Secara akademik Media Relations menjadi mata kuliah penting dalam pembelajaran Ilmu Komunikasi dan banyak sekali referensi yang dipublikasikan dan tetap berkembang pesat.
Salah satu referensi mengenai Media Relations, mari kita simak dari buku sangat terkenal ditulis oleh Allen Center dan Patrick Jackson Prublic Relations Practices - Managerial Case Studies and Problems -- Fith Edition (1995: 256 -259), dalam Bab 7: Media Relations dipelajari sebagai:
- Media Relations influence is cumulative and long term.
- The main power of the media is to make us aware
- The media concentrate on reporting bad news
Dengan mengetahui karakteristik demikian, divisi kehumasan harus terampil dan profesional mempunyai hubungan baik dengan segala usaha media karena: tugas dari insan Public Relations yang membawa kepentingan perusahaan/instansi itu harus dikerjakan berkesinambungan dalam jangka selama perusahaan/instansi berkiprah.
Insan Public Relations harus sadar bahwa tujuan utama perusahaan media berita menjadikan publik (sasaran masyarakat tertentu) mengetahui dan mengerti pesan-pesan yang disampaikan (termasuk pesan-pesan perusahaan).
Namun, pada umumnya lebih menarik dan lebih "menjual" mengabarkan berita kejutan, berita yang luar biasa dari kejadian biasanya, maka sudah diterima oleh masyarakat (tidak selalu, semua orang setuju) berkonsentrasi pada menggambarkan berita jelek/buruk (Ada frase tersohor: "Good News is No News, Bad News is..."); maka dari itu insan Public Relations harus siap dan profesioanl apabila terjadinya isu buruk apalagi timbulnya krisis di suatu perusahaan atau produk/layanan yang dipasarkan secara umum.
Corporate advertising menjadi salah satu bentuk komunikasi yang efektif. Iklan Identitas Perusahaan (Corporate Identity Advertisement); Â Paul A. Argenti dalam bukunya yang sangat terkenal Corporate Communication, Fifth Editon, (2009: 13) menulis sebagai berikut:
Reputasi perusahaan dapat ditingkatkan dengan strategi corporate advertising, juga identitas dan citra serta reputasi perusahaan dapat dirubah/diperbaiki apabila perusahaan menghendakinya, semisal dalam transformasi, bahkan bila menghadapi musibah krisis. Sesungguhnya corporate advertising tidak menjual langsung produk atau jasa yang dikelolanya. Corporate advertising menjual citra kebaikan dan keungguan perusahaan pembuat dan penghasil produk dan jasa. Sering hal demikian terjadi untuk target audience atau constuency berbeda.
Artikel kiriman dari Ludwig Suparmo; mantan dosen Opini Publik; pelatih spesialisasi Manajemen Krisis, Isu dan Krisis dalam Komunikasi, menerbitkan buku Tidak Stres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H