Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Peredaran Vape Dilarang di Amerika, Bagaimana di Indonesia?

4 Juli 2019   15:08 Diperbarui: 4 Juli 2019   16:39 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/rokok-elektrik-tembakau-mana-lebih-aman/

Kalau bicara tentang kebebasan merokok maka Indonesia merupakan salah satu negara paling bebas merokok. Walaupun sudah beberapa tempat dan area yang tidak boleh merokok, tetapi masih sangat jauh lebih luas tempat untuk bisa mengisap rokok yang dianggap penyebab penyakit yang sangat membahayakan tubuh.

Di Amerika Serikat, khususnya di San Fransisco mulai sekarang tidak bisa bebas lagi merokok dengan rokok elektronik, atau panggilan kerennya Vape. Oleh berita radio dari VOA Indonesia pagi ini, diberitakan kalau pemerintah kota San Fransisco telah melarang penjualan maupun pendistribusian Vape ini di pasar. Kecuali kalau ada izin dari penguasa.

Berita ini menarik, karena alasan dari pelarangan rokok elektronika ini mempunyai dampak kesehatan yang sangat berbahaya. Dan nampaknya peredaran di kalangan konsumen sudah merasuki generasi muda. Dikabarkan, telah menjadi epidemi di kalangan muda usia remaja. Itu menjadi alasan utama mengapa pemerintah setempat membuat keputusan yang nampak kontroversi.

Terlepas dari efektif atau tidak pelarangan ini, yang musti diapreasiasi adalah upaya pemerintah dari kota San Fransisco yang peduli bagi masa depan generasi mudanya yang sangat mungkin akan signifikan kerusakannya kalau penjualan dan peredaran Vape ini tidak dikontrol, seperti pelarangan yang sekarang dilakukan.

San Francisco menjadi kota pertama di Amerika yang melarang penjualan rokok elektronik sampai dampaknya bagi kesehatan manusia menjadi lebih jelas. (voaindonesia.com)

Sebuh hasil studi memperlihatkan bahawa rokok elektronik dapat merusak otak bagi penggunanya. Penelitian ini dilakukan oleh Universitas California di Riverside, dan menjelaskan dengan tegas tentang nikotin elektronik yang dapat memecah sel-sel otak. Bahkan kemungkinan kejadian ini bisa saja berlaku untuk semua produk nikotin.

Sangat dikhawatirkan bagi kalangan generasi mudah usia remaja dimana otak mereka masih dalam pertumbuhan yang hebat, kalau dicecokin dengan nikotin dari vape maka akan membatasi perkembangan kognitif mereka sepanjang usianya ke depan. Dan ini akan menjadi sumber persoalan bagi masa depan bangsa, karena generasi muda sebagai penerus kehidupan bangsa itu sendiri.

Tidak hanya itu, bukan hanya sel-sel otak yang dihantam oleh racun nikotin ini. Tetapi hasil penelitian itu juga menjelaskan bahwa mengisap vape terus menerus akan memiliki efek yang sama terhadap sistem kardiovaskular seperti perokok-perokok tradisional.

Nampaknya sudah semakin banyak negara di dunia yang betul-betul "berperang" melawan rokok atau nikotin ini karena memang lebih banyak bahayanya dari pada keuntungannya dari sisi kesehatan perokok dan lingkungan.

Di kota Stockholm, negara Swedia mulai 1 Juli 2019 tidak boleh merokok di ruang publik, bahkan di depan restoran sekalipun tidak boleh. Memang lingkungannya semakin luas dilarang merokok, dan area merokoknya semakin sempit.

Mulai 1 Juli, perokok di Swedia tidak lagi dapat menghisap rokok di ruang publik tertentu, seperti taman bermain, stasiun kereta api dan bahkan di luar restoran dan bar. Larangan telah diperluas untuk jenis rokok elektrik. Menurut data statistik Uni Eropa, Swedia adalah negara dengan proporsi terendah perokok harian berdasarkan tingkat konsumsi. Ini sesuai dengan target Perdana Menteri Stefan Lofven yang ingin menjadikan negaranya bebas-rokok pada tahun 2025.

news.detik.com
news.detik.com
Negara inipun tidak mau ambil risiko bagi jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. Sebab, ketika sudah terpapar dengan nikotin maka efeknya ke mana-mana, tidak saja bagi si perokok sendiri, tetapi juga bagi lingkungannya yang pasti tercemar adanya.

