu sendiri. Ini menjadi citra sangat buruk, karena persepsi generasi muda akan terbentuk bahwa di gerejapun bisa jadi rebutan. Sesuatu yang sangat jauh dari hakekat dan eksistensi kehadiran gereja itu sendiri.

Kelima, Pun menjadi preseden sangat buruk tentang penyelesaian masalah-masalah gereja dengan cara "brutal" tidak etis dengan merebut mimbar gereja. Kedepan, sangat mungkin pola ini akan juga diikuti oleh orang lain ketika kehendak mereka tidak diikuti lalu melakukan "aksi kekerasan" seperti perebutan mimbar ini.

Kejadian ini seperti diberitakan oleh tribun.com terjadi di Gereja HKBP Kayu Tinggi, Jakarta Timur, ternyata melibatkan Pendeta Jemaatnya sendiri bernama Pdt Haposan Sianturi dengan salah seorang pengurus gereja, Sintua, yang juga berusaha menguasai mimbar utama gereja dengan tujuan menurunkan pendeta agar tidak naik mimbar untuk melayani ibadah.

Sangat disayangkan bahwa kejadian ini benar-benar terjadi di dalam tubuh salah gereja terbesar di Indonesia yang ada dalam kelompok PGI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Dan tentu saja ini menjadi PR besar bagi pengurus pusat dari Sinode HKBP yang berkantor pusat di Pearaja Tarutung Sumatera Utara.

Peristiwa semacam perebutan mimbar gereja ini, memang bukan baru pertama terjadi, karena sesungguhnya banyak jemaat yang mengalaminya. Hanya saja tidak terlalu banyak yang terekspose dengan cepat. Dan lebih banyak di kendalikan secara internal saja.

Dalam sejarah perkembangannya, Gereja HKBP bukan saja kali ini berhadapan dengan konflik dalam tubuh jemaatnya sendiri. Sebab sekitar 30-an tahun yang silam juga pernah terjadi "konflik" besar-besar dalam tubuh Pengurus Sinode hingga menjalar pada konflik di kalangan warga jemaat itu sendiri.

Semoga peristiwa perebutan mimbar dengan menurunkan pendetanya yang harus bertugas melayani Tuhan dan jemaatnya pada pagi itu, tidak terulang lagi karena sungguh sangat memalukan dan memprihatinkan.

https://manado.tribunnews.com/2019/07/02/video-viral-2pendeta-berebut-naik-mimbar-suasana-ibadah-langsung-berubah-jemaat-turun-turun
https://manado.tribunnews.com/2019/07/02/video-viral-2pendeta-berebut-naik-mimbar-suasana-ibadah-langsung-berubah-jemaat-turun-turun
Bila melihat umatnya yang dikacaukan oleh pengurus gerejanya sendiri, coba dibayangkan saja, kira-kira apa katanya Tuhan ?

YupG. 7 Juli 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun