Dalam kenyataan begitu gampang orang mengatakan sesuatu tanpa berpikir dahulu akan kebenaran yang hendak dikemukakan agar tidak mubasir atau sia-sia, bahkan malah membuat gaduh dan kekacaunya social. Artinya, secara sederhana hendak ditegaskan "bahwa kalau mengatakan rasional berarti menggunakan bukti." Sebab sesuatu yang dikemukakan tanpa bukti itu namanya tidak rasional.
Mengkonstruksikan pesan menggunakan argumentasi rasional dapat membantu untuk mempengaruhi opini, merubah sikap ataupun mempengaruhi kelakuan. Dengan menggunakan rasio dapat terhindar dimanipulasi oleh mereka yang pandai dalam menggunakan informasi salah, atau pandai menimbulkan syak-wasangka ataupun menggunakan argumentasi atau alasan canggih demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Toulmin Model of Argument: Stephen Toulmin (1958), seorang filosof Yunani, berpendapat bahwa standarisasi untuk mempertimbangkan dan menerima data sebagai bukti tergantung dari pokok persoalan, tergantung dari orang perorangan, namun bentuk, struktur, argumen selalu sama.
Segala macam argumentasi memiliki tiga komponen pokok: claims, data and warrants (tuntutan, data dan keabsahan).
Tuntutan (claim) merupakan  pernyataan atau kesimpulan yang disampaikan untuk menerima tuntutan atau memberikan kepercayaan. Data atau fakta terhadap alasan sebagai dukungan terhadap tuntutan. Menceritakan mengapa tuntutan harus  dipercaya perlu keabsahan. Keabsahan (warrant), adalah suatu hipotesa umum yang merupakan pernyataan  mengapa data mendukung tuntutan.
 Tuntutan (claim): Jika tuntutan disertai data dan keabsahan, maka hal demikian disebut sebagai suatu kepastian (assertion).
Data: Ada berbagai jenis data sebagai dukungan bukti. Penerima pesan dapat menerimanya dari berbagai sudut pandang dan dapat menimbulkan berbagai argumentasi. Data digunakan sebagai bukti. Bukti dapat dibagi menjadi: Bukti Langsung dan Bukti Tidak Langsung.
Bukti tidak langsung disebut juga circumstantial evidence suatu bukti yang lepas hubungannya sebagai bukti atas gagasan kehendak atau maksud suatu pesan persuasif. Suatu bukti tidak langsung dikenal juga sebagai bukti negatif (negative evidence) sering digunakan dalam persidangan di pengadilan dan dalam komunikasi politik. Bukti yang diutarakan secara verbal disebut verbal evidence.Â
Dalam rational system dibentuk standar umum untuk menguji bukti, test of evidence, berdasarkan: relevancy, materiality, clarity, credibility and recency (relevansi, berdasarkan uji material, kejernihan/kejelasan pesan, kredibilitas dan masa yang baru terjadi/kejadian mutakhir). Kejelasan pesan biasanya berhubungan dengan diction atau arti sebenarnya dari kata atau frase menurut ilmu bahasa.
Misalnya dalam bahasa Inggris jelas dibedakan penggunaan kata:...some...many...most...large...crowd. Dalam penggunaan kata lain semisal:...truth...freedom...equality...democracy... peace haruslah tepat.
Bila diperhatikan dengan cermat dalam prakteknya bahwa  Bahasa Indonesia yang dipakai birokrat sering rancu: misalnya: sistemik, sosialisasi ataupun kata objektif.