Di salah satu website hellosehat.com didaftarkan apa saja bahayanya dengan mengisap rokok eletronik ketimbang rokok yang bertembakau, antara lain :

  1. Rokok tembakau mengeluarkan asap hasil pembakaran tembakau; rokok elektrik menghasilkan uap dari cairan perasa buah, dan nikotin yang dipanaskan.
  2. Rokok tembakau dapat menyebabkan penyakit jantung, paru-paru, impotensi, gangguan kehamilan dan janin; vape menyebabkan gangguan tenggorokan hidung dan pernapasan.
  3. Rokok tembakau mengandung nikotin, tar, arsenic, karbon monoksida, ammonia dan berbagai bahan kimia lainnya; rokok elektrik mengandung nikotin, gliserol sayuran, propylene glycol, pemanis buatan, dan macam-macam rasa buah.
  4. Selain asap, rokok tembakau meninggalkan sampah seperti abu rokok dan batang rokok; sedangkan vape tidak meninggalkan sampah.
  5. Asap rokok tembakau meninggalkan bau dan tidak larut dalam cairan; rokok elektrik meninggalkan uap yang larut dalam cairan dan bau dari perasa buah.
  6. Satu bungkus rokok tembakau dijual dengan harga Rp16.000; vape dijual dengan harga Rp150.000 hingga Rp500.000.

Nampaknya memang merokok itu apapun bentuknya tetap saja tidak aman dan tidak sehat dan sebaiknya dihindari saja karena dampaknya yang merusak. Hellosehat.com mencatat hasil penelitian lain dari Jepang dan kantor Kementerian Kesehatan RI, yaitu

Menurut dr. Nauki Kunugita, peneliti National Institute of Public Health di Jepang, bahwa dalam satu rokok elektrik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen (kelompok zat yang secara langsung dapat merusak DNA, mempromosikan atau membantu kanker) dibandingkan satu batang rokok biasa.

Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian Kesehatan menjelaskan dalam siaran persnya bahwa larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektrik memiliki komposisi yang berbeda-beda dan secara umum ada 4 jenis campuran. Namun semua jenis campuran mengandung nikotin, propilen glikol.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/rokok-elektrik-tembakau-mana-lebih-aman/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/rokok-elektrik-tembakau-mana-lebih-aman/
Bagaimana dengan Indonesia, apakah memiliki keberanian untuk juga melarang peredaran vape ini?

Kalau hasil-hasil penelitian di atas dicerna dengan baik, pemerintah seharusnya tidak bisa lain menunda-nunda untuk mengendalikan peredarannya. Kalau tidak, maka negeri ini hanya akan menghasilkan generasi muda yang sel-sel otaknya rusak gara-gara nikotin ini.

Harus diakui bahwa pangsa pasar untuk produk vape ini memang sangat menarik. Bahkan dengan penjualan secara online maka pertumbuhannya menjadi menaik terus menerus.

Mungkin saja orang tua tidak terpapar dengan vape, tetapi rokok tradisional juga mempunyai daya rusak yang besar terhadap kesehatan manuaia.

Di Amerika sendiri, vape itu dibebaskan selama ini karena menjadi konsumsi bagi orangtua untuk pindah merokok dari tradisional menjadi perokok "modern" dengan rokok elektronik. Tetapi kenyataan menunjukkan justru generasi muda dan khususnya usia remaja yang paling banyak mengonsumsi vape itu. Dan akibatnya sangat tidak baik untuk masa depan negeri.

Ketegasan pemerintahan kota San Fransisco di AS akan menjadi sebuah sejarah baru dalam mengendalikan vape dan rokok.

Bagaimana dengan Indonesia?

Yupiter Gulo, 4 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun