Kemarin saya bertemu dengan sahabat yang baik dari Papua. Januari yang lalu dipindahkan bekerja di Jakarta setelah 16 tahun lebih  bekerja di tanah Papua. Kami bercerita tentang situasi di Papua, sebagai notalgia ketika saya pernah menjadi "dosen tamu" di Papua pada tahun 1986 yang lalu
Teman ini bercerita sangat antusiaa dan panjang lebag tentang bagaimana masyarakat Papua begitu mencintai Jokowi sebagai Presiden Negeri ini. Dalam sejarah panjang "penderitaan rakyat Papua" baru kali ini merasakan kehadiran seorang Presiden yang sungguh sangat memperhatikan "keterbelakangan" pembangunan di Papua. Mereka merasakan bahwa Jokowi begitu dekat dengan rakyatnya. Jarak Jakarta -Papua seakan-akan sepperti Jakarta - Bandung  saja.Â
Kapan saja dibutuhkan Jokowi bisa saja muncul seketika didepan mereka. Tidak hanya kehadiran fisiknya, tetapi kenyataan pembangunan infrastruktur yang "membelalakan mata", bagaikan mimpi disiang bolong. Nyaris mereka tidak percaya bahwa harga BBM sudah sama dengaan di Jawa. Mereka tidak percaya bahwa disana sudah ada jalan transpapua, mereka tak yakin bahwa perbatasan dengan PNG sudah menjadi arena wisata loka yang sangat indah, dan benar-benar seperti mimpi disiang bolong mereka punya "jembatan indah nan bagus sepanjang 1,8 km" dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak alasan yang diceritan oleh teman baik ini, satu alasan yang menyentuh saya. Yaitu, Yaitu, "masyarakat Papua bisa menyentuh tangan Presiden Jokowidodo". Sesuatu yang sangat imposible selama ini. Bisa bersalaman, bisa berhadap-hadapan, saling berbicara. Â Dalam tradisi masyarakat papua ini sangat mahal dan hebat. Artinya, Jokowi tidak ada jarak sama sekali dengan rakyat Papua. Mereka sangat merasakan bahwa Jokowi merasakan penderitaan mereka. Bahkan Jokowi sudah melakukan lebih banyak dari yang mereka pikirkan.Â
Menyentuh tangan Jokowi, menjadi bukti bahwa mereka memiliki Presiden yang betul-betul merasakan penderitaan mereka selama puluhan taon sejak Negeri ini merdeka. Sehingga, sangat bisa dimengerti ketika proyek infrastruktur jembatan, jalan, bandara, harga BBM dan lainnya direalisir oleh Jokowi, maka lengkaplah perasaan masyarakat Papua bahwa "keadilan sedang dihadirkan di tanah mereka". Sila keadilan sosial sungguh-sungguh nyata di bumi Papua.Â
Saya bertanya kepada teman baik saya ini. "Lha, kemana saja Presiden-presiden selama ini dengan Papua ?". Dia bilang, disitulah permasalahan kepemimpinan di Negeri ini. Mereka menjadi pemimpin, tetapi yang dipimpin tak pernah merasakan kehadiran mereka ditengah pergulatan hidup sehari hari. Jokowi datang dan langsung bekerja untuk rakyatnya bukan untuk para elit politik, petinggi partai dan para koruptor dan petualang-petualang bisnis.
Jokowi, sungguh luar biasa. Mau menunjuukkan bahwa Strategi itu menjadi penting dan sangat vital dalam membawa perubahan. Ini bukti bahwa keberhasilan pembangunan terletak pada pilihan Strategi dan Bagaimana mengawal pelaksanaan strateginya. Memperbaikinya ketika ada penyimpangan dan mendorong semua partisipasi masyarakat.
Semoga Strategi ini terus berlanjut !
Jokowi adalah Papua adalah Indonesia adalah NKRI !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H