Mohon tunggu...
Yuyun Suminah
Yuyun Suminah Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru, penulis, pendongeng dan reporter

Seseorang yang memiliki hobi menulis dan membaca, aktivitasnya selain sebagai seorang guru, pendongeng, reporter di Komunitas Remaja Smart with Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sang Guru Perantara LisanNya

26 Desember 2024   05:15 Diperbarui: 26 Desember 2024   05:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Guru TPQ dan DTA Alkutsar (Sumber dokumentasi pribadi)

Sang Guru Perantara LisanNya

Oleh: Yuyun Suninah

"Sesungguhnya Allah, malaikat-malaikatNya, sampai semut di sarangnya, dan ikan di lautan bershalawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia".(HR.  Imam Tirmidzi dan Thabrani)

Hadits di atas menunjukkan bahwa mengajarkan kebaikan kepada orang lain merupakan perbuatan mulia yang akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT dan para malaikat. Bahkan, setiap kebaikan yang dilakukan seseorang akan mengalir pahalanya kepada yang mengajarkannya.

Kabar gembira ini datang dari Allah bagi para  penyampai kebaikan tak hanya semut yang berada dalam sarang, ikan di lautan bahkan malaikat termasuk Allah Sang Pencipta akan bersolawat kepada orang tersebut. 

Maka tak berlebihan jika seorang guru pun pantas mendapat solawat tersebut karena ilmunya, karena kebaikan yang dibagikannya begitu bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.

 Bagaimana tidak, lewat perantara lisannya ilmu itu tersampaikan kepada anak didiknya, dari lisannya keluar kata motivasi, nasihat dan peringatan dan dari lisannya atas pertolonganNya akan membentuk karakter bermoral.

Dengan penuh kesadaran bahwa amanah seorang guru begitu mulia harus dimiliki oleh setiap guru dengan adanya kesadaran tersebut seorang guru akan dengan maksimal menjalankan amanahnya tersebut karena semua ilmuNya lewat perantara dirinya.

Kabar gembira pun datang tidak hanya dari Sang Pencipta saja dari pemerintah pun datang yaitu berupa "Kenaikan gaji guru". Namun respon di tengah masyarakat beragam, apalagi setelah ada penjelasan bahwa yang naik bukan gaji, melainkan tunjangan kesejahteraan yang diperoleh setelah lolos program sertifikasi guru. 

Seperti di kutip dari laman kompas bahwa presiden menyampaikan "tambahan kesejahteraan sebesar satu kali gaji untuk guru ASN dan hingga Rp 2 juta untuk tunjangan guru non-ASN atau honorer yang telah mengikuti sertifikasi/pendidikan profesi guru (PPG)".

Namun, oleh Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Utara, Provinsi Aceh, Qusthalani seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (29/11/2024). "Sebenarnya kenaikan gaji itu hanya Rp 500.000 untuk guru non-ASN. Karena sekarang gaji guru non-ASN yang lulus PPG sebesar Rp 1,5 juta. Tahun 2025 menjadi Rp 2 juta," ungkap Qusthalani.

Lantas mampukah kenaikan tunjangan tersebut memberikan kesejahteraan kepada guru? tentu tidak akan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Pasalnya, banyak kebutuhan pokok yang membutuhkan biaya yang besar yang harus ditanggung oleh setiap individu termasuk guru.

 Fakta banyaknya guru yang terjerat pinjol dan judol, juga banyak guru memiliki profesi yang lain demi mencukupi kebutuhan hidupnya.

Kenapa hal hal ini bisa terjadi? Karena tantangan hidup di zaman sekarang begitu besar selain  erat dengan sistem kehidupan yang diterapkan hari ini yaitu sistem kapitalisme sebuah sistem yang bisa melahirkan individu selalu dinilai dengan materi, akan pudar bahkan menghilang rasa takut akan dosa, malu dan tidak yakinnya bahwa kelak akan ada pertanggungjawab kelak di akhirat. 

Jika kita berbicara kesejahteraan guru tentunya berkaitan dengan kualitas pendidikan. Meskipun demikian kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak hal, tidak hanya kesejahteraan guru.

 Selain kesejahteraan guru, kualitas pendidikan diantaranya juga dipengaruhi oleh kurikulum pendidikan yang diterapkan negara, penyediaan infrastruktur pendidikan dan kualitas guru dan lainnya.

Sistem hari ini juga menjadikan negara tidak berperan sebagai pengurus (raa'in), dan hanya sebagai regulator dan fasilitator. 

Padahal dalam Islam negara dalam hal ini pemerintah sebagai pengurus semua rakyatnya termasuk guru. Hal ini sudsah Rasulullah tegaskan dalam hadis yang artinya: "Imam atau pemimpin adalah raa'in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR Bukhari). 

Islam sangat memperhatikan guru karena guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis mencetak generasi yang berkualitas dan akan membangun bangsa dan menjaga peradaban. Allah telah melebihkan kedudukan orang-orang yang berilmu, tentu juga para pemberi ilmu.

Maka dalam Islam semua sudah terkondisikan kesadaran individu tiap guru menjalankan amanahnya dengan maksimal karena balasannya yang diberikan Allah begitu besar. Dan kesadaran pemerintah pun dijalankan maksimal dengan memberika kesejahteraan bagi semua guru. Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun