Hari ini sungguh sangat istimewa bagi masyarakat Indonesia, secara khusus bagi umat Kristiani, karena hari ini menjadi Minggu Palem tetapi sekaligus memasuki masa tenang bagi Indonesia menuju Pemilu serentak pada Rabu 17 April 2019.
Mengapa menjadi itimewa karena kedua moment ini memiliki dasar makna yang hampir sama yang harus dijalankan dan dijaga dengan baik.
Minggu Palem atau juga disebut minggu Palmarum, merupakan Minggu terakhir sebelum hari Raya Paskah di rayakan untuk mengingat peringatin Hari Kebangkitan Yersus Kristus setelah mengalami penderitaan, penyiksaan, penyaliban hingga mati dan dikuburkan.
Tahun ini, Hari Raya Paskah jatuh pada Minggu tanggal 21 April 2019, dan minggu sebelumnyanya adalah hari ini, Minggu tanggal 14 April 2019, yang dikenal dengan Minggu Palem. Minggu Palmarum yang juga sebagai minggu pra paskah terakhir ke-6 memperingati perjalanan kesengsaraan yang dijalani Yesus sebelum menjalani penyaliban dan kematian.
Minggu Palem dirayakan sebagai peringatan penting ketika Yesus memasuki kota Yerusalem dengan penuh sorak-sorai dan kegembiraan mengendarai keledai dengan penuh semangat, semua menyanyi dan berteriak-teriak Hosana, Hosana Hosana.
Mengapa peringatan ini menjadi penting karena sesungguhnya kota Yerusalem saat itu menjadi sangat tidak kondusif dan bersahabat buat Yesus sendiri. Karena situasi politik keagamaan yang selama ini terjadi, sehingga Yesus terancam hidup dan jiwanya untuk dibunuh, setelah sekian lama terus menerus dicari kesalahannya oleh para petinggi-petinggi agama saat itu.
Tapi, karena memang itu sudah menjadi jalan salib yang harus dilewati maka semuanya terjadi seperti yang sudah dinubuatkan oleh para nabi.
Minggu Palmarum seakan menjadi masa tenang bagi Yesus dan murid-muridnya untuk menghadapi proses kematian bagi Yesus, dan sekaligus dikenal dengan Tri Suci Paskah, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Sunyi.
Mulai saat minggu Palem seluruh murid-muridNYA disiapkan untuk menghadapi sebuah peristiwa besar dan tragis tentang penangkapan, penyiksaan, penyaliban dan kematian Yesus di kayu salib. Sesuatu yang mereka tidak harapkan dan pikirkan akan terjadi, karena selama ini mereka bersama Yesus yang penuh kuasa dan mujizat dalam menghadapi segala macam persoalan.
Sesungguhnya, kondisi dan situasi seperti itulah yang kini sedang dijalani oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam memasuki Pemilihan Umum Serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif periode 2019 -- 2024.
Masa tenang menjadi sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk merefleksikan secara totalitas menyeluruh semua proses politik yang sudah dijalani sejak setahun yang lalu, dan terutama masa kampanye terbuka selama tiga minggu berturut-turut.
Setelah mengalami hiruk-pikkuk, ketegangan dan tekanan dalam proses kontestasi, sehingga masyarakat seakan-akan terbelah menjadi dua kubu yang saling berhadap-hadapan, maka kini saatnya Indonesia harus memutuskan dan memilih siapa yang layak untuk menjadi pemimpin negeri ini 5 tahun kedepan.
Semua masyarakat harus merenungkan habis-habisan tentang masa depan bangsa ini akan berubah seperti apa ditangan pemimpin yang akan dipilih dan diberi mandat penuh mengubah Indonesia menjadi lebih baik dan lebih maju 5 tahun yang akan datang.
Refleksi ini menjadi mendasar dan dibutuhkan, tidak saja melihat profil dari semua kandidat yang sudah memenuhi syarat, tetapi juga perlu membawa didalam pergumulan doa masing-masing kepada Tuhan agar memberikan hikmat bagi masyarakat demi terpilihnya pemimpin yang berkenan kepada Tuhan.
