Bahkan zionis laknatullah tersebut bisa tenggelam hanya dengan air ludah umat Islam jika umat Islam bersatu.Â
Do'a yang aku minta di Masjidmu ini ya Rasulullah dan membayangkan bertemu dengan muslimah Palestina. Namun sayang ragu di hati mengalahkan keyakinanku kepadaMu.
Padahal tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, jika hati ini yakin dan atas izin Allah bisa saja Allah pertemukanku dengan muslimah Palestina. Namun sayang hati ini terlalu terbawa oleh perasaan 'mustahil'.
Di sana jutaan umat Islam disatukan  dalam satu tempat. Dari berbagai negara, bahasa, ras, suku dan warna kulit.  Hilir mudik wajah yang berbeda-beda dari belahan dunia. Namun tak ada interaksi diantara kami. Hanya sebatas melintas, melihat, kadang saling mengucapkan salam.Â
Rasa rindu ingin bertemu dengan saudari muslimah Palestina  Allah menggantinya dengan mempertemukan dan berinteraksi dengan muslimah dari Tunia, yang masih memiliki wajah serupa dengan wajah  muslimah Palestina. Hidung mancung, cantik. Pertemuan itu terjadi di dalam masjid Nabawi.
Setelah aku selesai mengambil air zam-zam, suasana di dalam Masjid di waktu Dhuha memang leluasa. Aku saja merasakan nyaman, syahdu, menikmati dengan santai dibandingkan diwaktu jam solat, padat.
Muslimah tersebut cantik, bergamis  dan berkerudung putih, mukanya putih bersih, tinggi badannya, badannya berisi tapi tidak gendut juga. Menurutku sesuai dengan tinggi badannya.  menyapaku dengan bahasa yang tak aku fahami.
Meminta tolong difotokan, sambil menyodorkan ponselnya, bahagianya aku. Dan aku bilang  di dalam hati "ya Allah apa ini pengganti saudariku dari Palestina?".
Kami saling berkenalan, menyebutkan nama masing-masing dan asal negara. Aku yang payah bahasa arabnya. Hanya bisa bilang "ana min Indonesia". Ana Yuyun.Â
Dia pun menyebutkan namanya, sayangnya aku lupa. Hehe. Dia dari negara Tunia. Â mukanya masih terbayang di pelupuk mata dan hati sampai tulisan ini di buat.Â
Bahagianya dia ketika melihat hasil jepretanku bahkan aku melihat dan menyaksikan sendiri jarinya mengalihkan, menggeser dan mencari letak foto itu tersimpan. Kami berdua berdeketan dengan posisi berdiri. Saling bertatapan dan tersenyum sebagai tanda senangnya hati kami.