Ada ungkapan bijaksana mengatakan  "apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya". Ungkapan bijak ini bisa juga dirumuskan lebih sederhana dalam bahasa modern, yaitu  "Apa enaknya menjadi presiden direktur tetapi kehilangan anak-anak Anda atau pasangan Anda?"
Bila hal ini ditujukan kepada Anda, apakah kira-kira jawaban yang bisa Anda berikan?
Kalau saya, akan menjawabnya dengan sederhana saja, yaitu  "Tidak ada enaknya sama sekali".
Setiap orang memiliki dua hal ini yaitu pekerjaan dan nilai diri sendiri. Keduanya sangat berbeda tetapi menyatu dan banyak orang sering tidak mampu membedakannya dan karenanya juga salah dalam memilah dan mengelolanya. Yang jelas bahwa "pekerjaan dan nilai diri Anda merupakan dua hal berbeda". Fahami dengan baik bahwa nilai diri Anda berbeda dengan pekerjaan Anda. Jangan dicampur aduk, apalagi salah mengurutkannya.
Kita bisa membuat banyak alasan untuk terlalu banyak bekerja. Terkadang kita menyalahkan kewajiban kita mencari nafkah untuk keluarga. Di sisi lain kita bersikeras berpendirian bahwa karena begitu pentingnya pekerjaan kita, sehingga jika kita memperlambat kerja kita, maka dianggap lalai atau sembrono. Tetapi biasanya, ini soal bagaimana kita menempatkan nilai-nilai yang utama dalam hidup ini.Â
Kita mulai menghargai hal-hal yang salah. Lebih tepatnya, kita lebih menghargai banyaknya harta atau barang yang kita miliki di atas segalanya.
Mungkin Anda tumbuh dengan diberi cap bahwa Anda tidak berguna dan ketika Anda bekerja, Anda keluar dari tempat kerja Anda mencoba untuk membuktikan bahwa semua orang salah.
Dan di dalam benak Anda, Anda berkata pada diri sendiri, "Saya akan tunjukkan kepada mereka. Saya akan buktikan jika mereka salah." Dan karena alasan itulah, Anda bekerja keras dan lebih keras lagi, sekedar memberikan bukti bahwa Anda tidaklah seperti yang orang lain duga dan pikirkan sebagai orang yang gagal atau kurang berhasil.
Dan sebagai akibatnya, seberapapun kerasnya Anda bekerja, itu tidak akan pernah cukup buat Anda. Baru saja saat Anda mulai rileks, Anda mendengar suara yang menghantui kepala Anda kembali dan terus mengejarmu, "Ayo, terus kayuh pedalmu. Ada yang menyusul di belakangmu!"
Dan pada bagian inilah sesungguhnya seseorang menjadi terperangkap dan terpenjara dengan pikiran-pikiranya sendiri yang sesungguhnya hanya karena mind-set yang salah tentang nilai dirinya dan pekerjaannya. Memahami seakan hubungannya linier, garis lurus, yaitu ketika pekeerjaannya hebat dan berhasil maka nilai dirinya juga ikut meningkat. Benarklah ? Sesunggungnya, tidak !
Bagian inilah yang harus dikelola oleh seseorang. Yang mau ditegaskan adalah, Anda harus menyingkirkan suara itu. Mengapa? Sebab itu hanya memberi makan pikiran Anda dengan kebohongan. Pikiran Anda akan terus menipu Anda dan terjerumus dalam "penjara pikiran sendiri". Lihat, orang lain sebetulnya tidak pernah memikirkan diri Anda dengan pekerjaan Anda, tetapi Andalah yang menciptakannya.
Banyak kejadian bis disaksikan bahwa banyak orang di hari-hari terakhir hidup mereka. Dapat dilihat ketika menarik nafas terakhir mereka, kadang di rumah sakit, kadang di rumah, dan kadang di tempat kejadian. Di antara mereka semua, tidak pernah seorang pun berkata dengan sisa-sisa nafas terakhir mereka, "Seandainya saja saya punya lebih banyak waktu untuk bekerja."
Kini saatnya, ya sekarang saatnya dan bukan besok untuk mulai Anda berpikir menyesuaikan nilai-nilai Anda? Ingat dengan sunguh bahwa "Janganlah menjadi seekor tikus, yang senang melompat melenceng keluar dari jalur yang benar". Ya, ada banyak orang yang tidak setia pada jalur kehidupan yang benar yang sudah dipilihnya. Dan hanya karena terrus tergoda dengan kehidupan orang lain yang mungkin lebih baik, maka melompat kejalur lain. Akibatnya sangat menyakitkan.
Refleksikan, bagaimana selama ini Anda melihat bahwa terlalu banyak bekerja dapat memengaruhi keluarga Anda? ketika Anda berjuang dengan terlalu banyak pekerjaan dalam hidup Anda, apa penyebab utamanya? Dan dalam hal apa Anda terkadang menyamaratakan pekerjaan Anda dengan nilai Anda? Renungkan apa motivasi Anda dalam bekerja ?
Apakah kebanggaan diri, kekayaan, jabatan ataukah untuk pelayanan, menjadi saluran memberkati orang lain dan menjadi kesaksian untuk memuliakan nama Tuhan?
[Yupiter Gulo, Minggu, 22 Juli 2018]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H