Di kelompok milenial saya menegaskan bahwa saat ini racun yang memiliki daya rusak yang sangat dahsyat adalah hoaks yang tiada berhenti untuk meracuni manusia selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, kecuali pada saat manusia sedang tertidur dengan lelapnya.
Derajat ketergantungan manusia pada alat komunikasi yang disebut telepon pintar, telah membuat kehidupan manusia terus menerus berurusan dengan smartphone yang semakin cangkih dalam segala hal.
Gadget ini seperti pedang bermata dua. Disatu sisi menjadi kebutuhan manusia untuk melakukan banyak aktifitasnya yang sangat efisien dan efektif seperti memesan transportasi, makanan, dan kebutuhan lainnya yang berbasis online, menimpan uang, dan berbagai transkasi yang menjadi kebutuhan dasar manusia.
Namun disisi lainnya, informasi yang masuk melalui saluran sosial media, entertainment, telah menyita perhatian, waktu, energi serta sumberdaya manusia untuk terbuang dengan sia sia saja. Karena melalui sosial medialah informasi sampah terus mengalir tanpa henti dan dalam berbagai bobot perusak yang luar biasa.
Ini tentang permainan informasi yanag terus dialirin dalam otak dan pikiran manusia dan membentuk opini dan persepsi orang tentang segala sesuatu, kemudian berdampak kepada sikap dan akhirnya menjadi perilaku dalam keseharian.
Bagian inilah yang banyak orang tidak menyadarinya. Karena sosial media yang dikemas dengan hiburan, maka daya tariknya seperti magnik yang sangat kuat sehingga menghabiskan waktu dan energi terbuang, dan pada akhirnya manusia menurun produktifitasnya dalam bekerja, baik dirumah dan utamanya ditempat kerja.
Hasil-hasil survei telah menegaskan bahwa innformasi yang dialirin  melalui sosial media itu sekitar 80% tidak banar, hoaks, dan menyesatkan. Dan karenanya sama sekali tidak mempunyai manfaat yang berarti bagi orang yang bersosial media itu kecuali sebagai hiburan semata saja.
Daya rusaknya terhadap waktu, energi, emosi dan sumberdaya psikologi orang sangat kuat. Dan efek dominasinya menjadi persoalan yang banyak orang tidak menyadari.
Akibatnya 80% informasi melalui sosmed berupa sampah, dan dipastikan hasil atau keluarannya juga sampah. Masuk dalam bentuk sampah, keluar juga dalam bentuk sampah. Garbage In, Garbage Out atau dikenal dengan GIGO. Sampah Masuk, Sampah Keluar atau SMSK.
Terminologi GIGO dikenal dalam bidang ilmu komputer dan informatika, familiar dengan nama Sistem GIGO, yang arti sederhanya adalah apabila yang dimasukkan (sebagai input) ke dalam sistem itu dalam bentuk data sampah, maka sesunguhnya data yang keluarpun (disebut output) disebut sampah sampah. Dan yang namanya sampah, ya tidak ada gunanya kecuali akan dibuang karena kotor dan merusak.
GIGO juga dihadapi oleh setiap orang saat ini, dalam zaman digitalisasi yang diakomodir melalui penggunaan telepon genggam yang hampir setipa orang memilikinya pada zaman ini.