Bahkan pesan pentingnya mau menegaskan agar "jangan hanya mendengarkan dengan telinga luar Anda saja, tetapi gunakanlah telinga bagian dalam Anda untuk mendengarkan karyawan dan orang lain, dengan maksuda dan tujuan memahami dan bukan untuk dipahami orang lain". Â
Pakar Manajamen Peter Druker mengatakan bahwa hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan. Bukan apa yang dikatakan saja, karena dibalik apa yang dikatakan seseorang pasti ada pesan penting yang tidak terkatakan secara verbal tetapi jelas secara tidak langsung.
The most important thing in communication is hearing what isn't said. – Peter Drucker
Ini akan menuntut pengalaman dan keterampilan yang harus dilatih terus menerus hingga seorang pemimpin mampu mengerti apa pesan yang diungkapkan oleh karyawan atau bawahannya walaupun hanya terbatas pada bahasa tubuh, gerak, mimik, ekspresi wajah dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa proses mendengarkan itu merupakan dasar dari hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan atau pengikutnya.
Sebab mendengarkan orang lain akan  menunjukkan bahwa Anda sebagai seorang pemimpin peduli kepada mereka dan mereka merasa berharga di mata pimimpin.
Dengan sisi pemahaman lainnya bahwa sebenarnya, "empati dan mendengarkan akan berjalan beriringan selalu. Maksudnya adalah seorang pemimpin sangta tidak dapat menampilkan dan memperlihatkan empatinya atau kecerdasan emosional yang dimilikinya apabila dia tidak mendengarkan orang lain.
Kalau demikian pemahamannya, maka dapat diringkaskan makna kunci dan dasarnya adalah bahwa sebenarnya "kualitas kita untuk mendengarkan orang lain, akan menentukan kualitas pengaruh kita kepada orang lain itu."
Para pemimpin harus sadar dan memahami bahwa karyawan Anda menginginkan  di dengar dan mereka ingin dihormati oleh pemimpinnya. Artinya bahwa dengan mengambil sikap untuk mendengarkan akan berusaha untuk mentransmisikan rasa hormat pemimpin dan membangun kepercayaan kepada karyawannya.
Bila seorang pemimpin mampu mengendalikan dan melakukan sikap lebih banyak mendengarkan itu, maka hasilnya akan luar biasa bagi organisasi yang dipimpinnya. Sebab setiap anggota dalam tim kerja akan jauh lebih termotivasi dan berkomitmen lebih tinggi lagi dalam melakukan pekerjaannya setiap saat.
Dalam prakteknya nampak bahwa rata-rata para pemimpin hanya mampu  mempertahankan sekitar 25 persen dari apa yang di dengar, yang disebabkan oleh kesibukan dan kurangnya keterampilan untuk mendengarkan. Artinya lebih banyak sibuk berbicara daripada sibuk mendengarkan.