Mana yang Lebih Penting, Strategi atau Taktik
Pertanyaan yang agak aneh ini disampaikan dalam kelas Manajemen Strategi oleh seorang mahasiswa dengan nada yang sangat antusias untuk mendapatkan pencerahan.
Mengapa pertanyaan ini agak aneh, karena bagi yang sudah faham tentang manajemen strategi dia pasti faham bahwa taktik itu bagian dari strategi, dan bukan sebaliknya, strategi bagian dari taktik.
Untuk memperoleh latar belakang pergumulannya, saya meminta si mahasiswa agar menjelaskan latar belakang mengapa dia mengajukan pertanyaan seperti. Dan jawabannya sangat sederhana tetapi sangat mendasar tentang kebingunan banyak orang antara kata Strategi dan Taktik.
Si mahasiswa ini menjelaskan bahwa dalam beberapa kali mengikuti kegiatan kemahasiswaan, sering sekali digunaka istilah Strategi dan Taktik secara bergantian dalam melakukan sebuah program dan memberhasilkan sebuah kegiatan mereka dalam kelompok Senat Mahasiswa.
Dia menjelaskan kebingunannya, karena ketika teman-temannya mengatakan strategi, tetapi dia sendiri bingung karena strategi yang dimaksudkan tidak jelas dilapangan. Pada sisi lain, teman-temannya menegaskan agar menggunakan taktik yang jitu agar kita sukses dalam kegiatan ini.
Nampaknya, hal yang sama juga dihadapi oleh banyak orang dalam mengelola program atau pekerjaannya, atau dalam mengelola organisasi perusahaan atau lembaga tertentu. Dipastikan tidak begitu jelas batasan antara pada tataran mana membicarakan strategi, dan pada level mana membicarakan taktik itu.
Akhirnya yang terjadi adalah, strategi dan taktik yang katanya sudah dirumuskan, tinggal rumusan diatas kertas saja. Karena ketika melakukan implementasi kegiatan, yang berbicara sudah tidak jelas mana strategi dan mana taktik.
Harus difahami bahwa besar kecilnya sebuah organisasi akan ikut menentukan warna dari yang disebut strategi dan taktik itu. Perusahaan besar dan mempunyai market yang luas dengan banyak divisi dan departemen, bicara strategi dan taktik tidak terlalu sulit memahami dan menerapkannya. Tetapi dalam perusahaan yang kecil, atau dalam sebuah kepanitiaan, nampaknya akan sulit melihatnya secara tegas.
Strategi
Strategi merupakan arahan bagaimana mencapai misi. Setiap misi memerlukan strategi berbeda agar mencapai tujuan akhir (goal). Strategi merupakan satu kelompok tugas, yaitu "bagaimana" untuk mencapai misi. Proses menjalankan strategi dapat berlangsung berbulan-bulan.
- Kumpulankan manajer tiap Divisi/Bagian dalam satu forum sumbang saran (brain storming session) untuk menentukan misi organisasi dan pemikiran bagaimana mencapai misi itu.
- Sepakati apa dan bagaimana yang paling utama untuk mencapai misi yang telah disetujui bersama.
- Pada waktu bersamaan mungkin sampai juga pada tugas yang kurang penting: singkirkan. Konsentrasikan pada tugas utama. Sampailah pada fokus bagaimana, bukan tugas yang seperti apa, namun bagaimana cara untuk mencapainya; inilah taktik, sarana untuk bagaimana mencapainya.
- Untuk masing-masing misi ketemulah strategi berbeda dengan taktik pelaksanaannya. Sepakati bersama Departemen/Divisi/Bagian Organisasi/Perusahaan yang bertanggung jawab mengemban strategi dengan taktiknya.
- Tinjau kembali, teliti untuk revisi, mungkin perlu disederhanakan, mungkin ada strategi yang tidak relevan.
Taktik
Taktik merupakan tugas tertentu untuk menyelesaikan strategi; merupakan "apa yang perlu dilakukan" untk mendukung "bagaimana" mencapainya. Semakin banyak macam misi yang ingin dicapai, semakin banyak taktik yang harus dipikirkan. Â Dari kumpulan taktik diurutkan prioritas sebagai time-line, waktu perencanaan kerja pencapaian tujuan (goal).
- Dalam pertemuan sumbang-saran pastikan siapa-siapa yang bertanggung jawab terhadap strategi mana yang diembannya . Manajer atau kelompok yang menangani strategi agar dapat dilaksanakan  menegaskan eksekusi/pelaksanaan taktik untuk pencapaian strategi.
- Taktik jangan merepotkan karena banyak jenisnya, perlu disederhanakan yang lebih fokus dan pastikan taktik, merupakan  cara, yang paling jelas sebagai elemen strategi.
Kilas balik
- Purpose = Tujuan: Tujuan Organisasi disebut juga Goal, ada pula yang menyebutnya Setting The Objectives sebagai Key Results Areas (KRA); yaitu melalui menentukan tujuan paling tnggi/paling mulia.  Goals & Objectives atau tujuan ini harus sesuai dengan visi organisasi. Meskipun tujuan harus di level paling tinggi, tidak boleh samar, harus tetap jelas dan harus mungkin dapat dicapai..
- Vision = Visi: Visi merupakan keinginan bagaimana organisasi harus berkembang maju dan merupakan impian nyata yang harus dapat tercapai di masa depan. Visi adalah semacam kunci pembuka, alat nmenuju tujuan pencapaian sukses kedepan. Visi merupakan "bahan bakar" untuk menggerakkan dan menjalankan organisasi/perusahaan. Sedapatnya visi tidak dirubah sesuai disepakatinya pendirian tujuan organisasi/perusahaan.
- Missions = Misi: Pernyataan misi, mission statement, merupakan pesan-pesan singkat dari organsasi menjabarkan proses untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam visi orgaisasi. Â Dituliskannya pesan-pesan tersebut berfungsi ganda bagi seluruh anggota organisasi; agar fokus pada tugas masing-masing, namun juga menyiapkan agar masing-masing anggota, manajer maupun karyawan siap maju, siap berinovasi mencapai arahan visi orgaisasi/perusahaan. Misi organisasi agar bergerak sesuai masa/waktu dan kemajuan dunia (teknologi).
- Strategies = Strategi: Pemikiran dasar/utama bagaimana mencapai misi (disiapkan beberapa jenis misi  -- maka strategi juga disiapkan beberapa). Sterategi merupakan tanggung jawab pimpiman/manajer departemen/divisi/bagian organisasi/perusahaan. Strategi mungkin secara relatif cepat dapat berubah untuk penyesuaain mengikuti zaman, teknologi dan menghadapi tantangan.
- Tactics = Takti: Sebanyak strategi disusun berbagai taktik, yaitu cara bagaimana melaksanakan tugas sesuai strategi pencapaian tujuan misi. Jika strategi berubah, tentu cara pelaksanaan eksekusi dengan taktik juga harus disesuaikan dan merupakan cara mencapai strategi yang diperbahrui/disesuaikan guna pencapaian misi.
Kesimpulan Pentingnya :
Dengan pemikiran dan memastikan langkah-langkah tersebut dapat dibuatkan peta jalan (road-map) sebagai panduan yang sangat penting dan efektif dalam implementasinya.
Dimaksudkan bahwa, secara berkala, setiap tahun berjalan atau bila ada kejadian perkembangan ekonomi/budaya/politik yang siknifikan perlu peninjauan mengikuti perubahan bila diperlukan.
Tentu perlu dan sangat dibutuhkan yang namanya fleksibilitas untuk menghilangkan strategi yang tidak diperlukan lagi ataupun memikirkan pelaksanaan strategi lain; yang penting agar misi dapat tercapai.
Harus diingat bahwa sesungguhnya, tujuan utama ketika membentuk visi dan misi organisasi/perusahaan tetap perlu dipertahankan sedapat mungkin.Â
Pada akhirnya "bahan bakar" visi harus bisa mencapai tujuan pencapaian masa depan yang sudah dibentuk sebagai legacy yang bermakna.
Catatan : Substansi dari Artikel ini kiriman dari sahabat baik saya, Ludwig Suparmo, Senior Lead Trainer: Crisis, Issue & Risk Management; Conflict Management;  Compliance Management; No Stress Management
Daftar Referensi:
- Cutlip, Scott M; Center, Allen H; Broom, Glen M. (2006). Effective Public Relations. Ninth Edition, Prentice-Hall, New Jersey
- Dixit, Avinash & Skeath Susan (2009). Games of Strategy -- Terjemahan: Edisi Kedua Jilid 1 & Jilid 2, @akademia, Indeks, Jakarta
- Tunggal, Amin Wijaya (2003). Tanya Jawab Manajemen Strategik. Harvarindo, Jakarta
- Tynan, Kevin B (1994). Multi Channel Marketing, Maximizing Market Share with an Integrated Marketing Strategy. Golden Books Centre, Sdn. Bhd., Kuala Lumpur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H