Ya'ahowu Nias Festival  2018, yang akan berlangsung  dan berpusat di wilayah Kabupaten Nias Selatan, sekaligus sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan kegiatan besar ini, menjadi menarik sekali bagi para wisatawan baik lokal dan terutama manca negara. Karena sesungguhnya, wilayah Nias Selatanlah yang merupakan pusat daya tarik wisata di kepulauan Nias ini. Disanalah pusat surving internasional dengan ombaknya yang sangat terkenal didunia karena setara dengan ombaknya di Australia dan Hawai. Juga di Nias Selatanlah pusat dari atraksi lompat batu, dan desa wisata yang sangat terkenal ada disana yaitu Desa Bukit Matahari, atau Bawomataluo.
Berdasarkan agenda YNF kali ini, akan sangat banyak acara yang dilaksanakan. Antara lain adalah atraksi Lompat Batu dengan 100 orang pelompoat batu  dan akan dilakukan secara besar-besaran dengan berbagai gaya yang akan memikat para wisatawan.
Atraksi tari perang yang dimiliki Nias sangat unik dan menarik untuk disaksikan. Tarian perang ini masih terpelihara dengan baik, bahkan pemain-pamain tariannya juga masih sangat asli didaerah Nias Selatan. Anda bisa membayangkan penampilan mereka dengan peralatan lengkap sperti tombak, pedang, baju perang, topi perang dan kostum yang sangat menantang.
Target 1 juta Wisatawan
Pemerintah daerah di kepualauan Nias benar-benar all-out, totalitas untuk mempersiapkan YNF ini agar bagus dan berhasil sekaligus sebagai referensi penyelenggaran pada tahun tahun kedepan. Di dukung habis oleh Kementrian Parawita RI, dan juga pemerintahan Provinsi Sumut.
Ada target yang mau diraih oleh pemerintah, tidak saja Nias tetapi juga pemerintahan pusat. Nampaknya 1 juta wisatawan ke Nias menuju 2024 bukan sesuatu yang muluk-muluk, tetapi lebih dari cukup untuk menantang potensi yang dimiliki oleh pemerintah daerah nias. Â Dan menjadi bagian dari target kunjungan wisata Nasional menuju tahun 2024 Â sebanyak 25 juta orang dengan nilai sekitar 25 miliar dollar USA.
Secara manajerial, sector parawisata menjadi pilihan utama para Kada di Pemda Kepulauan Nias, selain tidak membutuhkan infrastruktur yang berat dan mahal, namun Parawisata menjadi mudah untuk dikerjakan walaupun menuntut effort yang totalitas dari semua pemangku kepentingan.
Yupiter Gulo, 1 November 2018