Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Ketakutan Memenjarakan Anda, Lawan dengan 2 Langkah

26 Juni 2019   19:39 Diperbarui: 26 Juni 2019   19:42 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://phobia.wikia.org/wiki/Carcerophobia

"sebab ketakutan itu bisa berlangsung berjam-jam, berhari-hari, bahkan bertahun-tahun dalam diri seseorang. Ketakutan adalah tanda-tanda palsu yang kelihatannya nyata. Ketakutan adalah tipuan"

Tidak ada orang di dunia ini yang bebas dari rasa takut, sebab setiap orang pasti memiliki perasaan takut maupun ketakutan. Sesungguhnya yang menjadi masalah adalah bukan pada karena Anda takut, tetapi terletak pada apa dan bagaimana yang dilakukan dengan rasa takut yang dihadapi.

Banyak orang tunduk kepada perasaan takut sedemikian rupa sehingga tidak bisa keluar dari rasa takut itu. Dia mengurung diri, memenjarakan diri dan seluruh syarat kehidupan di susup oleh perasaan takut itu.

Kalau ini yang terjadi, dipastikan orang ini tidak bisa ke mana-mana, karena hidupnya sangat menderita, tidak memiliki masa depan yang jelas, dan dengan begitu aktivitas juga sangat tidak optimal, yang pada akhirnya produktivitas menjadi sangat lemah. Dan potensi kegagalan dalam hidupnya akan sangat tinggi.

Situasi seperti di atas, seharusnya tidak boleh terjadi pada diri seseorang kalau saja dia menyadari bahwa rasa takut itu sangat mudah diatasi tanpa harus memenjarakan kehidupannya sendiri. Pun tidak perlu mencari begitu banyak referensi atau buku atau hasil penelitian. Karena sumber penyelesaian rasa takut seseorang itu ada di dalam diri sendiri. Dan bukan dari mana-mana.

Hampir semua agama atau kepercayaan dan keyakinan memberikan nasehat yang hampir sama tentang bagaimana seseorang harus menyelesaikan rasa takut yang berlebihan.

Sebab, dalam bahasa psikologi, yang nama rasa takut, rasa senang, rasa menderita, rasa bahagia, atau yang lainnya ada di dalam diri setiap orang. Tepatnya ada di dalam pikiran setiap orang. Sebab, rasa yang dimiliki dan dialami seseorang merupakan "definisi" terhadap segala macam fakta yang dirasakan melalui panca indera.

Jangan pernah menanyakan kepada orang lain apakah Anda sedang bahagia dan senang atau Anda sedang menderita dan sengsara, karena itu hanya diri sendiri yang mengatakannya kepada diri sendiri dan bukan orang lain. Bolehlah ya kita menyederhanakannya dengan menyebutkan sebagai "permainan pikiran", seperti yang dianut oleh Joice Meyer dalam ratusan bukunya tentang "pikiranmu yang membawa badan atau tubuhmu", dan bukan badan mu yang membawa pikiranmu.

Saya termasuk yang sangat setuju dengan pola pendekatan Evangelikal Joice Meyer ini, karena sesungguhnya Tuhan sudah menganugerahkan setiap orang akal budi melalui otak dan pikiran. Pikiran yang menuntun seluruh badan dan tubuh, seluruh gerak dan dinamika tubuh yang dimiliki.

Jadi, kuncinya ada didalam permainan pikiran tentang segala macam rasa yang selalu silih berganti muncul dalam diri setiap orang.

Kembali kepada rasa takut yang banyak merusak hidup orang hingga akhir hayatnya. Bahkan banyak orang meninggal dalam ketakutan yang tidak pernah diselesaikan sendiri ketika dia masih bernafas. Sangat memprihatinkan dan disayangkan, bukan !?

Di dalam salah satu surat Injil ditemukan sebuah ayat yang sangat menguatkan dan powerful tentang bagaimana rasa takut itu bisa diatasi dengan hanya memiliki apa yang disebut "kasih". Bahkan di sana ditegaskan bahwa ketika seseorang memiliki kasih, maka dia akan bebas dari rasa takut apapun di dunia ini. Sungguh luar biasa dan tentu saja sangat dahsyat adanya. Sebab, bila ini diyakini maka mudahlah untuk keluar dari penjara rasa takut dan ketakutan itu. Yaitu dengan memiliki kasih itu.

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." -- 1Yohanes 4:18

Nah, betul kan, kutipan injil ini sangat jelas memberi pesan bagi setiap orang yang sedang ketakutan setengah mati, hehe...

Walaupun demikian, merefleksikan kutipan Injil diatas, nampaknya bisa di angkat dua poin kunci sebagai cara untuk melawan rasa takut yaitu :

Kesatu, Latih merasakan kehadiran Sang Pencipta.

Latihan ini sangat mudah dan sederhana tetapi pada umumnya orang malas melakukannya dan cenderung mengabaikannya. Dan akibatnya ya, sangat merusak psikis seseorang ketika masalah demi masalah akan menumpuk menjadi bom waktu, yang mengkristal menjadi rasa takut.

Buatlah kebiasaan untuk mengingatkan diri sendiri setiap saat setiap hari, dengan selalu mengatakan "Tuhan bersamaku", "Tuhan melindungiku", "Tuhan pasti menuntun langkahku", "Tuhan pasti memberkatiku", dan deklarasi lainnya bagi diri sendiri, di dalam pikiran sendiri.

Latihlah untuk berbicara dengan-Nya, dengan Sang Tuhan sepanjang waktu. Ya, ketika Anda berjalan di jalanan, di mobil, atau bahkan ketika mandi sekalipun.

Rasakan habis-habisan bahwa "ketika Anda melakukannya, Anda akan menyadari bahwa Dia yaitu Tuhan itu selalu bersama Anda. Anda tidak perlu meluangkan waktu yang lama dengan Tuhan, sebab seluruh waktu Anda bisa menjadi "waktu Tuhan."

Ketika Anda senantiasa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup Anda, maka rasa takut itu akan hilang. Bukan saja hilang rasa takut tetapi Anda tidak akan terpenjara di dalam ketakutan yang hanya permainan pikiran semata.

"Semakin Anda merasa dikasihi oleh Tuhan, semakin Anda tidak takut"

Kedua, Lawan rasa takut.

Ini cara yang kedua adalah melawan rasa takut dan bukan menghindar apalagi melarikan diri dari ketakutan. Tidak bisa begitu, Anda harus ambil sikap tegak dan berhadapanlah dengan rasa takut dan menaklukannya. Ingat, itu adalah hanya permainan pikiran Anda semata. Anda sedang melawan diri sendiri melalui pikiran yang mendefinisikan rasa takut itu.

Anda tidak bisa lari, mempelajari, atau malah ada di bawah ketakutan. Anda harus langsung menghadapinya. Anda harus melakukan apa yang paling Anda takuti. Dan inilah yang selalu orang sebut sebagai perbuatan iman. Mulai sekarang, bukalah semua brankas atau lemari ketakutan Anda dan hadapi satu persatu dan kalahkan mereka dengan pikiran yang tegak.

Para ahli sudah membuktikan bahwa sesungguhnya sekitar 94% ketakutakan itu tidak pernah terjadi dalam kenyataan. Artinya, ketakutan itu ibarat bayangan Anda yang sangat besar di banding dengan tubuh Anda yang kecil. Bayangan jempol Anda di dinding bisa lebih besar dari seekor harimau yang ganas. 

Sadari dan ingat sungguh-sungguh bahwa:

  • Rasa takut selalu lebih buruk daripada kenyataan.
  • Ketakutan akan kegagalan lebih buruk daripada kegagalan. Kegagalan bukanlah masalah besar. Anda hanya perlu berdiri dan mulai lagi dari awal.
  • Ketakutan akan penolakan lebih buruk daripada penolakan.
  • Ketakutan akan rasa malu lebih buruk daripada rasa malu.

Inilah rahasia mengatasi ketakutan itu, "sebab ketakutan itu bisa berlangsung berjam-jam, berhari-hari, bahkan bertahun-tahun dalam diri seseorang. Ketakutan adalah tanda-tanda palsu yang kelihatannya nyata. Ketakutan adalah tipuan"

Kedua langkah solusi di atas bukan hanya akan membantu Anda mengatasi rasa takut dan meruntuhkan penjara ketakutan dan membebaskan diri Anda. Tetapi, Anda juga dapat mengaplikasikan untuk membantu orang lain yang sedang terpenjara oleh ketakutan sendiri.

Ayo, bergerak dan lihat sekelilingmu, sebab sangat mungkin, Anda kenal orang-orang yang tengah bergumul dengan rasa takut di beberapa area kehidupan mereka. Kemudian ambil langkah iman yang utama, dan bantu mereka dengan memberikan prinsip-prinsip ini kepada mereka.

 "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

Yupiter Gulo, 26 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun