Sebuah kisah klasik yang menceritakan bagaimana seorang anak muda yang meninggalkan bapaknya setelah meminta harta yang menjadi bagiannya, pergi jauh mengembara dan menikmati hidupnya dengan bersenang-senang dengan harta yang dibawanya.
Namun, setelah harta yang dimiliki habis tanpa bekas dia mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum setiap hari. Dia mencoba berbagai cara termasuk menjadi karyawan rendahan sekalipun seperti buruh tani dan ternak.
Ternyata tidak mudah mendapatkan sesuap nasi, sampai-sampai bagian dan sisa makanan ternakpun dimakannya hanya sekedar untuk bisa bertahan hidup dan tidak mati kelaparan. Kemudian, dalam perjuangan, kesulitan, pergumulan dan penderitaannya tiba-tiba dia sadar dan ingat kembali bapaknya.
Dia sadar bahwa di rumah bapaknya makanan banyak, semua kebutuhan tersedia, tanpa harus bekerja keras menjadi buruh ternak dan tinggal ditempat yang tidak layak. Dia sangat sadar bahwa kelakuannya sungguh tidak benar dan tidak bisa dimaafkan, dan akibatnya dia menderita hingga hampir mati kelaparan.
Dengan kesadaran yang penuh, anak muda ini memutuskan untuk kembali kepada Bapaknya dirumah walaupun dalam keadaan sekarat tanpa memiliki apa-apa dalam hiduonya, dan rela siap untuk diberi sanksi oleh bapaknya atas kesalahan yang dibuatnya meninggalkan rumah dan Bapaknya sendiri.
Sangat mungkin perjuangan manusia terus bertumbuh, maju, berhasil dan sukses namun merasa sangat kelelahan dan merasa tidak sanggup menlanjutkan sendirian semua perjalanan hidup yang masih tersisa. Belum lagi, kalau kisahnya bukan keberhasilan tetapi kesulitan bahkan kegagalan atau kehancuran.
Tidak ada jalan lain ketika diri sendiri sudah merasa mentok, kekuatan sudah habis, waktu juga sudah menipis, sementara perjalanan hidup masih panjang. Pesannya adalah kembali kepada Tuhan, balik kepada Allah, pulang kerumah Sang Pemilik Hidup yang diyakini dan berserah kembali kepadanya. Hanya dengan cara itu, kedamaian akan dirasakan, surga akan menjadi jalan ujung kehidupan yang ada didalam rumah Sang Bapak sendiri.
Melalui kisah klasik diatas, paling tidak terdapat 4 alasan mengapa seseorang memutuskan untuk kembali kepada Bapaknya, Tuhan yang diyakini dan dipercayainya sebagai pengendali dan bahkan sumber dan alasan kehidupan yang dimilikinya, yaitu:
1. Merasa sudah sangat lelah dengan hidupnya
Fahami dan sadarilah dengan sungguh-sungguh bahwa ketika Anda lepas dari Bapakmu, Tuhanmu dan Allahmu, maka Anda merasa sendirian dalam hidup. Semua akan tergantung hanya kepada dirimu sendiri, karena seakan-akan dirimulah Tuhanmu sendiri. Dan itu artinya dirimu akan penuh dengan kelelahan.