Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Naik Pesawat "Dengarin Mbak Pramugarinya", Jangan Main-main dengan Safety

30 Oktober 2018   18:41 Diperbarui: 30 Oktober 2018   20:19 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air

 Pesawat  Lion Air JT 610 yang jatuh diperairan Jakarta pada Senin, 29 Oktober 2018, hanya dalam 13 menit setelah take off dari bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Jakarta telah menelan korban semua penumpang sebanyak 189 jiwa. Hingga sekarang belum ada tanda-tanda satupun dari penumpang itu yang hidup.

Siapapun yang mendengar dna menyaksikan persitiwa ini pasti sangat berduka dan bersedih karena hanya dalam waktu sangat singkat nyawa manusia melayang begitu saja. Kisah pilu dan sedihpun bermunculan dari keluarga-keluarga yang ditinggalkan oleh para almarhum-almarhumah.

Dan seperti biasa, bila tidak ada satupun dari penumpangnya yang hidup, maka dipastikan tidak ada yang tahu penyebab mengapa pesawat ini jatuh. Dan dia tetap menjadi sebuah kisah misteri yang akan dicatat, diingat dan menjadi peringatan bagi manusia yang masih hidup. Memang ada sebuah tim, KNKT, yang akan bekerja untuk memberikan penjelasan logis kepada publik penyebab jatuhnya lion air ini.

Sementara tim atau Komite KNKT bekerja mencari penyebab kecelakaan Lion Air ini, yang juga tidak akan menghidupkan 189 jiwa korban pesawat ini, pertanyaan mendasar yang paling utama harus dijawab dan direnungkan oleh public atau masyarakat Indonesia adalah "hikmat apa yang harus dipetik, diambil dan dirumuskan, serta dijadikan pedoman dalam menggunakan dan mengelola transportasi pesawat terbang ini?".

Penumpang Bertobatlah

Bagi saya hikmatnya sungguh sangat simpel nan sederhana, yaitu "penumpang harus bertobat!". Ya, bertobat dari kebiasaan buruk ketika menjadi penumpang pesawat terbang. Kebiasaan buruk yang mengabaikan semua aturan dan ketentuan yang ada didalam pesawat terbang. Demikian juga pengelola pesawat, segera bertobat, untuk menerapkan semua ketentuan yang ada dalam pesawat terbang.

Kalau perlu, penumpang yang tidak menaati peraturan dalam pesawat lebih baik disuruh keluar saja. Atau sebaliknya, penumpang harus menuntut petugas dalam pesawat yang tidak melaksanakan ketentuan yang berlaku. Jadi, sama-sama saling mengingatkan, mengontrol, dan menjaga keselamatan bersama.

Sejauh yang yang saya alami, amati dan cermati penumpang-penumpang Indonesia memang paling tidak mengikuti aturan ketika menjadi penumpang sebuah pesawat. Apalagi di era digital yang serba menggunakan smart phone, dan demam sosial media. Praktis semua larangan didalam pesawatpun dilanggar habis-habisan.

Pada tahun 2002, pengalaman saya suatu  ketika, dalam perjalanan dari Bandara Frankfurt di Jerman menuju London di Inggris, teman Indonesia yang bersama saya didalam pesawat yang sedang menelpon temannya di Indonesia ditegur oleh pramugari untuk tidak boleh menelpon atau menggunakan telpon dan diminta mematikan. Kemudian teman ini, lalu masuk ke dalam toilet pesawat dan meneruskan bertelpon-rianya disana. Dan si pramugari mengejarnya, menggedor-gedor pintu toilet, dan mengancam akan menurunkan sekarang juga. Barulah teman ini mematikan telpon komunikatornya dengan muka marah kepada si pramugari.

Saya tidak ragu, bahwa teman Indonesia ini menjadi cerminan publik penumpang pesawat di negeri ini, yang sama sekali tidak menghiraukan perturan dalam pesawat terbang. Apalagi kalau  pramugari/ranya tidak tegas. Malah dilawan, dimarahin dan dimaki bila perlu si pramugarinya. Sungguh perilaku yang sangat buruk yang sangat membahayakan keselamatan siapapun dalam pesawat itu.

Saatnya penumpang bertobat dan mengubah persepsi dan perilakunya tentang semua ketentuan dalam pesawat saat menjadi penumpang. Ikuti semua apa yang di atur ketika Anda sudah berada dalam kabin pesawat. 

Dengarin Pramugarinya

Sejak kemarin, sampai saat ini, dalam berbagai GWA (Groups W.A.) beredar informasi dan penjelasan tentang mengapa kita tidak boleh bertelpon dalam kabin pesawat, mengapa harus ditegakkan sandaran kursi, mengapa harus dibuka jendala saat take-off dan landing. Bacalah dengan baik, dan lakukanlah itu semua ketika berada dalam kabin pesawat.

Pasti udah sering naik pesawat kan yah ?

Tapi pasti kebanyakan orang belum tahu alasan kenapa waktu take off sama landing , pramugari selalu minta untuk tegakin sandaran kursi, tray-table-nya harus di tutup, penutup jendela harus dibuka, terus yang duduk di deretan pintu harus free dari semua tas dll?

Jadi, alasannya karena 90% kecelakaan pesawat terjadi saat take off dan landing.

90% kecelakaan pesawat terjadi di 8 menit setelah take-off dan 3 menit sebelum landing.

Sehingga disebut juga "Critical Eleven"

Dan disaat itu terjadi, penumpang cuma punya waktu "90-detik" buat keluar dari pesawat.

Kalo ga keluar, penumpang bisa mati karna berbagai hal, dari smoke-inhalation atau kekurangan oxygen, atau pesawat sinking in-case of ditching (water landing).

Satu emergency exit di cabin, didesain buat evacuate sekitar 65 orang dalam waktu 1.5 menit itu. Tegakin sandaran apalagi disaat panik, bisa habisin waktu 10 detik, dan disaat evacuation 1 detik itu udah masalah hidup dan mati.

Biasakan untuk menegur kalo penumpang didepan kita tidak menegakan sandaran kursinya, karena disaat ada emergency landing, yang bakalan kena dampak adalah orang yg duduk dibelakangnya.

Karna bakal trapped (terjebak) dan ga bisa keluar dari kursi....sedangkan penumpang di depan itu pasti akan lari keluar secepat mungkin supaya bisa selamat.

Bukan cuma itu, dalam penerbangan dimalam hari, lampu cabin juga pasti diredupkan? Alasannya sama, karna dalam waktu 90 detik semua penumpang harus keluar maka ga ada waktu yang boleh terbuang.

Disaat mata terbiasa melihat terang kemudian lampu mati, pasti butuh beberapa waktu supaya mata bisa adaptasi dengan pencahayaan yg gelap...maka dari itu lampu sengaja diredupkan supaya mata tidak perlu adaptasi lagi disaat ada emergency landing.

Kalo penutup jendela kabin mesti dibuka itu kenapa ?

Di training pilot dan pramugari ada kelas yang namanya "CRMC", jadi kelas tentang komunikasi.

Karena 70% lebih kecelakaan pesawat terjadi karna kurang komunikasi antara semua orang, yaitu antara pramugari, pilot maupun penumpang.

Dalam penerbangan kita harus gunakan semua info yang ada , termasuk dari penumpang.

Kaca dibuka supaya penumpang bisa lihat keadaan luar.

Contoh ada kebakaran di sayap, kapten ga bisa liat, pramugari ga lihat. mungkin malah penumpang yang liat dan bisa kasih info supaya bisa secepat mungkin evakuasi

Atau kalo di negara Eropa, kadang sayap pesawat beku karena ada es, penumpang bisa lihat dan kasih info supaya kapten tau dan kita bisa melakukan perbaikan sebelum terbang.

Jadi kesimpulannya, dengerin mbak pramugarinya, karena kalo ada accident, yang bakal kena akibatnya adalah penumpang itu sendiri.

Jadi jangan main-main dengan safety

Memang untuk merubah perilaku buruk tidaklah mudah seperti membalikkan tangan saja, tetapi bila kebiasaan buruk itu menyebabkan kecelakaan dan kematian bagi dirinya sendiri, apalagi juga kematian bagi orang lain, maka seseorang haruslah bertobat dan berubah menjadi berperilaku baik. 

Budaya sadar dan faham resiko menjadi sangat penting bagi kehidupan ini. Tidak saja ketika bepergian dengan naik pesawat terbang, tetapi didalam segala aspek kehidupan kita harus sadar resiko. Kesadaran resiko, atau manajemen resiko, akan menolong untuk mengurangi maupun terhindar dari resiko yang tidak diinginkan. Bukan saja hanya kematian yang dihindari, tetapi juga hal-hal lain seperti kecelakaan, terjatuh, terpeleset, dan sebagainya.

Sadar resiko merupakan indikasi kemajuan suatu bangsa dan seseorang. Semakin maju suatu negara atau masyarakat semakin tinggi kesadarannya akan resiko. Sebaliknya semakin terbelakang suatu negara atau masyarakatnya maka kesadaran manajemen resikonya sangat rendah dan korban sering sekali terjadi.

Yupiter Gulo, 30 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun