Merekrut karyawan mungkin tidak terlalu sulit, tetapi memelihara dan menjaga karyawan agar tidak keluar dari perusahaan akan jauh lebih sulit lagi. Apalagi kalau yang keluar itu adalah karyawan yang terbaik yang dimiliki oleh perusahaan. Â Dampaknya bagi perusahaan juga menjadi serius ketika yang minta mundur dari pekerjaannya itu adalah karyawan kunci yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan.
Isu  employee turn-over yang tinggi dalam suatu perusahaan menjadi momok yang sangat tidak diinginkan oleh sebuah organisasi, karena akan sangat mempengaruhi produktifitas dan kinerja perusahaan. Perputaran karyawan, atau keluar-masuknya karyawan menjadi indikasi yang tidak sehat bagi pengelolaan sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan.
Oleh karenannya, maka perhatian utama seorang Direktur atau Manajer HRD adalah bagaimana menjaga dan memelihara karyawan agar mereka tidak tergoda untuk keluar dari perusahaan. Ini menjadi sangat berat dan sulit, ketika lingkungan perusahaan begitu ketat persaingan yang ada. Setiap karyawan pasti memiliki akses informasi tentang peluang kerja yang lebih baik diluar sana.
Untuk itu, pimpinan suatu perusahaan harus mengembangkan sensitifitas yang tinggi terhadap keberadaan karyawan yang dimiliki. Terutama faktor-faktor yang mempengaruhi si karyawan agar betah dan tak mau tergoda keluar.
Guru Besar Manajemen Sumber Daya Manusia yang sangat terkenal, Prof Gary Dessler, dalam bukunya Human Resources Management (2017), mengingatkan semua para CEO perusahaan untuk mengembangkan "Comprehensive Approach to Retaining Employees", khususnya para karyawan-karyawan terbaiknya.
Sebuah pendekatan yang menyeluruh menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari lagi oleh sebuah perusahaan, kalau mau tetap eksist dan bisa bertahan bahkan mampu bersaing dengan perusahaan lainnnya.
Pendekatan komprehensif yang dimaksud tidak hanya lagi terbatas pada memberikan gaji yang besar kepada karyawan, tetapi juga aspek lainnya yang harus diperhadapkan kepada karyawannya, seperti tantangan-tantangan baru, kesempatan yang baru, mengembangkan inovasi, bahkan proses rekrutment karyawan yang bebrbasis Talent Management maupun yang lainnya.
Dessler mengatakan bahwa ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Managing Career dari karyawan di dalam perusahaan. Kepada setiap karyawan harus menegerti Career Path yang dimiliki selama berada dalam perusahaan itu.Â
Ketika seorang karyawan mulai bekerja pada posisi atau jabatan tertentu, harus melihat dan memahami arah dari perkembangan karir yang ada dalam perusahaan. Bahkan faham betul apabila dia bertahan dalam perusahaan sampai pensiun, dia tahu peluang tertinggi dan terakhir yang bisa diraihnya dalam perusahaan.
Gary Dessler mengusulkan ada  sejumlah tahapan yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempertahankan karyawannya agar tidak keluar dari pekerjaannya, dan bisa bertahan sampai pensiun. Langkah-langkah itu, ada 7 :
- Raise pay. Menyediakan kompensasi yang terus meningkat
- Hire SMART. Proses rekrutment sudah harus dimulai sejak awal tahap seleksi agar tidak salah memilih karyawan
- Discuss Careers. Libatkan karyawan untuk memahami karir yang bisa mereka dapatkan selama berada dalam perusahaan. Ini menjadi kunci kepedulian yang sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan.
- Provide Direction. Intinya adalah setiap karyawan tidak boleh merasa tidak tahu apalagi buta tentang apapun perkembangan pekerjaan yang sedang ditekuni. Karyawan membutuhkan keterbukaan informasi seputar perkerjaan mereka.
- Offer Flexibility. Hasil riset menunjukkan bahwa karyawan sangat sensitive terhadap "flexible work arrangements", dan "telecommuniting". Inilah kata kunci yang membuat karyawan betah dan tidak mau keluar dari pekerjaannya.
- Use High-Performance HR Practices. Karyawan sangat membutuhkan tantangan dalam kinerja yang akan dicapai oleh pekerjaannya. Ketika perusahaan memberikan target kinerja yang tinggi maka karyawan akan betah untuk melakukan dan memberikan yang terbaik. Sebaliknya ketika tantangan itu tidak ada, mereka cenderung akan mencari tantangan di luar perusahaan.
- Counteroffer. Ini salah satu langkah terakhir ketika semua langkah lain tidak berhasil, yaitu counteroffer dengan si karyawan. Perusahaan harus berani untuk membayar ataupun memberikan apa yang diharapkan oleh karyawan asalkan jangan keluar.
Ketujuh langkah diatas tentu tak mudah bagi perusahaan untuk melakukannya. Itu sebabnya Dessler mengusulkan sebagai sebuah pendekatan yang menyeluruh sebagai key approaches, sedemikian rupa sehingga semua masalah potensial yang mungkin muncul dari sisi karyawan bisa dikenali dan bisa diatasi dengan cepat sebelum mereka keluar dari pekerjaannya.