Hal ini juga memungkinkan Anda untuk mengawasi setiap masalah yang mungkin timbul dan mencegahnya sebelum menjadi gangguan sehingga pencapaian performa yang tinggi akan mudah di gapai.
Di sinilah perbedaan generasi menjadi lebih jelas. Sebutkan misalnya Generasi Millenial dan Gen Z cenderung lebih suka pendekatan langsung dengan sering lapor masuk.
Sedangkan mereka yang tergolong dalam kelompok Generasi X dan Generasi Baby Boom cenderung tidak membutuhkan banyak kontak dan seringkali lebih suka dan lebih banyak yang sifatnya otonomi dalam melakukan pekerjaannya.
Namun, ini hanya panduan, ingat bahwa tidak setiap orang cocok dengan stereotip generasinya, jadi perhatikan kebutuhan individu tim Anda. Supaya tidak terjadi tubrukan antara karyawan dalam satu tim kerja yang berbeda generasi mereka.
4. Mengajukan pertanyaan
Poin keempat yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan oleh CEO dalam mengelola karyawan lintas generasi dalam satu perusahaan adalah dengan mengajukan pertanyaan, yaitu  jalur tercepat menuju pemahaman tentang situasi, masalah bahkan solusi yang hendak dicapai bersama.
Jika Anda khawatir tentang menggerakkan masalah dengan menanyakan sesuatu, ingatlah bahwa ada lebih banyak risiko dengan mengandalkan asumsi dan berandai-andai saja.Â
Kenyataannya adalah bahwa kebanyakan orang senang menjawab pertanyaan, selama motivasi di balik menanyakannya benar untuk kemajuan perusahaan, peningkatan kinerja dan demi masa depan yang lebih baik.
Kuncinya adalah mengajukan pertanyaan dari tempat yang penuh keingintahuan, bukan penilaian. Misalnya, Anda perhatikan bahwa salah satu karyawan Millennial Anda selalu memakai headphone saat mereka bekerja.
Perhatikanlah dan cermatilah serta lihatlah dengan dua pendekatan sederhana, lalu ajukan pertanyaan:
"Kenapa kamu selalu memakai headphone?"
"Saya perhatikan bahwa headphone Anda aktif saat Anda bekerja. Apakah itu membantu Anda berkonsentrasi lebih baik? "