Banjir Jakarta pada hari Jumat 26 April 2019 yang lalu seperti mengagetkan publik, khususnya warga Jakarta dan sekitarnya. Beberapa minggu terakhir perhatian publik tersedot habis pada Pemilu Serentak yang baru saja usai semingguan yang lalu dengan semua pro-kontra, gonjang dan ganjing. Memang daya tarik Pemilu jauh lebih kencang dari musibah banjir walaupun sama sama ada korban jiwanya.
Bagaimana respon masyarakat Jakarta terhadap banjir yang mendadak datangnya ini? Nampaknya masyarakat DKI sudah sangat pasrah terhadap banjir ini, dan sangat minim tanggapan yang bernada memprotes terhadap Pemda DKI.Â
Mungkinkah karena sudah sadar bagaimana kira-kira tindakan yang akan dilakukan oleh Gubernur Anies dan pasukannya di lingkungan Pemda DKI?
Secara keseluruhan, reaksi yang diberikan oleh Anies jauh dari harapan masyarakat DKI. Karena seperti biasa, sang Gubernur ini lebih pandai mencari penyebab dari terjadinya banjir Jakarta ini, dan lebih hebat lagi untuk terus berangan-angan untuk mengatasi banjir rutin setiap tahun ini. Tapi, sayang 1000 kali sayang, hasilnya nyaris tidak berbunyi.
Mari kita catat apa saja yang dilakukan oleh Bapak Gubernur Anies Baswedan itu.
Kali ini Gubernur akan memiliki jalan keluar yang konkrit dan nyata untuk mengasi banjir di Jakarta, yaitu membuat waduk. Dengan waduk maka banjir akan bisa diatasi terutama air banjir yang datangnya bersamaan dalam jumlah yang besar.
"Mau tidak mau harus membuat waduk karena bicaranya tentang volume air yang besar sekali. Jadi tidak cukup kalau kita hanya menangani di sini. Apapun yang kita tangani di sini kalau volume airnya besar sekali dari sana, datangnya bersamaan akan selalu menimbulkan limpahan air," ujarnya dikutip dari detik.com.
Ini tindakan yang masih  angan-angan dan sama sekali tidak bisa menyelesaikan dan mengatasi banjir yang sedang melanda Jakarta sejak Jumat yang lalu, dan nampaknya hari-hari kedepan, banjir ini akan terus membuat kisah dan cerita Jakarta.Â