Sangat tidak mudah untuk mendaftarkan kinerja terbaik Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah setahun menjabat.Â
Dari 10 orang teman-teman yang saya tanyakan, pada umumnya tidak langsung menjawab, dan cenderung menarik nafas panjang. Dan memberikan pandangan mereka tentang Jakarta selama setahun dibawah Gubernur Anies.
Secara umum berpendapat bahwa Anies tidak membuat perubahan yang nyata dalam setahun, Â dan lebih banyak pekerjaannya meneruskan apa yang sudah dimulai oleh Gubernur sebelumnya, yaitu Ahok.
Ketika menyebut Ahok pada saat menjabat Gubernur, maka Anda sudah pasti tahu apa yang disampaikan, yaitu Ahok membawa perubahan yang signifikan dalam banyak hal tentang pembangunan DKI, tidak saja fisik tetapi juga non fisik, dengan berbagai inovasi program yang selalu menarik perhatian publik, karena kontroversial tetapi dibutuhkan oleh publik Jakarta.
Menilai dan mengevaluasi kinerja setahun Anies Baswedan sebagai Gubernur memang tidak mudah. Karena selalu dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Ahok sebagai Gubernur sebelumnya. Dan kesimpulan umumnya berkata bahwa Anies belum mampu menyamai kehabatan atau kinerja Ahok.Â
Tidak saja kebijakan dan keputusan strategis yang dibuat selalu kontroversial tetapi juga keberanian Ahok untuk "menentang arus" dan nyaris tanpa kompromi dalam perjuangannya menegakkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di DKI.
1. Jakarta Tanpa Demo
Dalam berbagai percakapan, kemudian saya mengatakan bahwa salah satu kehebatan dan katakanlah kinerjanya selama setahun menjadi Gubernur yang dibawa oleh Anies adalah kota Jakarta aman dan sepi dari demonstrasi.Â
Selama setahun tidak ada demonstrasi yang signifikan terhadap pemerintahan Anies Baswedan. Kalaupun ada sejumlah kegiatan demonstrasi, namun aksinya tidaklah berarti, bahkan sangat tidak mengganggu publik. Â Aksinya tidak besar-besarn, tidak membawa massa yang banyak, juga tidak mengganggu masyarakat. Bahkan saking tidak signifikannya demo tersebut, publik pun tidak tertarik untuk memperhatikannnya. Jakarta memang aman dari demonstrasi.
Tentu saja penilaian ini menjadi kontras dan sangat jauh berbeda ketika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saking seringnya demonstrasi itu dilakukan, maka publik melihat dan merasakan kegiatan dan aksi demo dimasa Ahok benar-benar menyita perhatian publik dan cenderung mengganggu kegiatan masyarakat, dan bahkan cenderung ada "perusakan" fasilitas umum yang ada di DKI.
Perbedaan yang sangat kontras ini tentu menjadi menarik untuk dilihat. Karena dapat difahami bahwa pendukung-pendukung Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI, katakanlah sebagai pemilihnya, tidak lagi melakukan demonstrasi karena tujuan politiknya tercapai.