Bagian ini menjadi sangat penting, karena manusia bisa saja salah dalam melihat profil orang, tetapi sesungguhnya Tuhan tidak pernah salah memilih orang. Dan karenanya, setiap orang yang beriman akan menyerahkan kepada Tuhannya agar diberikan hikmat dan petunjuk yang baik ketika menentukan pilihan.
Paling tidak dengan cara demikian, masyarakat tidak berada dalam kondisi tertekan, ketakutan, kekuatiran akan ancaman yang muncul. Sebab, ketika semuanya sudah diserahkan kepada Tuhan, biarlah Tuhan sendiri yang bekerja dengan caranya. Dan masyarakat akan menjalani semua proses ini dengan damai sejahtera adanya.
Umat Kristiani yang sedang menjalani minggu palmarum menuju Kamis Putih, tiga hari kedepan akan menjadi arena pergumulan iman dalam doa secara konkrit untuk mendoakan Indonesia dalam Pemilu serentak 17 April 2019. Mengingat ulang dan memperingati kembali bagaimana detik-detik kesengsaraan dan kematian Yesus di kayu salib, juga menjadi motivasi kuat meminta Tuhan memberi hikmat dan kekuatan agar mampu menentukan pilihan dalam Pileg dan Pilpres 2019 dengan penuh damai dan kegembiraan.
Merayakan minggu palem berbeda-beda disetiap jemaat atau di gereja, dengan tema tema yang berlainan sesuai kebutuhan umat. Di gereja kami ibadah minggu palem ini dirayakan dengan tema "Jangan Masa Bodoh". Sebuah pesan penting untuk mengingatkan umat bahwa kekuatan sebuah persekutuan itu adalah saling peduli, dan karenanya jauhilah sikap masa bodoh.
Termasuk didalamnya agar umat tidak boleh masa bodoh dengan Pemilu 2019 yang akan digelar 17 April 2019. Umat tidak boleh masa bodoh, tetapi harus peduli dengan cara memilih pada hari H. Jangan golput adalah juga implementasi dari tema utama ini. Karena menyangkut tanggungjawab sebagai bagian dari sebuah persekutuan.
Kekuatan sebuah negara terletak pada kekuatan persekutuan yang hidup dan terus berkembang didalam dan ditengah-tengah umat dan jemaatnya. Kalau persekutuan lemah maka negara bisa hancur berantarakan. Persekutuan yang kuat akan membangun dan mengembangkan sikap saling menopang dalam segala hal. Toleransi yang semakin kokoh. Sehingga musuh apapun dapat dihadapi dengan mudah.
Inilah yang harus dimaknai bahwa semangat minggu Palmarum sesungguhnya menjadi moment-moment penting bagi umat mengawal masa tenang menuju Pemilu pada hari rabu. Hari rabu 17 april akan menjadi moment sangat penting bagi Indonesia sebebagai penentu arah perubahan lima tahun kedepan, bahkan 10 tahun yang akan datang.
Memang masa depan, bahkan hari esok sekalipun, merupakan misteri kehidupan yang tidak ada satu orangpun tahu kecuali Tuhan sendiri pemilik kehidupan. Dan oleh karennya, manusia diajarkan agar tidak merasa sok tahu masa depan yang belum terjadi itu. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah menyerahkannya kepada Tuhan sendiri.
Sikap iman seperti ini, akan mendorong manusia untuk selalu pasrah dalam pemeliharaan Sang Pemilik Kehidupan itu sendiri. Manusia hanya dituntut untuk selalu melakukan yang terbaik pada setiap kesempatan yang dimilikinya. Sementara hasilnya menjadi kawasan Sang Pemilik Kehidupan, yaitu Tuhah yang maha kuasa.
Semoga semangat minggu palem hari ini akan menjadi semangat spiritual untuk mengawal masa tenang memasuki hari Pemilihan Umum buat Indonesia yang lebih baik dan maju!
Tuhan Memberkati Indonesia!
YupG, Minggu Palmarum 14 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H