Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Makna Tingkat Penjelajah di Kompasiana, Ini Keseruannya !

24 Mei 2019   11:13 Diperbarui: 25 Mei 2019   12:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
prt sc kompasiana.private

Saya senang dan bahagia di pagi hari ini, karena oleh Kompasiana menyatakan saya lulus dan dinyatakan naik level kelas, sehingga mulai hari ini 24 Mei 2019 berhak berada di level PENJELAJAH Kompasiana.

Congratulations untuk saya sendiri ya! Haha... dan tentu apresisasi dan terima kasih banyak saya buat pengelola Blog Kompasiana, yang sangat baik, bagus, keren, dan semakin canggih saja, walaupun juga semakin rame dengan berbagai iklan hehe..

Bagi saya hari ini menjadi hari selebrasi untuk merayakan sebuah pengakuan diri sendiri, yang tentu saja lebih jujur ketimbang orang lain yang merekognaisnya.

Menjadi bagian dari sebuah sistem blog yang ditawarkan oleh Kompasiana tentu tidak mudah, karena aturan mainnya ketat, atau platform nya cukup menantang. Bukan saja hanya sekedar menulis artikel setiap hari, tetapi makna menjadi seorang penulis jauh lebih menantang ketimbang apapun lainnya.

Karena di sana ada pencarian jati diri, kesejatian nan kemurnian diri yang di jalani, kejujuran nilai diri yang terimplementasi dalam setiap rangkaian huruf, kata, kalimat, paragrap dan dalam sebuah artikel.

Terima kasih banyak Kompasiana, saya bisa masuk pada kelas Penjelajah mulai pagi ini, setelah sekitar 7 bulan berjibaku di kelas Taruna, dan harus melewati proses panjang untuk mencapai poin 10.031.

Agak berat memang, karena poin yang harus dikumpulkan dari level sebelumnya yaitu kelas Junior mulai dari 1.501, harus minimum 8.500 poin. Kalau setiap artikel mendapatkan 50 poin, maka harus membuat artikel sekitar 170 buah untuk menembus level Penjelajah.

Saya mulai aktif menulis artikel di blog Kompasiana sejak Mei 2018 yang lalu. Saya absen dan vakuum dan sama sekali tidak menulis selama 20 bulan sejak saya membuka akun blog Kompasiana pada 30 September 2016. 

Ya, memang segala sesuatu selalu ada waktunya dan ketika waktunya datang, memang tidak ada satu orang pun yang mampu menghalanginya, kecuali diri sendiri.

Untuk masuk level Penjelajah, selama setahun saya menulis sebanyak 356 buah artikel dengan total poin 10.031. Kalau setahun ada 365 hari, berarti "nyaris" saya menulis artikel hampir setiap hari. Itu sesuai dengan moto saya sejak Juli 2018 yaitu "one day one article".  Ini hitungan secara rata-rata saja,  karena ketika sibuk dengan kerja bisa jadi satu atau beberapa hari tidak sempat menulis, tetapi ketika ada hari yang longgar, bisa saja menulis dua sampai empat artikel dalam sehari.

Menjadi penulis artikel di Blog Kompasina penuh dengan keseruan. Bahkan hampir setiap hari selalu seru. Setiap menulis artikel pasti keseruan yang selalu bergejolak, mulai sejak muncul ide bagus untuk ditulis, selama menulis artikelnya sendiri, dan ketika artikelnya tayang, hmm.. rasanya serunya memuncak.

Tapi, keseruannya belum berhenti, karena ketika admin Kompasiana memutuskan apakah artikelnya tidak ada status sehingga biasa-biasa saja, atau artikelnya menjadi pilihan, atau menjadi artikel utama, bahkan menjadi headline akan menjadi saat-saat seru bagi kompasianer untuk menunggu.

Dan keseruannya akan terus berlanjut ketika warga blog kompasiana akan meresponse dengan komentar-komentar yang sangat meriah hehe... Kemudian, ketika status artikelnya masuk dalam wilayah atau boks status terpopuler dan nilai tertinggi, saya yakin kompasianer pasti akan mengalami keseruan sendiri bukan !?

Maksud saya, ketika warga kompasianer atau pembaca meresponse dengan antuasias artikel Anda, maka hati semakin berbunga-bunga, dan mungkin akan senyum-senyum sendiri, dan bernyanyi kale..potong bebek angsa wkwk... 

Kemudian, bagaimana kalau artikelnya nyaris tidak bergerak, minim dan bahkan miskin response dan ketika PR kontennya hanya dekat dekat dengan satu digit..hati Anda pasti semakin seru !. 

