Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Paradigma Usang Pemimpin yang Gagal, Segeralah Pindah ke Paradigma Baru

9 Juli 2018   23:44 Diperbarui: 12 Juli 2018   09:42 4123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil-hasil pemikiran para sejarawan dan bahkan para ilmuwan percaya bahwa dunia kita sedang mengalami transformasi. Lebih mendalam dan jauh jangkauannya daripada yang dialami sejak zaman modern dan Revolusi Industri lebih dari 500 tahun yang lalu. Pemimpin hari ini beroperasi di dunia di mana sedikit yang pasti, kecepatannya tanpa henti, dan segalanya lebih kompleks.

Paradigma Usang ke Paradigma Baru

Kenyataan dunia baru yang telah berubah sangat drastis dalam segala aspek, maka pemimpin harus meninggalkan paradigma usang, paradigma tradisional dan segera berpindah dalam wilayah paradigma modern yang lebih maju.

Transformasi ini membutuhkan transisi dari Paradigma Kepemimpinan Tradisional masuk kedalam Paradigma Kepemimpinan Baru nan Modern.  

Paradigma adalah pola pikir bersama yang mencerminkan secara fundamental pola berpikir seorang pemimpin tentang melihat dan memahami dunia ini. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa paradigma adalah cara memandang dunia ini dan dengan cara memandang demikian, akan menentukan sikap, langkah dan perilaku mengelola dunia ini.

Dalam ranah kepemimpinan, dikenal juga paradigma kepemimpinan yang usang dan sama sekali tidak efektif untuk mengelola organisasi, karena akan banyak menimbulkan permasalahan ketimbang kinerja yang baik.

Terdapat lima macam paradigma usang seorang pemipin yang tidak berkualitas dan akan menemui kegagalannya, yaitu (i). Stabilazer, (ii). Controller, (iii). Competitor, (iv). Diversity Avioder, dan (v). Hero. Sementara itu, ada juga lima aspek Kepemimpinan Paradigma Baru, yaitu (i). Change Manager, (ii). Facilitator, (iii). Collabolator, (iv). Diversity Promoter, dan (v). Humble.

Pertama, From Stabilizer to Change Manager

 Di masa lalu, banyak pemimpin berasumsi bahwa jika mampu melakukan hal-hal yang berjalan dengan baik terus menerus dan mantab maka organisasi akan sukses. Namun dunia sekarang ada di dalamnya gerakan perubahan yang konstan dan dijamin tidak ada lagi yang pasti. Jika seseorang pemimpin masih memiliki ilusi adanya stabilitas pada awal abad kedua puluh satu ini dipastikan organisasinya atau perusahaan yang dimpimpinnya sudah hancur dan gulung tikar.

Kejadian-kejadian maha dahsyat yang terjadi diberbagai belahan dunia beberapa tahun terakhir menjadi bukti konkrit tentang terjadinya gerakan perubahan yang memaksa seorang pemimpin untuk tidak lagi berpikir stabilitas. 

Sekadar contoh, Gempa dahsyat di Jepang pada tahun 2011 memicu gelombang tsunami besar-besaran dan merusak reaktor nuklir di pembangkit listrik Daiichi Fukushima dan menyebabkannya penutupan beberapa perusahaan, menciptakan gangguan rantai pasokan produsen di seluruh dunia. Setelah bencana tersebut, para manajer di Tokyo Electric Power Company (Tepco) dikritik karena gagal bertindak cepat mendinginkan reaktor di Fukushima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun