Kekuatan Memberikan Persembahan atau Kolekte Sebagai Respons Manusia atas Anugerah dan Kasih Tuhan.
Bagi warga gereja di manapun akan bergereja atau mengikuti kebaktian, baik di kota besar maupun di pedalaman, baik di Indonesia, di kawasan Asia bahkan di seluruh gereja di dunia, pasti mambawa dan memberikan persembahan dalam kebaktian yang diikutinya.
Mengikuti kebaktian tanpa memberikan persembahan bagaikan langit tanpa bintang, seperti makanan tanpa garam. Terasa ada yang hilang dan seakan seluruh prosesi kebaktian yang diikutipun sepertinya tiada makna dan arti. Tanpa memberikan persembahan seakan pulang dengan kekosongan yang sangat dalam. Artinya hidup seakan tanpa makna dan arti.
Itu sebabnya, setiap anggota jemaat yang akan mengikuti sebuah kebaktian dipastikan akan mempersiapkan dan membawa sejumlah "uang" sebagai persembahan yang akan dikumpulkan ketika berlangsungnya kebaktian itu.
Persembahan yang diberikan tidak saja hanya pada kebaktian pada hari minggu, tetapi juga dalam hampir semua kebaktian yang akan dilakukan dan diikuti. Kecuali diatur khusus oleh para Majelis Gereja atau Para Panatua dan Sintua atau Tua-tua dan Diaken Gereja bahwa persembahan tidak dikumpulkan. Sangat jarang bahwa persembahan tidak dikumpulkan dibandingkan dengan kebaktian yang mengumpulkan persembahan itu.
Setiap anggota keluarga pasti memberikan persembahan, mulai dari anak-anak kecil hingga orang dewasa dan lansia sekalipun. Anak-anak kecil yang mengikuti ibadah pasti menunggu-nunggu saat memberikan persembahan, karena dia memiliki kesempatan untuk maju kedepan menyerahkan persembahannya, atau paling tidak memasukkan dalam kantong persembahan. Sesuatu pengalaman yang memiliki sensasi tersendiri bagi anak-anak yang pada umumnya diingat sampai tuanya.
Kekuatan Memberi Persembahan
Betul sekali pemahaman bahwa tanpa memberikan persembahan terasa ada yang hilang didalam jiwa ini, dan seakan-akan "merasa berdosa kepada Tuhan yang telah memberikan banyak berkat dalam hidupnya". Begitulah kedalaman dari makna sebuah kegiatan memberikan persembahan didalam gereja melalui sebuah kebaktian.
Bukan main-main apalagi menjadi mainan semata memberikan kolekte itu, tetapi memberikan persembahan memiliki makna yang sangat dalam dan  bagi kehidupan spiritual seseorang. Ini tentu bukan persoalan besar kecilnya jumlah persembahan yang diberikan, tetapi "makna mendasar" tentang persembahan itu.
Pemahaman ini menjelakan bahwa setiap orang sangat memahami dan manyadari bahwa hidupnya itu adalah anugerah dari Tuhan. Semua yang dimilikinya baik dirinya sendiri, keluarganya, pekerjaannya, harta bendanya, relasi sosialnya merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa.Â