Lalu mulai bertanya-tanya, apa yang salah dengan artikel yang saya buat? Judulkah? Datanyakah yang kurang? Picture nyakah yang tak menarik? Sistematikanyakah yang amburadul? Dan sejumlah tanya berkecamuk di dalam dada dan sanubari ini, hehe..

Kompasiana dengan Platform Blog nya sangat baik dan berguna bagi setiap kompasianer, karena wadah ini benar-benar sangat representatif untuk membangun dan mengembangkan diri melalui menulis artikel yang semua orang meyakini manfaatnya sangat baik bagi siapa saja.

Berdasarkan pengalaman saya, manfaat menulis di blog Kompasiana itu banyak antara lain :

1. Menulis artikel secara benar akan menjadi sarana untuk menuangkan secara utuh pemahaman kita tentang satu pokok persoalan utama yang sedang dilakukan kajian mendalam. Artikel yang baik dan benar hanya fokus pada sebuah isu utama dan dikemas sedemikian rupa dan menjadi tuntas pembahasannya dari awal sampai akhir.

Tema yang ditulis akan menjadi pengikat semua pengetahuan dan pengalaman serta kedalaman kontemplasi seseorang dalam memaknai sesuatu yang menjadi topik utama. Sebagai pengikat, maka seluruh pengetahuan dan informasi yang dimiliki akan keluar dan menyatu dalam sebuah tulisan.

Menulis artikel berarti membahas sesuatu secara tuntas sehingga setiap pembaca akan mendapatkan sebuah informasi dan pengetahuan yang berguna.

2. Menulis akan merevitalisasi pikiran dan hati sehingga selalu update dengan situasi yang terus berubah dan berkembang.

Dalam banyak penelitian, diyakini ketika pikiran dan hati terus merespons dinamika dan perubahan lingkungan hidupnya, dengan hal-hal yang baik dan positif, maka itu akan menjadi sebuah kekuatan yang powerful untuk menolong seseorang tidak pikun, tidak ketinggalan zaman, hati dan pikiran selalu gembira, dan tidak stag pada sebuah ilusi dan romantika masa lalu yang hanya fatamorgana saja.

Dalam banyak pengalaman hidup, dengan menulis terus menerus secara benar, maka metabolisme tubuh menjadi lancar dan menjadi self-healling yang sangat efektif bagi banyak gangguan metabolisme tubuh.

3. Menulis akan selalu membawa kepuasan bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Kepuasan dalam menulis merupakan sebuah rangkaian simpul-simpul kepuasan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang menulis itu sendiri.

Ketika Anda mampu menyelesaikan sebuah tulisan saya yakin Anda akan puas. Kenapa, karena yang paling sulit menulis itu adalah memulai dengan "kalimat pertama" atau bahkan "kata" pertama Anda.

Ketika tulisan Anda tayang di Blog, saya yakin Anda akan sangat puas. Itu sebabnya, ketika Anda publish lalu tiba-tiba ada gangguan sistem di Kompasiana, Anda pasti emosi bukan!? Hehe....Saya juga sering. Karena tidak sabaran menunggu artikelnya kalau tayang bagaimana bentuknya.

Kepuasan yang dirasakan akan menjadi dinamika berpola deret ukur untuk mendorong kinerja yang semakin tinggi dan tinggi. Bahkan tidak ada kekuatan yang bisa menahan produktivitas anda yang terus meningkat saat kepuasan tercapai.

4. Menulis dan menjadi penulis yang konsisten, akan menjadi kebanggaan tersendiri. Artinya akan meningkatkan self-confidence Anda dalam meresponi permasalahan hidup yang ada sepanjang dinamika yang dihadapi.

Percaya diri menjadi modal dasar untuk berhasil dalam segala hal yang ditekuni. Karena percaya diri itu memiliki control diri yang tinggi, sehingga kemungkinan gagalnya sangat rendah, dan kalaupun gagal, biasanya calculated rsik.

5. Menjadi penulis dipastikan akan menjadi orang pembelajar. Orang pembelajar artinya orang yang terus mau belajar sepanjang dia menulis. Mengapa terus belajar? Karena hidup ini tidak stagnan saja, tetapi terus berubah dan berkembang. Berubah dan berkembang, menyebabkan apa yang sudah ada akan hilang, yang sekarang disebut disrupsi, dan yang lama tidak berguna lagi untuk masa depan.

Jadi, bila Anda mau hidup Anda tetap update dengan perubahan dan dinamika hidup ini maka anda harus belajar terus, termasuk Anda haru membaca buku, mencari dan mengolah informasi, dan membagi informasi dan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain.

6. Menjadi penulis berarti menjadi orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ini penting dan utama, karena ketika seseorang menulis artikel atau buku, dipastikan bahwa tulisan itu bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain. Jadi, seorang penulis harus memiliki sensitifitas dan jiwa sosial yang tinggi agar mampu memberikan jawaban terhadap masalah-masalah sosial yang ditekuni.

Anda sangat membutuhkan untuk terus bergaul dan berinteraksi dengan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan sosial Anda. Walaupun itu hanya terjadi didunia maya, sosmed atau via internet saja. Itu tidak jadi masalah.

7. Profesi apapun yang ditekuni pasti membutuhkan ketrampilan dan kemampuan menulis. Karena dengan profesi yang dijalani akan menjadi semakin berguna ketika Anda menuliskan apa yang sedang terjadi disana agar orang lain bisa memperoleh manfaat yang lebih baik juga.

Sebagai seorang dosen, blog Kompasiana sangat membantu untuk menolong mahasiswa saya dalam mendalami sebuah tema atau topik. Sejak setahun yang lalu, di setiap kelas saya mengharuskan mahasiswa saya  untuk memiliki akun Kompasiana, sehingga komunikasi materi tertentu dalam perkuliahan bisa di running di dalam blog.

Untuk membuat quiz sebuah tema kuliah, bisa dilakukan melalui blog Kompasiana. Sehingga semua mahasiswa bisa memberikan response mereka pada artikel tertentu yang ada. Menarik, karena waktunya bisa diatur, misalnya, komentar sampai pukul tertentu saja. Diluar itu dianggap tidak ada nilanya.

Suatu ketika, seorang mahasiswa saya memberikan komentar yang sangat menantang tentang memiliki akun di blog Kompasiana, seperti berkut ini, dalam artikel berjudul  Mahasiswa Kompasianer, Berlatih Bernalar dengan Menulis dan Bebas Plagiarisme

Meida Arianti 22 Mei 2018 23:36

Selama 17 tahun saya belajar di lembaga pendidikan formal, hari ini adalah pertama kali saya diajarkan cara baru kreatif untuk belajar. Sangat menarik, berbeda. Saya pun menjadi berminat untuk mulai membuat artikel di kompasiana karena terinspirasi dari Bapak. Saya sangat bersyukur bisa diajar dengan dosen yang kreatif, bertanggung jawab dan peduli seperti Pak yupiter.

Terima kasih banyak Pak Yupiter (^^)/

8. Menulis di Kompasiana bebas plagiatrisme, artinya apa yang Anda tulis betul-betul memiliki nilai originalitas. Bagi saya inilah yang paling seru menjadi Kompasiner karen setiap tulisan Anda akan di screening apakah plagiat atu tidak.

Sebagai akademisi di kampus ini menjadi sangat utama dalam menghasilkan karya tulis sekecil apapun. Bebas plagiat berarti disana ada kemandirian dalam menuliskan isi pikiran sendiri secara bebas dan memiliki warna sendiri.

Dengan prinsip bebas plagiat ini maka kompasianer di paksa harus tampil dengan gayanya sendiri, dan tidak perlu meniru gaya orang lain dalam menulis. Sebab setiap orang memiliki latar belakang yang sangat spesifik yang tidak sama dengan siapapun.

Dengan terus menekuni menulis  setiap hari, sambil terus mengasah dengan belajar dan berlatih maka gaya sendiri akan muncul dengan sendirinya. Sehingga, Anda akan dikenal dari tulisan Anda walaupun Anda belum berjumpa muka dengan orang lain yang membaca artikel Anda.

Menjadi Penjelajah Kompasiana merupakan tantangan yang semakin tidak mudah. Masih ada tiga level lagi untuk sampai ke puncak level, mungkin semacam "sabuk hitam" kalau di olah raga. Saya harus berjuang melewati  kelas Fanatik dengan point 50.000 -- 100.000, dan sesudahnya level Senior dengan poin 100.001 -- 250.000.

Bisakah? Jawabannya kalau level penjelajah bisa maka harusnya menjadi Kelas Fanatik juga harus bisa, dengan kerja keras, konsisten, fokus dan persistens.

Salam Penjelajah, Salam Kompasiner !

Yupiter Gulo, 24 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun