Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Rektor Nurul Qomar dan Wajah Pendidikan Kita

27 Juni 2019   08:32 Diperbarui: 27 Juni 2019   18:29 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita secuil tetapi bagi saya menjadi soal besar. Karena dengan demikian sistem zonasi mengajarkan penyimpangan sistem nilai kejujuran dalam keluarga dan tentu saja memperlihatkan bentukan karakter yang rapuh bagi anak-anak didik kita.

Kisah lain lagi yang juga sudah viral di media, adalah seorang anak yang membakar semua ijazah prestasi yang dimilikinya karena kecewa tidak diterima di sekolah padahal dia termasuk yang sangat berprestasi.

Bagi saya inilah contoh nilai yang bagus tertanam dalam diri seorang anak. Dia merasa sudah sangat jujur dalam belajar dan menjalani semuanya, tetapi ketika dia merasa diperlakukan tidak jujur, maka memberontak dia. Ini efek sistem zonasi yang harus segera diperbaiki. Bukan saja substansinya tetapi juga prosedurnya akan semua masyarakat paham dengan baik dan benar.

Sistem zonasi baik adanya tetapi ketika proses pelaksanaannya tidak baik maka semuanya menjadi tidak baik. Sementara masyarakat terdesak oleh waktu yang terbatas.

Kita tidak setuju kalau banyak pengamat mengatakan bahwa, itu kan hanya sedikit orang yang mengalami masalah, sebagian besar lancar-lancar saja. Ini tidak adil, karena memang yang bermasalah selalu tidak banyak dari sisi presentase, tetapi dari sisi kualitas problem, satu orang bermasalah saja itu menjadi problem besar bagi bangsa ini. Karena tidak ada anak negeri yang emas dan sisanya besi!

Pelecehan Seksual: Degradasi Moral
Kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi di sejumlah lingkungan sekolah baik perguruan tinggi maupun sekolah lanjutan, menjadi wajah buram dan bopeng lainnya dari dunia pendidikan di Tanah Air. Harus diakui bahwa ini menjadi ranah moral yang semakin tergerus dan akan mencelakakan dinamika sekolah atau kampus yang seharusnya menjadi base camp moral dan integritas yang kuat untuk generasi masa depan bangsa ini.

Wacana yang disampaikan oleh Mendagri beberapa minggu yang lalu tentang rektor dipilih oleh presiden, menjadi penting dicermati kembali dalam konteks terjadinya kerapuhan sistem yang ada di kampus-kampus. Dengan pemahaman bahwa di dalam sebuah kampus, rektorlah yang menjadi penguasa tertinggi.

Dengan demikian sosok tersebut harus memenuhi kualifikasi super, tidak saja dari kualifikasi akademik, tetapi juga dari "Strong Leadership dan Strong Managerial", dan memiliki integritas serta spiritual yang  tinggi, dan menjadi yang terdepan dalam menjaga NKRI dan Pancasila, UUD 45.

Kalau presiden yang memilih rektor, dipastikan akan menguarngi kekhawatiran banyak pihak khususnya orangtua yang menitipkan anak mereka di kampus tidak menjadi stres karena ketakutan seperti terpapar radikalisme.

Kampus dan sekolah harus bebas dari radikalisme apalagi terorisme, dogma sesat yang memecah belah bangsa, tetapi harusnya sekolah menjadi tempat bertumbuh jiwa-jiwa muda dalam dimensi keilmuan yang beradab sebagai pemikir dan perencana masa depan bangsa dan negara serta masyarakat di dunia ini.

Jadi, seharusnya di sekolah lahir berbagai temuan, inovasi, gagasan dan pikiran segar, dan tawaran solusi masalah masalah yang dihadapi oleh masyarakat agar hidup menjadi lebih baik, damai, sejahtera dan indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun