Apakah Anda pernah mencapai "bukit tertinggi" dalam hidup Anda? Harusnya Anda pernah mencapainya, bukit bahkan mungkin saja gunung tertinggi.Â
Sangat mungkin banyak orang tidak menyadari capaiannya itu. Sebab, sesungguhnya, setiap orang pasti pernah mencapai bukit tertinggi dalam perjalanan kehidupannya.Â
Yang membedakan antara satu orang dengan orang lain adalah "bentuk dan tingginya bukit" yang dicapai itu. Perbedaan lainnya adalah tingkat pemahaman capaian itu. Â Kesadaran dan pemahaman bahwa sebetulnya dia telah mencapai bukit tertingginya, bahkan bisa berkali-kali mencapainya.
Apabila Anda behenti sejenak. Lalu mulai merenungkan perjalanan hidup Anda hingga kini. Dan pertanyakan, apa saja capaian yang sudah dilewati selama ini.Â
Saat Anda betul jujur pada diri sendiri, saya pastikan, bahwa Anda akan kagum akan capaian yang sudah dilewati selama ini. Lihat ! ada banyak bukit yang sudah didaki dan dilewati. Bukitnya pun semakin tinggi dari waktu ke waktu. Dan ternyata, capaian Anda sungguh luar biasa.
Jangan menunggu orang lain mengagumi capaian bukit-bukit Anda. Andalah yang merayakan capaian itu. Dengan memberikan penghargaan pada diri Anda sendiri, dan mengakui bahwa Anda sesungguhnya hebat dan luar biasa.
Sebab, secara jujur pahami dan akui bahwa hidup itu akumulasi perjalanan yang sudah dilewati. Akumulasi bukit-bukit yang sudah dilalui, sehingga hidup Anda sesungguhnya sebuah gunung besar, dan besar hingga akhir perjalanan Anda.
Tujuan semu itu adalah mencapai dan mendaki bukit gunung yang besar. Sebab, gunung yang besar itu tidak ada, karena gunung yang besar itu sesungguhny, akumulasi dari bukit-bukit kecil yang di lewati sepanjang hidup.
Orang yang tidak menyadari capaiannya tidak pernah bersyukur sepanjang perjalanan hidupnya. Tetapi orang yang menyadarinya, akan terus merayakan capaian pada bukit-bukti kecil yang terus di capai setiap hari.
Hidup yang benar itu hidup yang dirayakan. Hidup yang dirayakan itu, wujud hidup bersyukur. Artinya sekecil apapun capaian bukitnya, harus dirayakan dan disyukuri. Sebab dengan demikian, maka hidup Anda akan menjadi rangkaian perjalanan perayaan kehidupan atas capaian-capaian bukit-bukit kehidupan itu.
Seorang tokoh besar dunia, bernama Nelson Mandela pernah mencapai bukit tertinggi dalam perjalanan kehidupannya. Apa yang dilakukan oleh Nelson Mandela dan bagaimana sikapnya?. Dan dia berkata:
"Setelah mendaki bukit yang tinggi, seseorang akan menemukan bahwa masih banyak lagi bukit yang harus didaki. Saya mengambil waktu untuk istirahat sejenak, untuk menikmati keindahan sekeliling saya, dan melihat kembali jejak perjalanan saya sebelumnya. Tetapi saya hanya dapat berhenti sejenak, karena kebebasan menuntut tanggung jawab, dan saya tidak berani berhenti, sebab perjalananku belum selesai"
Nelson Mandela mau mengingatkan dan menegaskan bahwa hidup ini betul-betul sebuah perjalanan yang harus dijalani. Perjalanan tidak boleh berhenti di suatu bukit capaian, tetapi harus terus berlanjut. Berhenti perlu, karena behenti itu saat untuk merayakan capaian agar perjalanan selanjutnya menjadi lebih bersemangat untuk mendaki bukit yang lebih tinggi dan besar.
Nelson Mandela juga mengingatkan perjalanan dari bukit ke bukit adalah sebuah tanggungjawab. Tanggung jawab untuk menyelesaikan perjalanan hingga ujung perjalanan dan ujung waktu yang tersedia bagi setiap orang.
Sebab, ketika perjalanan usai, maka tanggung jawab kehidupan sudah berakhir dan sudah selesai. Pertanggungjawaban kehidupanpun tuntas paripurna.
Setiap orang harus menyadarinya, karena sesungguhnya kehidupan ini adalah tanggungjawab yang harus dipertanggungjawabkan. Karena hidup yang tidak bertanggungjawab sama saja hidup yang tiada ujung dan akhir yang jelas.
Yupiter Gulo, 9 Agustus 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H