Harus diakui bahwa tidak mudah untuk mempertahankan karyawan terbaik dalam sebuah perusahaan untuk tidak keluar atau pindah ke perusahaan yang lain. Hanya karyawan yang loyallah yang tidak mudah keluar dan pindah ke tempat lain.
Turn-over karyawan atau keluar masuk karyawan menjadi masalah serius dalam sebuah perusahaan yang sangat mengganggu pencapaian kinerja yang tinggi dan konsisten. Ini memperlihatkan adanya ketidakberesan dalam mengelola sumber daya manusianya. Â Apalagi kalau yang keluar masuk itu termasuk karyawan-karyawan terbaik, akan sangat merugikan perusahaan itu sendiri.
Sebab, proses merekrut dan menempatkan karyawan membutuhkan biaya dan waktu yang mahal. Oleh karenanya, mempertahankan karyawan agar tidak keluar-masuk dan tetap loyal bagi perusahaan menjadi area fokus perhatian serius bagi Direktur atau Manajer MSDM.
Salah faktor kunci mengapa karyawan cenderung tidak betah dan tentu tak loyal untuk bertahan bekerja dalam suatu perusahaan oleh karena tidak merasa puas dengan pekerjaannya. Kepuasan telah menjadi kata kunci untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh karyawan. Dipastikan bahwa hanya karyawan yang merasa puaslah yang akan bertahan dalam perusahaan dan tidak akan mau keluar meninggalkan perusahaan tempat kerjanya.
Oleh karenanya, maka tugas utama seorang Manajer HRD adalah mengelola kepuasan karyawan itu, baik untuk jangka pendek dan terutama untuk jangka panjang. Tidak hanya untuk satu atau dua orang tetapi seluruh karyawan yang ada didalamnya, mulai dari level terendah sampai level tertinggi. Artinya, mengelola kepuasan karyawan harus totalitas dan konsisten dari waktu ke waktu.
Pengertian Kepuasan: Â Hakikat Kebutuhan Manusia
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kepuasan itu merupakan kebutuhan hakiki dari setiap orang, apalagi seorang karyawan. Dalam kehidupan ini manusia memiliki kebutuhan yang mendasarinya untuk berperilaku ataupun untuk bekerja. Jika seorang manusia dalam pekerjaannya merasa kebutuhannya sudah terpenuhi, maka akan timbul kepuasan dalam dirinya.Â
Kepuasan kerja ini dapat memengaruhi perilaku kerja karyawan seperti rajin tidaknya, rasa malas, produktif atau tidaknya dalam bekerja, dan hal lainnya yang memiliki hubungan dengan beberapa jenis perilaku dalam organisasi.
Ahli Psikologi Manajemen dan Organisasi, Robbins dan Judge (2017) dalam buku teksnya berjudul "Organizational Behavior" merumuskan bahwa kepuasan kerja itu merupakan gambaran perasaan positif seseorang tentang pekerjaan yang dihasilkan dari penilaian karakteristiknya, jika seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan merasakan perasaan positif mengenai pekerjaannya.
Dengan kata lain, disana ada persepsi orang berupa perasaan dan sikap orang terhadap pekerjaannya mengenai berbagai aspek dari pekerjaannya. Jadi, kepuasan kerja merupakan sikap positif tenaga kerja terhadap pekerjaanya yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja.
Kategori Kepuasan Kerja Karyawan