Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nasihat Kaisar Marcus Aurelius Untuk Balas Dendam

12 Mei 2019   23:22 Diperbarui: 15 Mei 2019   18:01 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.goalcast.com/2018/05/11/20-marcus-aurelius-quotes/

"Segala sesuatu yang kita dengar adalah pendapat, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran." - Marcus Aurelius

Bila Anda pencinta cerita film kungfu, action, atau semacamnya, maka salah satu yang menjadi daya tariknya adalah bagaimana sebuah dendam dibalas dengan tuntas, yang memuncak pada kebenaran selalu berada pada pihak yang menang. Kalaupun kalah, biasanya akan berlanjut pada kisah film berikutnya.

Sebuah pameo klasik yang sangat terkenal tentang balas dendam itu berbunyi demikian, "apabila mau belas dendam, maka sebelum berangkat untuk sebuah perjalanan balas dendam, gali dua buah kuburan".

Pepatah ini hendak menjelaskan bahwa bahwa sesungguhnya tindakan balas dendam itu sangatlah mahal harga yang harus dikeluarkan. Tidak saja oleh yang akan membalas dendam, tetapi juga kepada pihak akan menjadi sasaran balas dendam itu.

Korban yang akan berjatuhan bukan saja orang yang menjadi target tetapi, biasanya juga yang membalas dendam itu akan menjadi korban dari nafsu dendam kesumatnya. Artinya, dua kuburan menjadi simbol bahwa balas dendam itu akan menghancurkan kedua belah pihak.

Kalau saja balas dendam itu hanya berdua saja mereka, maka korban mungkin hanya mereka berdua saja. Tetapi, umumnya proses perjalanan balas dendam melibatkan dua kelompok orang yang saling bertikai. Dan yang terjadi sangat mungkin korbannya tidak hanya dua orang, tetapi bisa banyak orang.

Itu sebabnya balas dendam itu mahal harganya, dan tentu saja sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh siapapun. Hasilnya pasti akan kesia-siaan. Tetapi, bagaimana kalau dendamnya sudah sangat membara, dan tidak bisa ditunda lagi dan harus dituntaskan? Dengarkanlah nasehat Marcus Aurelius, yang sangat mungkin akan menolong Anda dengan balas dendam yang membara itu.

Siapa yang tidak kenal dengan Marcus Aurelius? Dia adalah seorang Kaisar Romawi  yang memerintah dari tahun 161 sampai 181 Masehi. Dan dia merupakan salah satu yang terbaik terakhir dari apa yang dikenal dengan "Lima Kaisar Baik" dari Roma.

Disebut sebagai Lima Kaisar Baik yang sangat inspiratif karena keberhasilan mereka  dalam kepemimpinan atas Kekaisaran Romawi, yang hingga saat ini selalu dikenang dan menjadi inspirasi dan referensi dalam kepemimpinan besar.

Dan secara khusus Kaisar Marcus Aurelius ini agak memiliki spesifikasi khusus yaitu juga dia seorang filsuf Stoic yang mumpuni. Bahkan dia menulis buku yang sangat terkenal berjudul Meditations yang sudah beredar luas dengan sejumlah bahasa negera-negara yang hingga kini dibaca sebagai rujukan.

Untuk mengelola balas dendam yang sedang dialami oleh seorang pemimpin, Aurelius memberikan nasehat dengan yang sangat mudah dan sungguh benar, dengan mengatakan : "betapa jauh lebih baik membiarkannya, membiarkan orang yang bersalah melakukan kesalahannya sendiri", dengan kata lain "balas dendam terbaik adalah tidak menjadi sama seperti mereka".

"The best revenge is not to be like that."-Marcus Aurelius

Memang sederhana nasehatnya, yaitu orang yang bersalah kepada Anda jangan dibalas kesalahan itu dengan kesalahan yang sama sebab ketika Anda membalasnya maka Anda tidak lebih baik dari orang yang melakukan kesalahan itu kepada Anda.

Banyak orang memberikan nasehat, tetapi nasehat dari Kaisar Marcus Aurelius berbeda. Mengapa berbeda? Karena dia sendiri sudah mempraktekkannya, dan hasilnya memang sungguh membawa dampak perubahan yang luar biasa di lingkungan kepemimpinan Romawi pada saat itu.

Kejadiannya muncul ketika salah seorang Jenderal hebat yang paling dipercayainya melakukan pemberontakan dan menyatakan dirinya sebagai kaisar. Jenderal si pemberontak ini bernama Avidius Cassius yang memiliki nafsu besar untuk berkuasa.

Sebagai seorang Kaisar, harusnya Marcus Aurelius tersinggung karena melawan kekuasaannya oleh bawahan yang sangat terpercaya saat itu. Apakah Aurelius tersinggung dan dendam dan membalasnya?

https://twenties.fandom.com/wiki/Avidius_Cassius
https://twenties.fandom.com/wiki/Avidius_Cassius
Sama sekali tidak mencari dan melakukan balas dendam pada Cassius. Yang dilakukan oleh Marcus Aurelius adalah memanfaatkan situasi itu sebagai kesempatan yang baik untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang Romawi dan Senat Romawi tentang "bagaimana menangani dan mengelola perselisihan antara sipil dengan cara penuh kasih dan pengampunan."

Sebab, selama ini Romawi terkenal dengan kekejaman mereka dalam membasmi lawan-lawan yang hendak mengganggu dan menguasai kerajaan mereka. Siapapun dan darimanapun akan di habisin dengan cara-cara perang yang tidak berbelas kasihan dan pengampunan.

Dan kisah selanjutnya diketahui bahwa si Jenderal yang memberontak ini, Avidius Cassius, melakukan revolusi dan sempat menjadi Kaisar, walaupun Kaisar Marcus Aurelius sedang sakit. Tetapi akhinya, Avidius meninggal dengan mengenaskan karena dia dibunuh oleh seorang centurion dengan kepalanya dipenggal, dan dibawa kepada Marcus Aurelius, walaupun menolak melihatnya dan diminta dikuburkan saja.

Sikap Marcus Aurelius yang penuh kasih dan pengampunan ini, ketika si pembunuh memenggal kepada Cassius, dia harusnya sedih dan menangis karena memiki nilai kasih yang sangat mendalam.

Disinilah makna terdalam dari nasehat Marcus Aurelius tentang balas dendam itu. Sebab sesungguhnya, orang yang telah menganiaya Anda tidak pernah merasakan kebahagiaan yang sejati, mereka tidak bisa menikmati hidup mereka.

Bayangan-bayangan kejahatan dan penganiayaan yang mereka sudah lakukan kepada orang lain, akan terus menerus mengikuti hidup mereka. Jiwa mereka tidak pernah akan tenang selama persoalan itu tidak dituntaskan secara benar dan baik.

Oleh karenanya, ketika orang menganiaya Anda, jangan lakukan seperti mereka. Kasihi dan ampuni mereka dengan sepenuh hati, maka dendam Anda akan selesai dan masalah akan berpindah kepada orang yang menganiaya Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun