Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hidup yang Tak Seimbang Menjadi Sumber Penyakit Kronis

7 Oktober 2018   14:20 Diperbarui: 7 Oktober 2018   19:18 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hidup Sehat
Hidup sehat tidak selalu dari pilihan makanan yang dikonsumsi setiap hari, muapun keteraturan jadual mengkonsumsi makanan dan minuman. Juga tidak karena hanya rajin berolah raga lalu seseorang dijamin sehat sentosa. Apalagi misalnya rajin beribadah, tidak menjamin akan menikmati hidup sehat.

Hampir semua orang menginginkan hidup yang sehat sepanjang hidupnya. Karena hidup sehat dianggap hidup yang penuh kebahgiaan. Orangpun terus berlomba setiap hari untuk menjadi sehat dalam hidupnya. Berbagai cara dan strategi diusahakan agar hidup sehat itu sungguh-sungguh dinikmati setiap saat.

Banyak yang berhasil tetapi lebih banyak yang menciptakan kisah pilu, sedih nan tragis. Ada orang sangat berhasil secara material ekonomi, memiliki dana yang berlimpah dan harta yang menumpuk tetapi hidupnya tidak sehat, merasa setiap hari menjadi paksaan saja. Ada juga orang yang sederhana, untuk tidak disebut berkekurangan secara material ekonomi tetapi hidupnya sehat selalu.

Beberapa tahun yang lalu seorang sahabat mengirimkan saya sebuah video Ade Ray, Binaraga Indonesia yang sangat terkenal. Ade Ray itu mengatakan untuk hidup sehat itu tidak harus menjadi seorang olahragawan seperti dia sebagai seorang Binaragawan, tetapi hidup sehat adalah "pola hidup, habits, setiap saat untuk melatih gerakan dalam melakukan apa saja". Layanilah diri Anda sendiri agar tubuh terus bergerak, dan hindari untuk dilayani orang lain.

Hidup itu Menjaga Keseimbangan
Dalam bukunya 7 and 8 Habits, Stphens R. Covey menyimpulkan bahwa hidup yang sehat, hidup yang efektif, hidup yang berhasil adalah yang mampu mengelola keseimbangan hidup dalam segala hal. Semakin tinggi keseimbangan yang dicapai maka hidup semakin sehat dan efektif. Sebaliknya, bila tidak seimbang maka hidup tidak sehat dan tidak efektif.

Dan menariknya adalah menjaga keseimbangan itu tidaklah mudah karena setiap aspek memiliki keunikannya sendiri. Misalnya keseimbangan antara kepentingan karier, kepentingan keluarga, pendidikan, persahabatan, hobby, spiritual keagamaan, dan sebagainya. Yang terjadi dalam praktek adalah ketidak seimbangan itu. Ketidakseimbangan inilah yang menjadi sebab mengapa manusia terus bertumbuh dan berkembang dalam menuju keseimbangan hidup.

Keseimbangan hidup itu bukan sebuah situasi yang menetap dan tidak berubah. Tetapi keseimbangan hidup itu adalah keseimbangan dinamis yang tidak boleh behenti. Ketika behenti maka hidup akan jatuh dan hancur. 

Perhatikanlah pemain akrobat yang naik sepeda diatas seutas tali. Dia mampu melewati tali itu karena kemampuannya menjaga keseimbangannya. Saking mahirnya menjaga keseimbangan, si akrobatik ini mampu berhenti ditengah-tengah tali dalam waktu beberapa menit dan tidak jatuh. 

Kemampuan menjaga keseimbangan diatas tali yang dibentangkan diantara dua gedung misalnya, atau diantara dua bukit/gunung, membutuhkan ketrampilan yang super tinggi.

Hidup yang berada dalam keseimbangan juga tidaklah mudah mencapainya. Dibutuhkan latihan yang tekun dan melakukannya setiap hari hingga mampu mencapai keseimbangan seperti seorang akrobat meniti seutas tali tanpa jatuh.

Emosi
Dalam satu minggu ini saya, melalui sejumlah GWA (group wa) saya menerima beberapa video menarik, yang judulnya adalah bagaimana hidup sehat setiap hari. Kisah dalam video ini memberi pesan yang sangat bagus, sederhana dan mudah dilakukan walaupun tidak semua orang mampu dan setia melakukannya.

Kuncinya ada di emosi setiap orang. Menarik bagi saya, karena dalam kisah itu emosi diposisikan sebagai perpaduan atau resultasi dari pikiran dan hati sesorang yang akan menampak dan terlihat dalam indikator emosi yang dimiliknya. Saya pikir ini benar, kalua dicoba difahami dengan sederhana bahwa emosi itu sesungguhnya merupakan setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu, serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap yang dialami oleh seseorang. 

Bisa dipahami juga bahwa emosi itu merujuk pada pikiran-pikiran yang khas dan khusus dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak dalam diri setiap orang.

Bisa dilihat bahwa emosi perpaduan pekerjaan antara pikiran dan hati seseorang. Ini menarik, karena ada kombinasi yang sering sekali tak imbang antara pikiran dan hati seseorang. Ketika pikirannya mendominasi, maka pekerjaan hati menjadi terabaikan. Dan demikian juga sebaliknya. Mengelola emosi berarti menyatukan pikiran dan hati untuk meresponi  sebuah kenyataan yang dihadapi.

Sejumlah literature psikologi mencatat bentuk-bentuk dari emosi akan berwujud dalam berbagai  hal:

  1. Amarah 
  2. Kesedihan
  3. Rasa takut
  4. Kenikmatan
  5. Cinta
  6. Terkejut
  7. Jengkel
  8. Malu

Penampakkan emosi seseorang sering diidentikan dalam kutub positif dan kutub emosi negatif. Emosi positif, misalnya bahagia, senang, ceria, damai, rasa syukur yang memperlihatkan kemampuan seseorang mengexpresikan sebuah evaluasi atau perasaan menguntungkan.

Sedangkan kutub yang satu yaitu emosi negative, misalnya sedih, menangis, marah, kecewa, benci, maupun yang lainnya, dan sebagai upaya seseorang memperlihatkan atau mengekspresikan sebuah evaluasi atau perasaan merugikan bagi dirinya sendiri.

Mengelola Emosi, Menyembuhkan Sumber Penyakit

Masih dari kisah dalam video yang saya terima, menjalaskan bahwa masalah emosi itu akan menjadi sumber dari banyak sekali penyakit yang dialami seseorang. Kalau emosi ini bisa dikelola maka banyak penyakit akan bisa diatasi tanpa harus pergi berobat ke dokter atau pergi ke rumah sakit.

Paling tidak ada 9 macam sumber penyakit karena ketidakmampuan mengelola emosi ini, yaitu:

  1. Marah selama 5 menit akan menyebabkan imunnya tubuh dan mengalami depresi selama 6 jam
  2. Dendam dan menyimpan kepahitan akan membuat imun tubuh menjadi mati. Ini akan menyebbakan banyak penyakit seperti stress, kolestrol, hipertensi, rematik, bahkan bisa stroke.
  3. Stress yang berlarut akan menyebabkan gangguan pada pencernaan
  4. Mudah khawatir, akan menyebabkan rentan terhadap pada nyeri punggung
  5. Mudah tersinggung, akan mudah terkena penyakit insomnia, gangguan sulit tidur
  6. Kebingungan atau gundah, akan menjadi penyebab rentan pada gangguan tulang belakang bagian bawah
  7. Ketakutan berlebih akan menyebabkan rentan penyakit ginjal
  8. Mudah berpikir negative menjadi penyebab penyakit dyspepsia atau sulit mencena
  9. Mudah emosi atau pemarah, sangat potensial menjadi sumber penyakit hepatitis

Kesembilan hal diatas merupakan bentuk yang dihadapi dan dijalani oleh setiap orang setiap hari bahkan setiap saat. Tidak saja ketika dia berada sendirian dirumah, tetapi juga ketika bersama dengan orang lain, berada ditempat kerja, bahkan ketika berada di perjalanan dengan kendaraan umum atau  kendaraan pribadi.  Kesembilan hal diatas harus mampu dikelola agar hidup tetap sehat.

Mudahkah mengelolanya? Tentu saja tidak, apalagi kalau baru memulainya, apalagi kalau Sembilan aspek sekaligus. Tetapi, bila diyakini hal ini adalah tips praktis untuk menjadi hidup seimbang dan sehat maka harus dilakukan dan dicoba dari hari ke hari. Tekad untuk hidup sehat dan seimbang akan menjadi modal untuk mampu melakukannya.

Hidup tidak dua kali tetapi hanya sekali dan seumur hidup. Hidup Anda adalah tanggungjawab sendiri. Miliki tekad untuk melakukannya agar bisa merasakan dan menikmati hidup sehat, hidup yang damai, dan hidup yang seimbang. Bila hal ini bisa dicapai, maka sangat mungkin orang lain di lingkungan Anda juga akan menikmati dampaknya. Karena hidup yang berarti adalah hidup yang membawa dampak yang baik bagi lingkungan dimana  berada. Dan itulah namanya menjadi berkat !

Yupiter Gulo, 6 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun