Mahasiswa tidak bisa lagi hanya mengandalkan untuk cepat selesau studi lalu mendapatkan selembar ijazah dan gelar dan juga mendapatkan transkrip nilai saja. Tetapi harus berusaha mengambil kompetensi-kompetensi yang menjadi kebutuhan dari industry lapangana kerja yang akan dimasuki.
Saat ini, sesungguhnya setiap kampus memiliki kebebasan dan otonomi untuk membangun kompetensi basenya sesuai visi dan misi lembaganya. Karena hampir 70% mata kuliah yang disajikan dan dikelola merupakan arena dan kawasan otonomi perguruan tinggi masing-masing.
Kompetisi mutu dan kompetensi berada di arena seperti itu. Sehingga kalau perguruan tingginya tidak bermutu, itu karena kesalahan dari kampus itu sendiri yang tidak mampu kreatif dan inovatif dalam membaca dan memenuhi kebutuhan industri.
Seminar Nasional ini sangat komplit, karena pembicaranya dari Perguruan Tinggi, dan juga dari pelaku industri Pasar Modal langsung, yaitu PT Indo Premier Sekuritas dan TICMI, lembaga edukasi, trainning dan sertifikasi pasar Modal.
Menarik sekali sharing pengalaman dari TSM, oleh DR. Nurwanti Dewanto, Ketua Jurusan Manajemen TSM, yang sudah sangat jauh melangkah dengan mengintegrasikan kurikulum dari beberapa konsentrasi, yaitu Keuangan, MSDM dan Pemasaran. Saat ini STIE Trisakti ini telah bekerja sama dengan TICMI sehingga mata kuliah PUPM dan Portofoli Investasi, mahasiswanya selain bisa lulus mata kuliah tersebut, tetapi mendapatkan Sertifikasi Kompetensi dibidang Pasar Modal.
Demikian juga dengan Manajemen Resiko, mahasiswa dapat mendapat sertifikasi kompetensi dibidang RSA dan CRP. Sehingga dengan biaya yang relatif sangat murah mereka memiliki bekal yang sangat bagus untuk bekerja dalam industri Pasar Modal. Hal yang sama dengan konsentrasi pemasaran, mahasiswa mendapatkan sertifikasi kompetensi dibidang marketing.
Ini sebuah tantangan yang sangat menarik untuk dijadikan acuan oleh banyak perguruan tinggi. Terutama untuk membangun jaringan dan kerjasam dengan Lembaga Standar Profesi dan Badan Sertifikasi Nasional sebagai jaminan kualifiksi kompetensi yang diberikan kepada mahasiswa.
Kesempurnaan seminar nasional ini menjadi sangat lengkap karena TICMI memaparkan berbagai program pendidikan, latihan serta sertfiikasi yang sudah dikerjakan bersama dengan puluhan bahkan ratusan perguruan tinggi di Indonesia. Ini pekerjaan besar, seperti yang disampaikan oleh Poppy Kutra, Kepala Program TCIMI yang terus meningkatkan gerakan kerjasama dengan semua Pwerguruan Tinggi dalam bentuk TOT. Dengan program ini, maka alumni dari TOT Ticmi ini telah menembus angka 1000an orang, dan dosen yang sudah di TOTkan menembus angka 400an orang.Â
Kedepan akan menjadi barometer untuk memproduksi sebanyak-banyaknya tenaga profesional di bidang Pasar Modal. Dengan harapan besar agar Pasar Modal Indonesia menjadi tuan rumah bagi masyarakat Indonesia sendiri.
V. Era Disrupsi
Merespons semua dinamika dalam menjalani industri 4.0, tidak ada lagi sebuah formulasi baku bagi setiap perguruan tinggi untuk mengejar kemajuan yang sedang ditawarkan. Karena formulasi yang lama sudah tidak bisa lagi menjawab perubahan yang ada.