3. Sipil Pengusaha versus Tentara
Ini fakta yang tak terbantahkan bahwa keduanya kontras berbeda dari profesi yang dijalani selama ini. Jokowi lahir dan besar sebagai warga sipil masyarakat biasa, tetapi sekaligus sebagai seorang pengusaha meubel yang berhasil sebelum dia menjabat sebagai Walikota, Gubernur dan Presiden.
Sementara Prabowo berlatar belakang tentara murni sejak awal hingga besar dan bertumbuh sampai pasa puncak kariernya. Walaupun diakhiri dengan pemecatannya di TNI akibat gejolak kejatuhan Orde Baru tahun 1998.
Pengalaman sejak era reformasi memperlihatkan bahwa kepempinan sipil itu jauh lebih akomodatif demokratif ketimbang yang berlatar tentara.
Latar belakang pendidikan dan profesi sebagai tentara sangat baik untuk membangun jiwa kedisipilinan dan skill kompetensi yang dimiliki untuk mencapai sebgau target "peperangan". Tetapi, tidak selalu menjadi cocok untuk komunitas yang tidak selalau lingkungan tentara.
Pengalaman Jokowi sebagai pengusaha sangat kental sekali dalam mengelola Indinesia selama 4 tahun sebagai RI-1. Hal ini bisa dilihat dari hasil kerjanya selama menjabat sebagai Presiden dengan Nawasita nya yang terdiri dari beberapa kaki kuat, seperti Indonesia diabangun dari pinggir, pulau-pulau terluar, mulai dari desa.Â
Walaupun belum merata seluruh tanah air, tetapi hasilnya telah memukau seluruh dunia akan perubahan yang terjadi di Indonesia.
Banyak pihak memprediksi, bila pola pembangunan yang dilakukan oleh Jokowi diteruskan 5 tahun kedepan, Indonesia akan menyamai sejumlah negara di dunia, paling tidak menjadi terbaik dikawasan Asean.
4. Pancasila versus Khillafah
Narasi tentang Pancasila, NKRI bersus Negara Khillafah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam dinamika Pilpres 2019 ini. Kendati dalam acara debat capres keempat tanggal 30 Maret yang lalu, sama-sama telah meresponsnya dalam forum debat, namun publik melihat kedua kubu ini sebagai kekuatiran kedepan.