Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

1 Mei Lebih Cocok Disebut Hari Demo Buruh Nasional

1 Mei 2019   13:29 Diperbarui: 1 Mei 2019   13:54 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suryamalang.tribunnews.com

Melihat sejarah, dinamika dan perkembangan yang terus terjadi, tuntutan dari pihak buruh melalui organisasi buruh seperti serikat buruh atau serikat pekerja akan terus bergulir. Bagaimana masalah yang awet tiada berakhir, yang sebagian besar selalu berada dalam situasi ketegangan antara buruh, perusahaan dan pemerintah sendiri.

Awetnya masalah perburuhan ini, sebagai indakasi yang sangat kuat dan signifikan bahwa hubungan antara buruh dan makjikan/perusahaan selalu berada dalam trade-off, tarik menarik yang tidak pernah selesai. Apalagi ketika posisi tawar menawar diantara mereka selalu dibangun dengan kecurigaan yang sangat dalam dan miskin kepercayaan antara kedua pihak.

Memang, menjadi sulit kalau si buruh atau tenaga kerja berjuang sendiri mengahapi pengusaha. Sehingga satu-satu cara untuk menekan pengusaha adalah dengan demo besar-besaran melalui Serikat Pekerja yang dimiliki.

Tak bisa dihindari memang, bahwa pada akhirnya Serikat Pekerja seakan menjadi "busuh" dari pengusaha ketimbang mitra kerja dalam membangun usaha bersama. Terlebih lagi, bila ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik praktis yang sering bikin situasi reseh tidak karuan-karuan.

Melalui demo yang disiapkan dengan baik serta orasi-orasi yang keras dan mengancam, menjadi referensi bagi serikat pekerja untuk memiliki posisi tawar menawar yang kuat saat berhadap-hadapan dengan si majikan nan pengusaha.

suryamalang.tribunnews.com
suryamalang.tribunnews.com
Mau tidak mau, pemerintah sebagai penangah dan pembuat dan pengawas regulasi tentang hubungan perburuhan ini, harus sensitive untuk meresponse masalah perburuhan ini.

Menjadi dilemmatis, karena keduanya harus dimenangkan dan bukan salah satu. Karena pengusaha harus dijaga agar terjadi kontinyuitas bisnis sebagai pelaku kunci dalam sebuah perekonomian negara. Dan pekerja juga harus diawasi agar tidak menjadi sumber masalah seperti kemiskinan, pengangguran dan masalah masalah sosial lainnya.

Harus diakui, pemerintah lebih sering terjepit antara tuntan buruh dan kemampuan para pengusaha. Pengusaha tentu tidak mudah menerima permintaan tuntutan karyawan, karena harus berhitung baik baik agar perusahaan tidak menjadi terpuruk tetapi meningkat kinerjanya.

Kembali pada pertanyaannya, apakah harus selalu dengan cara demo untuk memperjuangkan tuntutan para buruh dan tenaga kerja kepada pengusaha melalui pemerintah?

Inilah pertanyaan yang sangat sederhana tetapi sungguh sangat kompleks jawaban, apalagi implementasinya. Jadi, kita siap-siap saja tahun depan 1 Mei 2020 akan ada demo buruh lagi. Apa yang akan diperjuangkan, pasti meningkatkan gaji, upah, kesejahteraan, jam kerja, lembur dan sebagainya.

cnnindonesia.com
cnnindonesia.com
May Day, 1 Mei 2019, Selamat Hari Demo Buruh Internasional, dan Selamat Memperingati Hari Buruh 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun