Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

RC KPU dan 80 Juta Angka Psikologis Kemenangan Jokowi-Amin

8 Mei 2019   23:39 Diperbarui: 9 Mei 2019   06:52 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.timesindonesia.co.id

Mengikuti proses perhitungan rekapitulasi suara hasil Pemilu serentak sejak Rabu 17 April 2019 sangat menarik dan sekaligus juga menegangkan, harap-harap cemas.

Rasanya waktu menuju hari H tanggal 22 Mei 2019 terasa begitu lama untuk mengetahui hasil akhirnya. Sementara pro dan kontra ditengah-tengah publik terkait dengan berbagai isu kecurangan, membuat proses perhitungan suara dengan RC oleh KPU menjadi berita yang menarik diikuti setiap saat.

Hari ini menjadi sangat penting menuju 2 minggu kedepan yang ditunggu oleh semua masyarakat Indonesia, karena progres capaian RC KPU sudah menyentuh angka 72,59% dari jumlah TPS seluruh Indonesia. Artinya, RC KPU sudah menghitung sebanyak  590.485 dari 813.350 TPS.

Dengan hasil perolehan sementara :

  • Capres 01, Jokowi - Amin, 56,16% setara dengan 62.483.671  suara
  • Capres 02, Prabowo - Sandi, 43,84% setara dengan 48.767.681 suara

Artinya sudah 111.251.352 suara sudah dihitung dari total suara 155.000.000 partisipasi pemilih. Artinya pula bahwa RC KPU masih terus menghitung sisanya sebanyak 43.748.648 suara.

Mengikuti hasil-hasil RC setiap hari menarik karena pola hasil perhitungan nampak relatif tidak berubah. Artinya juga bahwa Capres 01 masih tetap unggul disekitar angka 55%, kadang naik dan kadang turun tetapi tidak terlalu jauh.

Secara ilmu statistik dan matematika, bila dianggap hasil yang sudah dicapai ini sebagai sampel, 72,59%, maka kesimpulan sementara hasilnya cenderung tidak berubah. Makna lainnya adalah diperkirakan bahwa Capres 01 yang akan memenangkan Pemilu 2019, dan dengan demikian Capres 02 tetap berhenti hanya sampai Calon Presiden RI 2019-2024.

Yang lebih menarik lagi pada hari ini, dan pada waktu yang hampir sama yaitu sekitar pukul 17.00 wib, TKN Capres 01 juga mengumumkan RC Internal mereka. Dengan hasil pengumpulan data formulir C1 dari seluruh Indonesia. Hasil yang dicapai oleh RC Internal TKN ini mencapai angka 80.000.000-an jumlah suara yang dimiliki oleh Capres Jokowi - Amin.

Angka 80 jutaan suara dianggap sebagai angka psikologis kemengan sesuai RC Internal TKN diperhitungkan dari total suara pemilih sebanyak 155 juta. Sehingga prosentasenya telah mencapai 51,61%.

http://www.tribunnews.com/pilpres-2019/2019/05/08/rayakan-capaian-80-juta-suara-real-count-internal-tkn-jokowi-maruf-pertandingan-sudah-selesai?page=all
http://www.tribunnews.com/pilpres-2019/2019/05/08/rayakan-capaian-80-juta-suara-real-count-internal-tkn-jokowi-maruf-pertandingan-sudah-selesai?page=all
Maknanya angka ini menegaskan bahwa berapapun jumlah sisa suara yang ada, tidak akan mengubah kemenangan di pihak Capres 01. Katakanlah, bahwa seluruh sisa suara itu akan dimenangkan oleh Capres 02, tetapi angka 51% yang menjadi suara untuk Capres 01 tidak akan mengubah kemenangan mereka.

Hasil RC Internal TKN dari Pasangan Capres 01 Jokowi -Amin ini, telah menjadi berita besar di layar televisi dan media-media online sambil memperlihatkan orang-orang kunci dalam TKN yang saling mengucap selamat bagi angka kemenangan psikologis yang dicapai.

Tanpa mengabaikan berbagai bentuk kecurangan, penyimpangan yang terjadi selama proses Pemilu serentak ini, karena memang ada mekanisme dan aturan hukum yang harus dilewati untuk itu, nampaknya target KPU untuk mengumumkan hasil akhir dari pesta demokrasi yang dianggap terbesar dan tersulit, dan terumit bahkan yang makan korban jiwa terbesar di seluruh dunia ini.

Apapun yang kesulitan yang akan dihadapi, terutama pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat, maka hasil pemilu serentak ini sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan negara ini.  

Oleh karenanya, tidak hanya seluruh aparat keamanan yang bertanggungjawab untuk mengawal proses ini hingga tuntas, tetapi seluruh masyarakat negeri ini ikut memiliki tanggungjawab besar, penting dan mendasar bagi penetapan hasil pemilu serentak 2019.

Kegagalan penetapan hasil pemilu, akan menjadi "malapetaka" bagi masa depan bangsa ini. Apalagi bila akan ada konflik yang masif ditengah-tengah masyarakat, maka kerugian yang akan muncul tidak bisa terbayangkan lagi. 

Dengan berkaca dan bercermin pada kejadian kejatuhan Orde Baru tanggal 12 Mei 1998 yang lalu, yang memakan korban jiwa serta kehancuran dimana mana dan keretakan hubungan persatuan negeri, harusnya siapapun di nusantara ini lebih bijaksana untuk bertutur, dan beraksi.

Perebutan kekuasaan melalui kompetisi pesta demokrasi yang disebut Pemilu, tentu saja sah-sah saja dan perlu dijalani. Tetapi ketika memaksakan kehendak bebas dan nafsu liarnya oleh kelompok-kelompok tertentu yang melawan hukum dan peraturan perundang-undangan, sama saja melawan negara dan bangsa itu sendiri.

Kalau ini yang terjadi, maka seluruh masyarakat harus bersatu untuk menyelamatkan negeri ini dari nafsu yang berlebihan untuk meraih kekuasaan dengan keinginan yang tidak menjadi representasi dari hati nurani rakyat itu sendiri.

Semuanya, demi masa depan Indonesia maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun