"Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik" -- Lukas 4:13
Kejadian ini terjadi di padang gurun setelah 40 hari Yesus tidak makan dan minum karena puasa, lalu Iblis mencobai Yesus dengan 3 godaan yang mematikan. Tapi, Iblis kalah karena tidak mampu menguasai Yesus.
Betul bahwa Iblis dikalahkan oleh Yesus pada saat itu, tetapi Iblis tidak putus asa. Dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk mencobainya kembali.
Inilah pesan penting yang bisa dibaca dari aksi teror si Brenton Tarrant itu. Diyakini bahwa Iblis menggunakannya untuk melakukan pembunuhan itu, dengan persiapan dan perencanaan yang sangat matang. Bahkan, apabila dia tidak bisa dicegah, target berikutnya adalah masjid ketiga. Dia mengakui itu setelah ditangkap.
Iblis bekerja 24 jam sehari tanpa jedah dan menunggu waktu yang tepat untuk menerkam siapa saja. Rasul Paulus sudah mengingatkan itu dengan menulis pesannya: Â Â Â Â
"Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" -- 1 Petrus 8:5
Melihat pola aksi teror yang dilakukan oleh Brenton Tarrant ini, memberi pesan kuat bahwa justru didalam keadaan tenang, aman, nyamanlah si Iblis akan melakukan aksinya.
Iblis bisa saja tampil bukan dalam bentuk yang selalu jelek, galak, kotor, dan gelap gulita. Tidak sama sekali. Dia tampil sebagai orang yang kaya, berduit, berpendidikan, pelatih kebugaran, menguasai banyak ilmu dan pengetahuan, telah menjelajahi dunia.
Baca juga : Waspadai 3 Godaan yang Paling Mematikan
Di mana tempat yang aman itu?
Bila pertanyaan ini menjadi relevan, di manakah tempat yang aman di muka bumi ini, maka jawabannya adalah tidak ada yang aman bagi hidup manusia di dunia ini.
Bahkan aksi teror yang muncul bukan semakin mereda. Aksinya semakin menjadi-jadi. Dan bentuknya pun tidak selalu hanya dalam bentuk aksi pembunuhan seperti yang dilakukan oleh si Brenton ini.