Kemerdekaan itu selalu berisi kisah dan cerita heroisme nan kepahlawanan yang menjadi tokoh kunci yang membebaskan dalam situasi genting antara hidup dan mati. Kata MERDEKA dan Kemerdekaan maknanya identik dengan perjuangan, pertarungan dan perebutan harga diri, moral kemanusiaan dan masa depan yang gemilang.
Tidak ada kisah kemerdekaan yang penuh dengan lemah gemulai, tidak ada perjuangan hidup atau mati yang penuh dengan ketawa ketiwi, tetapi penuh ketegangan, penuh pertumpahan darah, dan penuh pengorbanan dan kerelaan berkorban.Â
Itulah sesungguhnya makna kemerdekaan itu. Setiap upacara memperingati kemerdekaan, sesungguhnya yang diingat adalah heroisme dan kepahlawanan para tokoh yang sudah merelakan hidupnya untuk membebaskan bangsa dan negara dari penjajahan. Kisah dan cerita para pahlawan inilah yang terus dihidupkan dan dipelihara sepanjang perlajanan bangsa dan negara.
Itulah kisah nyata yang hampir semua orang di negeri ini saksikan melalui video yang viral luar biasa. Kisah seorang HERO- PAHLAWAN yang menyelamatkan sebuah "Acara Perayaan HUT Kemerdekaan RI 73" di daerah perbatasan dengan Negara Tentangga, Timor-Timur, sehingga walaupun tertunda 30 menit pengibaran bendera, namun bisa diselamatkan oleh seorang bocah berumur 14 tahun, secara spontan dan tanpa perintah dari siapapun, kendati dia sedang sakit perut dan sedang istirahat di tenda yang sudah tersedia.
Pahlawan ini bernama Johanis Andi Kalla, dipanggil Joni Kalla, siswa kelas VII SMP Negeri 1 di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur.
Tali Bendera Putus, Joni Memanjat Tiang Bendera dan Menyambungnya
Berdasarkan cerita yang bisa dibaca diharian PenataTomor, bermula pada saat pengibaran bendara merah putih terhenti karena tali benderaa putus sehingga setuasi menjadi tegang dan ada suara hiruk pikuk.Â
Si bocah Joni yang sedang tidur istirahat di tenda karena sedang sakit perut, sehingga keluar barisan upacara, secara spontan bangun dan keluar kemudian membuka sepatu lalu memanjat tiang bendera yang lumayan tinggi.
Seperti ada sesuatu yang menggerakkannya, walau masih tahan sakit perut, naik dan memanjat tanpa pengaman sama sekali, dan orang-orang semua melihat dengan terpaku seorang Joni terus naik naik. Kata Joni, ditengah sempat berhenti karena lelah dengan sakit perutnya, tetapi semangatnya menyuruhnya untuk terus naik dan naik. Hingga di puncak lalu menyambung tali yang putus, dan turun sehingga bendera sang saka merah putih bisa naik berkibar.
Tidak terlalu lama, hanya 30 menit tertunda proses menaikkan bendara, tetapi 30 menit yang sungguh menegangkan, antara hidup dan mati, terutama bagi bocah Joni yang tidak menggunakan pengamanan sama sekali.
Perjuangannnya tidak sia-sia. Dia menyelamatkan sebuah momen bersejarah bagi bangsa ini yaitu mengingat perjuangan heorisme dan perjuangan para pahlawan bangsa ini mengusir penjajah 73 tahunan yang lalu.Â