Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mau Pinter tetapi Tidak mau Belajar

28 April 2018   16:31 Diperbarui: 28 April 2018   17:40 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan dan hikmat merupakan kebutuhan dasar  seseorang agar mampu menata kelola kehidupannya menjadi lebih maju, berkembang, dan baik kearah yang jelas dan benar. Kekacauan perjalanan hidup seseorang sangat mungkin terjadi karena tidak memiliki pengetahuan yang dibutuhkan dan terlebih lagi tidak berhikmat dan tak memiliki hikmat itu sendiri.  Hidup menjadi tidak efisien dan efektif. Hidup menjadi tidak jelas arah yang dituju, dan tidak sumberdaya yang dimiliki tentu lebih banyak mubazirnya daripada bermanfaat.

Pengetahuan dan hikmat merupakan dua kata yang sangat akrab ditelinga siapapun, bahkan setiap orang sering menggunakan keduanya dalam berpikir dan berkomunikasi dan juga berperilaku. Tetapi, nampaknya, tidak semua orang memiliki pemahaman yang benar tentang pengetahuan dan hikmat, ya berpengatahuan dan berhikmat.

Yang jelas, keduanya sungguh sangat berbeda makna.
Yang jelas, keduanya berbeda cara mendapatkannya.
Yang jelas, keduanya Anda harus mencari dan membentuknya.
Yang jelas, keduanya Anda butuh dalam menata dan mengelola hidup Anda supaya tak berlalu dengan sia-sia.

Masalahnya adalah  banyak orang ingin memiliki pengetahuan yang banyak, luas, tinggi dan dalam. Tetapi, malas bahkan tidak mau belajar. Ya... mana mungkin Anda bisa memiliki pengetahuan. Ya... mana mungkin Anda bisa berpengetahuan.

Banyak orang ingin memiliki wisdom yang berbobot, bahkan kalau perlu menjadi seorang folsuf handal. Tetapi malas menjalani dan menata hidupnmya setiap hari. Tidak bersedia menerima masalah, kesulitan dan tantangan. Tidak mau merenungkan perjalanan hidup yang lalu, dan mencari hikmat darti setiap langkah yang lalu, agar kedepan langkahnya lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan kalaupun langkah yang lalu adalah keberhasilan, maka besoknya atau kedepannya harus lebih baik dan berhasil lagi.

Memang harus disadari bahwa hidup itu tidaklah semudah membalik tangan saja. Hidup yang dijalani memiliki prosesnya sendiri yang harus dilewati dan ditaati dengan seksama dan hati-hati. Seperti kutipan dari Anthony Douglas Williams diatas bahwa "pengetahuan hanya bisa didapatkan dari proses belajar". Betul, proses belajar dari sejak lahir hinggu menutup mata - meninggal dunia. Berpengetahuan harus dijalani sepanjang hayat hidup ini. Proses belajar tidak selalu harus dilakukan secara formal, tetapi bisa juga informal bahkan non-formal. 

Memperoleh pengetahuan menjadi syarat agar hidup menjadi bermanfaat. Seseorang yang tidak mau belajar untuk berpengatehuan sama saja dengan orang itu tidak mau hidup dengan benar dan baik adanya. Dan inilah yang paling banyak ditemui. Akibatnya jelas, kualitas suatu bangsa dan negara sangat tergantung dari kemauan masyarakatnya untuk terus belajar dan belajar, dari generasi ke generasi.

Bagaimana dengan hikmat itu sendiri ?. Anthony William benar adanya bahwa wisdom atau hikmat datangnya dari kehidupan. Wisdom "tidak diajarkan" tetapi dijalani, dirasakan, direnungkan, direfleksikan dan diaplikasikan. Bila seseorang mau terus belajar setiap saat dari setiap langkah dan setiap menit dalam hidupnya terhadap apa yang sudah dijalani, maka akan memperoleh hikmat itu. 

Semakin seseorang merefleksikan masa lalu untuk masa depan, maka wisdomnya akan semakin kuat, luas, tinggi dan dalam. Sebab, sesungguhnya, segala sesuatu itu diajarkan oleh kehidupan ini secara langsung, dan itulah yang disebut dengan hikmat, kearifan, dan pedoman kehidupan.

Secara teoretis, seharusnya, semakin banyak usia seseorang maka semakin bijaksanalah dia dalam mennjalani hidupnya. Semakin luas dan jauh perjalanan hidup seseorang maka semakin ariflah dia dalam mengelola hidupnya. Semakin banyak permasalaha, kesulitan, pergumulan, up and down hidupnya maka semakin bijaksana dan berhikmatlah dia dalam hidup ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun