Oleh karena itu, maka manusia tidak perlu mencari tahu bagaimana mujizat itu terjadi. Karena memang manusia tidak sanggup melakukannya kecuali Tuhan sendiri memakai si manusia sebagai Rasul-Nya.
Bisa saja manusia beracara, karena cara Anda memenuhi kebutuhan Anda tidak sama dengan cara Tuhan melakukannya. Yang jelas, cara yang manusia ambil pasti cara terbaik nomor dua saja, sementara cara Tuhan  selalu cara dan waktu yang terbaik.
Hal ini perlu ditegaskan karena manusia pada level tertentu sangat tergoda untuk mencari tahu bagaimana Tuhan melakukan pekerjaannya seperti mujizat itu. Artinya pula bahwa, apabila Anda bisa mengerti Tuhan, Anda akan "menjadi Tuhan".
Tapi sadari dan mengertilah bahwa manusia tetap harus ingat, Anda bukan Tuhan ! Sebab, "Tuhan adalah Tuhan, dan Anda bukan.
Dalam salah kitab di Perjanjian Lama, ada seorang Nabi yang berkata "sebab rancangan-KU bukanlah rancangan-mu, dan Jalan-KU bukanlah jalan-mu". Sebuah pesan dan penegasan yang sangat tidak kompromistis manusia tidak boleh menggatikan posisi dan peran Tuhan dalam hidup manusia.
Banyak persoalan orientasi kehidupan yang kacau hanya karena manusia berusaha mensejajarkan hidupnya sama dengan Tuhan sendiri. Ini akan menjadi celaka tanpa ampun bagi si manusia.
Untuk situasi pemahaman yang demikian, pertanyaannya adalah "apa yang Anda harus lakukan ?"
Jawabannya sangat sederhana yaitu percayalah kepada Tuhan, dan katakan  "saya tidak tahu bagaimana Tuhan melakukannya, tapi, Ia sungguh akan melakukannya".
Artinya adalah apabila Tuhan menyuruhmu melakukan sesuatu, walau tidak masuk akal, dan rasionalitas Anda tidak mampu mencernanya maka lakukanlah dengan dasar iman yang percaya dan teguh. Taatilah Dia, sebab Dia sedang bekerja buat Anda !
Dan bersiaplah untuk mengalami sebuah mujizat ketika Anda betul-betul membutuhkannya.
Tuhan memberkati-mu!
YupG. 7 Juni 2019