Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kerusuhan Berlanjut, Rupiah Bisa Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS

22 Mei 2019   19:37 Diperbarui: 23 Mei 2019   04:05 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato Jokiwi sore ini menanggapi situasi yang sedang terjadi, memberikan sedikit ketenangan khususnya ketegasan pemerintah atas tidak diberi ruang sama sekali bagi para perusuh yang mengacaukan situasi. Juga ketegasan pemerintah bahwa situasi terkendali.

Tapi, sesungguhnya pasar hanya menunggu situasi konkrit di lapangan. Apakah betul apa yang disampaikan oleh pemerintah. Investor akan bersikap wait and see, dan sepanjang malam ini akan menjadi test case apakah kerusuhan betul-betul sudah dapat dikendalikan.

Bagaimanapun, pemerintahan memang berada dalam situasi yang sangat dilemmatis ketika situasi politik berada dalam ketidakpastian. Ketika terlalu keras menghadapi para demonstran sangat mungkin terjadi bentrokan dan korban jiwa, dan ini akan direaksi negatif oleh pasar. Tetapi bila pemerintah tidak tegas, maka situasi akan semakin melebar ketidak nyamanannya juga akan direkasi negatif oleh pasar.

Rupiah Tembus Rp 15 000/dolar, mungkinkah?

Sebagai sebuah kemungkinan tentu bisa, tetapi berapa persen probabilitas sangat tergantung dari semua variabel yang mempengaruhinya, baik eksternal dan terutama internal situasi politik dalam negeri.

Dengan pengumuman hasil rekapitulasi pemilu 2019 yang dimenangkan oleh petahana Jokowi -- Maaruf Amin, rekasi pasar harusnya sangat positif karena mereka sudah bisa membaca arah kebijakan dan strategi pembangunan yang dikerjakan oleh Jokowi sebagai Presiden RI 5 tahun kedepan. Tentu saja hal yang berbeda apabila Prabowo yang menang.

Menarik dicermati, karena dalam RAPBN 2019, asumsi nilai rupiah itu sebesar Rp. 15.000 per dollar AS. Jadi, anjloknya nilai rupiah hari ini sebsar 0,22%, tidak terlalu mengkuatirkan. Dengan anggapan lagi bahwa kerusahan tidak semakin bertambah eskalasinya.

Tetapi apabila menyentuh angka Rp 15 000 sebagai angka psikologis baru, maka itu akan menjadi masalah dalam pereknomian tahun 2019 ini. Dibutuhkan upaya besar-besaran untuk menurunkan.

Pada penutupan sesi terakhir perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia menunjukkan angka sebesar Rp  5.939,64. Pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 5.948,383 dibandingkan penutupan Selasa sore. Pada kemarin sore, IHSG ditutup di level 5.951,371.

Angka ini juga merupakan reaksi pasar terhadap situasi politik dalam negeri yang masih belum kondusif. Walaupun demikian, dilihat dari net buy investor asing masih pada posisi positif. Itu artinya, dari sisi pasar modal, investor meyakini bahwa pemerintah bisa mengendalikan situasi kerusahan yang sedang sedang saat ini.

Semoga semuanya dalam pengendalian yang baik oleh pemerintah, agar jalannya perekonomian negara ini tidak mengalami gangguan yang berarti.

YupG., 22 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun