Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mencoblos, Ujian antara Setia atau Berkhianat

17 April 2019   08:47 Diperbarui: 17 April 2019   16:00 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.voaindonesia.com/a/di-tengah-suhu-dingin-sepuluh-ribu-wni-berikan-suara-di-den-haag/4874490.html

Sehebat apa pun jagoan anda. Jika besok kamu tidak datang dan masuk ke TPS, maka jagoan anda dipastikan kalah. Datanglah ke TPS dan Jangan GOLPUT.

Kutipan diatas merupakan status salah seorang sahabat saya di laman facebooknya dan sungguh menjadi inspirasi bagi saya untuk memulai hari istimewa hari ini yang ditunggu-tunggu oleh 269 juta penduduk Indonesia dan bahkan ditunggu oleh seluruh dunia apa yang terjadi hari ini bagi masa depan Indonesia.

Mengapa status diatas menjadi inspiratuf karena menyimpulkan semua proses politik pemilu yang sudah sejak setahun bahkan lima tahun lalu disiapkan oleh seluruh negeri ini. Dan hari ini, akan menjadi pembuktian akan kesetiaan  seluruh rakyat Indonesia. 

Persiapan yang sangat panjang dan menelan biaya ratusan triliun rupiah, menyedot energi dan sumberdaya yang luar biasa, akan ditentukan mulai jam 07.00 sampai 17.00 di sore hari.

Betul bahwa apapun yang selama ini disiapkan dengan baik, sehebat apapun kampanye yang dilakukan, dan sebesar apapun biaya yang sudah dikeluarkan dan sehebat apapun visi dan misi serta strategi dan program yang dirancangkan, semuanya akan sia-sia tidak ada gunanya kalau Anda sebagai pemilih tidak ke TPS dan mencoblos.

Mencoblos merupakan puncak kegiatan pemilu, yaitu menentukan orang yang akan mewakilinya untuk memimpin bangsa dan negeri ini 5 tahun kedepan.

Mencoblos dengan menusuk gambar dalam kertas pemilu merupakan klimaks proses demokrasi yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Dan hasil kerja mencoblos itu merupakan bukti otentik dan sah menentukan siapa pemimpin Indonesia 5 tahun yang akan datang.

Jadi, mencoblos dan kertas suara adalah satu mata uang dari dua sisi yang tidak bisa dipisahkan sama sekali sebagai bukti demokrasi bangsa ini.

Datang ke Tempat Pemungutan Suara dan mencoblos kertas suara yang sudah disediakan, menjadi proses pembuktian kesetiaan setiap pemilih atau memperlihatkan pengkhianatannya akan apa yang seharusnya dipilih tetapi tidak dipilihnya.

Pemilu menjadi arena menguji kesetiaan pemilih, kesetiaan akan kemitmennya bagi republik ini 5 tahun kedepan. Ketika Anda setia maka negeri ini akan selamat untuk 5 tahun kedepan. Kalau Anda berkhianat maka 5 tahun kedepan akan dijalani dalam penderitaan karena hasilnya tak sesuai harapan.

Setia atau berkhianat menjadi kata kunci bagi setiap pemilih untuk masa depan generasi umat manusia di bumi nusantara ini.

Pada tataran praksisnya tentu saja kesetiaan ini akan diuji melalui organisasi atau lembaga peserta pemilu, partai politik, kelompok masyarakat dan institusi yang tersedia dalam mengawal pesta demokrasi ala Indonesia ini.

Melalaui organisasi parpol kesetiaan Anda akan tersalurkan dan akan diuji hari ini, Rabu 17 April 2019, hari H untuk pesta demokrasi, mencoblos sesuai pilihannya.

Namun, yang dikehendaki adalah kesetiaan bagi negeri dan republik Indonesia yang kita cintai ini. Apakah Anda semua setia pada bangsa ini, atau mau menjadi pengkhianat bagi bangsa ini untuk 5 tahun kedepan.

Hari ini, saat kita berdemokrasi akan diuji kesetiaan kita apakah mau agar bangsa dan negeri ini tetap utuh, kuat, besar dan terus berkembang dan maju menyaingi semua negara di dunia ini. Hari ini komitmen itu akan betul-betul diuji.

Maaf, saya tidak peduli akan parpolmu, saya tidak mau tahu kepentingan pribadimu, saya tidak mau sibuk dengan pertentanganmu dengan siapapun di republik ini. Tetapi saya hanya mau Anda menjadi orang yang setia atau menjadi pengkhianat bagi negeri ini, Indonesia.

Apakah Anda  setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika? Itulah yang dimaksudkan dengan kesetiaan atau berkhianat kepadanya.

Siapa diantara kandidat yang sudah tersedia yang diyakini sebagai orang yang mampu menjawab kesetiaan Anda dalam memilih itu ?

Artinya pula, ketika Anda salah memilih, dan 5 tahun kedepan bangsa ini salah jalan, maka Anda telah berkhianat pada bangsa ini, pada anak dan cucu serta generasi berikutnya.

Pengalaman puluhan tahun bagi negeri ini sudah cukup untuk menjadi pemilih yang smart dan bijak agar tak salah memilih.

Jangan terbuai dengan hanya janji, tetapi buktilah yang lebih menentukan kehebatan seseorang dalam memimpin.

Kita boleh bertukar pendapat dan saling berbagi kelemahan dan kelebihan semua kandidat tetapi yakinilah siapa yang konsisten untuk menjaga Indonesia, menjaga Pancasila, menjaga UUD45 dan mengawalm Bhineka Tunggal Ika dengan kosisten dan selalu NKRI sebagai final.

Selamat pagi negeriku,

Selamat pagi Indonesia,

Selamat berpesta pora bangsaku

Selamat berdemokrasi nusantarku,

Selamat datang di TPS hai anak-anak bangsaku,

Selamat memilih generasi masa depan negeri

Selanmat mencoblos hai para pendekar demokrasi.

Untuk Indonesia yang lebih baik, lebih maju, sebagai pemenang bagi kehidupan yang semakin maju dan hebat !

Yupiter Gulo, 17 April 2019, pukul 08.45 sebelum berangkat ke TPS untuk MENCBLOS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun