Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Damai Sejahtera

22 April 2018   12:04 Diperbarui: 22 April 2018   12:24 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://osthirlife.com

Damai sejahtera itu merupakan misteri. Semakin dicari semakin tidak ditemukan. Orang berlomba-lomba mencarinya setiap hari disepanjang perjalanan kehidupannya, tetapi tetap juga tidak ditemukan. Bahkan dengan mengerahkan segala kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, bahkan pergi belajar khusus tentang hal ini, tetapi damai sejahtera itu tetap sulit ditemukan.

Ada beberapa orang yang katanya sudah menemukan damai sejahtera itu, dan merekapun rajin bersaksi dan bercerita kemana-mana bagaimana mereka menemukannya. Lalu, orang-orang yang mendengarkannya berusaha mengikuti nasihat sipenemu damai sejahtera itu, tetapi tetap saja sulit menemukannya. Ya, semakin dicari damai sejahtera semakin menjauh.

Dimanakah damai sejahtera itu berada supaya bisa langsung kesana dan mengambilnya agar hidup ini menjadi damai dan sejehtera ?

Pada umumnya orang-orang memahami bahwa damai sejahtera itu bisa dimiliki saat tersedia harta melimpah, atau mungkin saat memiliki jabatan maupun kedudukan yang tinggi didalam pekerjaan atau di kantor tempat bekerja, atau katakanlah ketika mencapai sebuah kesuksesan  dalam pekerjaan ataupun dalam berbagai arena kehidupan. Lalu, berusaha dengan maksimal mencapai itu semua agar memiliki damai dan sejahtera.

Ya, banyak orang memikirkan kalau banyak uang apa saja yang dimaui dan pergi kemana saja bisa memungkinkan karena uang tersedia, lalu akan mencapai damai sejahtera. Bahkan berusaha menghibur diri dengan makan minum yang enak dan ditempat-tempat yang indah yang ada didunia ini, dengan menghindari stress agar memperoleh damai sejahtera, dan hal-hal lainnya lagi.

Betulkah dengan cara berpikir demikian mendapatkan damai sejahtera itu ? Mungkin saja menemukannya. Hanya saja,  sangat mungkin "damai sejahtera" yang seperti itu, umurnya pendek, hanya seketika saja. Sehingga ketika kembali dalam keseharian hidup dalam pekerjaan maka mulai bertanya, koq saya tidak damai sejahtera lagi ya..?!

Yang dibutuhkan dan dicari adalah "damai sejahtera sejati", yang tidak berubah walaupun keadaan yang dihadapi berubah-ubah up and down, melimpah secara materi dan kedudukan maupun miskin secara materi dan sumberdaya, harusnya tetap memiliki damai sejahtera itu. Waow, kalau begitu apa sebetulnya damai sejahtera itu ?

Damai sejehtera itu hanya ada didalam pikiran dan hati manusia. Pikiranlah yang menetapkan apakah damai sejehtera itu dimiliki atau tidak dimiliki. Lalu, menyimpan dihati untuk menentukan semua arah sikap dan perilaku dalam mennjalani keseharian hidup. Sebab saat Anda memiliki damai sejahtera maka hal itu akan menampak dalam sikap hidup dan perilaku keseharian dalam segala situai. Bila mengatakan memiliki damai sejahtera tetapi perilakunya tidak menenjukkan damai sejehatera, itu sama saja bohong. Atau sebaliknya, berperilaku damai sejahtera tetapi sesungguhnya hati dan pikiran tidak damai sejahtera.

Jadi, damai sejahtera itu sesungguhnya "sebuah situasi -- suasana dalam pikiran seseorang yang menunjukkan bahwa hidup ini harus dilihat sebagai kesempatan dan syukur sebagai anugerah Sang Ilahi yang tidak bisa diberikan oleh dunia ini, tidak dapat digantikan oleh apapun juga"

Hal-hal lain, bisa memeperngaruhi suasana pikiran dan hati, tetapi itu bukan damai sejahtera. Uang bisa mempengaruhi suasana pikiran dan hati tetapi uang bukan damai sejahtera. Jabatan dan kedudukan juga bukan damai sejahtera walaupun bisa mempengaruhi pikiran dan hati Anda. Demikian kesuksesan yang dicapai bisa mempengaruhi suasan pikiran dan hati, tetapi kesuksesan tidak identic dengan damai sejahtera.

Dimakakah bisa ditemukan damai sejahtera itu ? Jawabannya sederhana saja, yaitu "pemberi sumber damai sejahtera". Siapa yang memberikan damai sejahtera sebagai sumbernya ? Jawabannya juga sederhana, yaitu "sipemilik kehidupan". Siapa pemilik kehidupan ? DIAlah yang menciptakan hidup manusia, yaitu Sang Ilahi, Tuhan dan Allah yang diterima sebagai keyakinan kekal dalam hidup.

Dengan demikian, memiliki sumber kehidupan sama saja dengan memiliki damai sejahtar sejati. Milikilah sumber hidup itu maka Anda tidak akan pernah berkekurangan dalam kehidupan. Bukan saja kekurangan kebutuhan hidup yang dimakan dan yang diminum, tetapi juga yang lain psikis, spiritual, sosial dan sebagaimana.

Kelihatannya mudah dan gampang ! Betul, tetapi melaksanakannya tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebab, bila Anda menghendaki memiliki hidup dan memiliki sumber hidup, maka yakinkan diri Anda bahwa Anda berada dalam lingkungan sumber hidup itu. Didalam lingkungan sumber hidup Anda akan hidup dan tidak pernah berkekurangan. Diluar sumber hidup, bukan saja Anda akan berkekurangan, tetapi sangat mungkin hidup Anda "binasa".

Persaoalannya adalah bagaimana cara tinggal tetap dalam lingkungan sumber kehidupan ?. Jawabannyapun sederhana, yaitu "peliharalah kesetiaan dan ketaatan Anda pada Sang Ilahi Sumber Kehidupan itu". Dengan cara terus menggali dan memahamai dan mengembangkan apa yang dikehendaki oleh Sang Khalik Kehidupan.

Setia kepada "titah Tuhan" didalam pemikiran, didalam hati, dalam bersikap dan bertutur, serta dalam perilaku sehari-hari menjadi sarana Anda memperoleh damai sejahtera itu. Dan demikian, sesungguhnyaa damai sejehtera itu bukan misteri, tetapi sungguh-sungguh kenyataan yang Anda butuhkan.

God Blessing You, now and forever !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun