Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

RC KPU dan 80 Juta Angka Psikologis Kemenangan Jokowi-Amin

8 Mei 2019   23:39 Diperbarui: 9 Mei 2019   06:52 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa mengabaikan berbagai bentuk kecurangan, penyimpangan yang terjadi selama proses Pemilu serentak ini, karena memang ada mekanisme dan aturan hukum yang harus dilewati untuk itu, nampaknya target KPU untuk mengumumkan hasil akhir dari pesta demokrasi yang dianggap terbesar dan tersulit, dan terumit bahkan yang makan korban jiwa terbesar di seluruh dunia ini.

Apapun yang kesulitan yang akan dihadapi, terutama pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat, maka hasil pemilu serentak ini sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan negara ini.  

Oleh karenanya, tidak hanya seluruh aparat keamanan yang bertanggungjawab untuk mengawal proses ini hingga tuntas, tetapi seluruh masyarakat negeri ini ikut memiliki tanggungjawab besar, penting dan mendasar bagi penetapan hasil pemilu serentak 2019.

Kegagalan penetapan hasil pemilu, akan menjadi "malapetaka" bagi masa depan bangsa ini. Apalagi bila akan ada konflik yang masif ditengah-tengah masyarakat, maka kerugian yang akan muncul tidak bisa terbayangkan lagi. 

Dengan berkaca dan bercermin pada kejadian kejatuhan Orde Baru tanggal 12 Mei 1998 yang lalu, yang memakan korban jiwa serta kehancuran dimana mana dan keretakan hubungan persatuan negeri, harusnya siapapun di nusantara ini lebih bijaksana untuk bertutur, dan beraksi.

Perebutan kekuasaan melalui kompetisi pesta demokrasi yang disebut Pemilu, tentu saja sah-sah saja dan perlu dijalani. Tetapi ketika memaksakan kehendak bebas dan nafsu liarnya oleh kelompok-kelompok tertentu yang melawan hukum dan peraturan perundang-undangan, sama saja melawan negara dan bangsa itu sendiri.

Kalau ini yang terjadi, maka seluruh masyarakat harus bersatu untuk menyelamatkan negeri ini dari nafsu yang berlebihan untuk meraih kekuasaan dengan keinginan yang tidak menjadi representasi dari hati nurani rakyat itu sendiri.

Semuanya, demi masa depan Indonesia maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun