Mohon tunggu...
Yuwono Setyo Widagdo
Yuwono Setyo Widagdo Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka overthinking kalo lewat jam 00.00

suka membaca,menulis dan menabung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reposisi Media dalam Terorisme Modern

24 Februari 2023   02:15 Diperbarui: 23 November 2024   02:11 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter atau tipe ancaman keamanan non-tradisional. Ada beberapa komponen pada ancaman keamanan non-tradisional yang terangkum salah 1nya pandemi/wabah.

Meski krisis kesehatan terus berlangsung, pola terorisme di Indonesia belum berhenti. Bagaimana kita memahami hal ini, dan apa yang membuat terorisme tetap hidup meskipun pandemi juga mengancam kelompok teroris?

               Aktualisasi media banyak menjadikan ruang tersendiri bagi terorisme gaya baru lahir sehingga membuat public tergiring oleh situasi dan kondisi politik .(Crenshaw,Martha.2007:"The Debat Over New vs Old Terrorism).

               Arus Digital saat ini tidak bisa dibendung oleh siapapun dan kapanpun sehingga Terorisme DALAM KATALIS  ekstremis dan radikalis MENIMBULKAN  kekerasan, perubahan dan kelompok kriminal terorganisir telah berhasil mengeksploitasi kerentanan di media sosial untuk memanipulasi orang dan menyebarkan teori konspirasi.

               Dalam berbagai perspektif bagaimana teknologi dapat menyediakan instrumen yang valid untuk memerangi disinformasi dan misinformasi online, dengan menyoroti kelebihan dan keterbatasannya.

               Harus ditekankan bahwa teknologi dapat mendukung tetapi tidak menggantikan kemampuan dan keterampilan manusia untuk mengevaluasi kebenaran informasi online. Selain itu, penggunaan teknologi yang efektif untuk mendeteksi dan menghilangkan prasangka disinformasi  terhadap orang/kelompok  yang menggunakan media sosial sehingga mereka dapat membuat keputusan sendiri tentang apa yang diverifikasi dan apa yang tidak. Hal ini kemudian dapat memberdayakan masyarakat untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan kebenaran dan keadilan. hal ini relatif patut diapresiasi mengingat dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kompleksitas masalah digitalisasi dan mendorong identifikasi pendekatan baru untuk mencegah dan memerangi penggunaan jahat media sosial oleh non-state actor yang terorganisir.

Yuwono Setyo Widagdo

Kader Muda Partai Golkar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun