Sudah 6 hari setelah pesawat Lion Air JT 610 jatuh di kawasan perairan  Karawang Jawa Barat yang menghabiskan semua penunmpang sebanyak 189 Jiwa menjadi korban, petugas Basarnan terus bekerja siang dan malam untuk melakukan pencarian bangkai pesawat dan juga korban.
Kita patut mengangkat jempol bagi petugas bencana yang hasil kerja mereka luar biasa, untuk mengumpulkan semua puing-puing yang ada, bahkan mampu menemuka Kotak Hitam sebagai barang sangat berharga untuk mengungkapkan penyebab kecelakan yang sangat mengerikan ini.
Apapun penyebab dari jatuhnya pesawat ini, tidak akan mampu mengembalikan nyawa dari 189 orang penumpang. Mereka telah tewas semua, dan satupun tidak ada yang hidup yang bisa diharapkan bisa memberikan sedikit kisah dan cerita apa yang dialami. Kisahnya tetap akan tersimpan sebagai misteri kehidupan bagi sejarah kecelakaan pesawat terbang.
Walaupun banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran banyak orang, atau paling tidak saya sendiri, ada satu tanya besar yang menjadi menarik bagi untuk direnungkan, direfleksikan dan dijadikan pedoman menapaki kehidupan selanjutnya, bagi yang masih hidup.
Tak terbayangkan kemanusiaan saya bagaimana kisah ini yang hanya dalam waktu 13 menit setelah take-off dari Bandara Sutta, 189 jiwa melayang, didalamnya ada 1 anak kecil dan 2 orang bayi, 6 orang crew pesawat termasuk pilot dan co pilot, bahkan 20 orang tenaga ASN dari Kementrian Kaungan.
Pertanyaan misteriusnya adalah apakah kematian dari 189 orang penumpang Lion Air JT 610 ini menjadi kehendak Sanga Khalik, Pemilik Kehidupan?. Mengapa Sang Khalik tidak menyisahkan satu atau dua orang penumpang untuk hidup dan menjadi saksi tentang kejadian itu agar tidak terulang kedepan? Bagaimana Sang Pemilik Kehidupan memberikan pengertian kepada orang-orang yang terpaksa menjadi janda atau duda, menjadi yatim dan/atau piatu karena suami atau istri, orangtua ayah dan/atau ibunya menjadi korban dalam 189 penumpang itu? Apa sesungguhnya menjadi rencana Tuhan bagi keluarga korban yang ditinggalkan oleh korban? Apa maksud Sang Illahi bagi dunia transportasi di Indonesia, dan bagi Lion khususnya?
3 Kisah, Tuhan Mengizinkan Kematian ?
Semua orang pasti meninggal atau mati. Karena itulah hekaket kehidupan, ada kelahiran ada juga kematian. Tidak ada orang yang lahir lalu tidak pernah mati. Orang yang lahir dan tidak pernah mati itu hanya ada didalam cerita dan kisah-kisah film saja. Artinya kematian itu merupakan keniscayaan bagi siapa saja yang hidup didunia yang fana ini.
Kematin menjadi misteri ketika kejadian kematian banyak terjadi dengan cara yang tidak normal. Seperti kejatuhan pesawat Lion Air JT 610 yang mematikan 189 orang sekaligus, seketika dalam waktu yang bersamaan. Menjadi misteri karena pada umumnya, penumpang yang meninggal itu relatif masih muda dan usia produktif di masing-masing kantor atau perusahaan tempat kerjanya, bahkan ada anak-anak dan bayi.
Kemanusiaan saya ikut bertanya mengapa harus mereka yang menjadi korban? Mengapa bukan yang lain saja?.
Pertanyaan ini terus mengganggu pikiran normal saya, ketika mulai muncul berbagai kisah dan cerita seputar korban dari pesawat ini. Paling tidak ada 3 buah kisah nyata yang menjadi dasar pertanyaan tentang misteri kematian 189 orang penumpang ini.